Analisis Biaya dan Pendapatan serta faktor- faktor produksi yang Berpengaruh terhadap Usahatani Ubi Kayu dan Nilai Tambah Chips Mocaf (Studi kasus di Desa Sukowilangun, Kalipare, Kabupaten Malang).

Hidayatullah, AchmadSyarief (2016) Analisis Biaya dan Pendapatan serta faktor- faktor produksi yang Berpengaruh terhadap Usahatani Ubi Kayu dan Nilai Tambah Chips Mocaf (Studi kasus di Desa Sukowilangun, Kalipare, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung (Ginting, 2002). Ubi kayu dapat digunakan sebagai bahan makanan, bahan pakan, bahan baku industri, dan komoditi ekspor. Menurut Hafsah (2003) sebagian besar produksi ubi kayu di Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (85-90 persen), sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk gaplek, chips, tepung tapioka, dan tepung mocaf. Ubi kayu dikonsumsi sebanyak 71,69 persen sebagai bahan pangan (langsung atau melalui proses pengolahan), 13,63 persen untuk keperluan industri non pangan, 2,00 persen untuk pakan, dan 12,66 persen terbuang (sisa di lahan pertanian). Chips mocaf merupakan produk mentah sebelum tepung ubi kayu (Manihot Esculenta Crantz) yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi. Chips mocaf ini memiliki kemampuan untuk menggantikan chips yang terbuat dari gandum. Chips ubi kayu yang telah dimodifikasi dan dikembangkan di Indonesia adalah chips cassava fermentasi (mocaf). Chips tersebut dapat dijadikan sebagai bahan mentah untuk dijadikan tepung mocaf yang nantinya dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan roti, mie dan produk–produk makanan lainnya yang membutuhkan bahan baku tepung. Di Desa Sukowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang merupakan suatu usaha yang menjadi pilihan bagi petani karena dianggap sebagai komoditas yang berpotensi dan cocok dengan kondisi alam yang ada. Namun petani masih belum efisien dalam penggunaan faktor-faktor produksi input seperti luas lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja yang berdampak pada tidak maksimumnya produktifitas Ubi Kayu dalam berusahatani. Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan impor pangan terutama terigu yang cenderung mengancam kedaulatan pangan nasional, adalah perlu dikembangkan diversifikasi pangan dengan mengutamakan lokalitas daerah seperti ubi kayu dan aneka ubi lainnya. Chips ubi kayu yang telah dimodifikasi dan dikembangkan di Indonesia adalah chips cassava fermentasi (mocaf). Karena itu, keberadaan chips mocaf sebagai alternatif dari chips terigu, akan bermanfaat bagi industri pengolahan makanan nasional. Jenis dan karakteristik yang hampir sama dengan chips terigu, namun dengan harga yang jauh lebih murah membuat chips mocaf menjadi pilihan yang sangat menarik. Berbagai jenis produk olahan tepung terigu yang bisa digantikan oleh tepung mocaf, juga membuat transisi pengguna kepada chip mocaf tidak sulit untuk dilakukan. Melihat fenomena diatas maka dirasa penting untuk meneliti “Analisis biaya dan pendapatan sreta faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani ubi kayu dan nilai tambah chips mocaf (Modified Cassava Flour)”. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani ubi kayu di Desa Sukowilangun Kecamatan Kalipare 8 ii Kabupaten Malang, (2) menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani ubi kayu di Desa Sukowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, (3) menganalisis nilai tambah dengan adanya usaha pengolahan ubi kayu menjadi chips. Analisis menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan kondisi umum hasil penelitian secara geografis dan karakteristik responden, serta metode analisis data kuantitatif dengan fungsi produksi Cobb Douglas dan Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang terdapat pada Home Industry Kelompok Tani Perempuan Singkong yang mengolah Ubi Kayu menjadi chips mocaf dengan menggunakan metode Hayami. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Biaya yang dikeluarkan petani ubi kayu setiap hektar dalam satu kali musim tanam di daerah penelitian terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya tetap usahatani ubi kayu sebesar Rp. 5.331.445/ha, sedangkan biaya variabel yg dikeluarkan adalah Rp. 15.933.336/ha. Total biaya yang dikeluarkan petani dalam melakukan usahatani ubi kayu per hektar saat musim tanam adalah sebesar Rp. 21.264.781. Pendapatan yang diperoleh petani untuk satu kali musim tanam adalah sebesar Rp. 27.551.066/ha, sehingga diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,3. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usahatani ubi kayu di daerah penelitian menguntungkan, karena rata-rata nilai RC ratio-nya lebih dari 1. 2. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh dalam kegiatan usahatani Ubi Kayu yaitu bibit dan luas lahan. 3. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi mocaf oleh Home Industry Kelompok tani Perempuan Singkong adalah Rp.1.829 kg dengan rasio nilai tambah sebesar 70%. Saran untuk penelitian ini adalah (1) Tingginya pendapatan yang diterima oleh kelompok home industry chips mocaf menjadi bahan pertimbangan bagi wanita tani di desa untuk ikut terlibat dalam aktivitas pengolahan chips mocaf pada kelompok perempuan singkong, (2) Petani atau perhutani dapat mempertimbangkan untuk pengembangan lahan yang tidak produktif untuk ditanami singkong, (3) Dinas Pertanian sebaiknya mensosialisasikan jenis ubi kayu yang cocok digunakan sebagai chips mocaf serta memberikan bantuan bibit awal di Desa Sukowilangun.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/54/051602700
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 06 Apr 2016 10:37
Last Modified: 19 Oct 2021 12:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131546
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item