Hubungan Antara Karakteristik Inovasi dengan Respon Petani Terhadap Introduksi dan Difusi Inovasi Agens Hayati (Kasus SL-PHT Padi di Sebuah Wilayah Etnik Madura)

Noviyanti (2016) Hubungan Antara Karakteristik Inovasi dengan Respon Petani Terhadap Introduksi dan Difusi Inovasi Agens Hayati (Kasus SL-PHT Padi di Sebuah Wilayah Etnik Madura). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kabupaten Sumenep memiliki angka konsumsi beras tertinggi diantara bahan pangan lainnya. Hal ini menjadi alasan pentingnya peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi padi dapat dilakukan di Desa Juluk Kecamatan Saronggi yang terdapat kelompok tani dengan karakteristik menerima inovasi. Alasan ini menjadikan Kelompok Tani “Sumber Hasil” di Desa Juluk menerima program SL-PHT. Pelaksanaan SL-PHT merupakan kegiatan introduksi inovasi agens hayati berupa PGPR kepada petani. Respon dari petani terhadap introduksi inovasi agens hayati merupakan salah satu hal yang menentukan keberlanjutan dari penggunaan agens hayati. Apabila respon petani tinggi maka pengembangan PGPR akan cepat dilakukan dan begitupula sebaliknya. Respon sendiri terbentuk dari 2 variabel utama yaitu pengetahuan dan sikap, serta dipengaruhi oleh karakteristik inovasi dan faktor internal petani. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan introduksi inovasi agens hayati di Desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. 2) Menganalisis respon petani terhadap inovasi agens hayati di Desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. 3) Menganalisis difusi inovasi agens hayati di Desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja karena Desa Juluk adalah salah satu desa yang mendapatkan program introduksi inovasi agens hayati padi di Kabupaten Sumenep yang terorganisasi dan termanajemen dengan baik dan salah satu desa yang memiliki produktivitas padi tinggi di Kabupaten Sumenep. Petani yang mengikuti kelompok tani menjadi sampel dalam penelitian ini, penentuan sampel untuk petani dilakukan dengan pendekatan probabilitas dan metode simple random sampling sebanyak 45 responden. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode wawancara terstruktur dan Focus Group Discussion (FGD). Data sekunder yang dikumpulkan adalah berupa foto untuk penunjang informasi di lapang yang semuanya dikumpulkan melalui proses dokumentasi. Data yang sudah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, skoring dengan menggunakan skala Likert, dan korelasi Rank-Spearman. Introduksi inovasi agens hayati dilaksanakan melalui penerapan PHT di Desa Juluk, Kecamatan Saronggi tepatnya pada kelompok tani Mega Jaya di lahan seluas 40,00 ha pada bulan Maret sampai Juli 2015. Kegiatan penerapan PHT terdiri dari 3 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan penerapan PHT perkembangan OPT di hamparan kegiatan dapat berkurang 85,34% utamanya Pyrikularia oryzae dan Xanthomonas oryzae 80,11%. Sehingga dapat terkendali 25,00 ha dari 40,00 ha sasaran program (60%). Intensitas serangan penyakit Pyrikularia oryzae (Blas) yang menjadi masalah utama dapat ditekan perkembangannya sebesar 85,34% dibandingkan di petak konvensional hamparan. Sehingga penerapan PHT dapat menyelamatkan kehilangan hasil 9,76%. Usahatani penerapan PHT lebih efisien dibandingkan konvensional dengan rasio pendapatan dan biaya atau R/C ratio mencapai 3,48. Hasil analisis menunjukkan bahwa respon petani terhadap PGPR yang digambarkan dengan pengetahuan dan sikap tergolong rendah dengan nilai pengetahuan 4,98 atau 49,78 dan sikap sebesar 8,42 atau 56,15%. Terjadinya respon petani yang demikian karena adanya hubungan antara faktor internal petani dan karakteristik inovasi dengan respon petani terhadap PGPR. Hubungan respon petani dengan faktor internal yaitu rata-rata luas lahan garapan berkisar antara 1-2 ha, sumber petani mengetahui adanya demplot di Desa Juluk berasal dari kontak tani atau ketua kelompok tani, hal yang mendorong petani untuk datang ke demplot atas kesadaran sendiri, tujuan petani mengunjungi demplot untuk melihat hasil percobaan, rata-rata petani memiliki pengalaman berusahatani diatas 20 tahun. Akses terhadap sumber informasi diantaranya yaitu dianggap paling penting ketua kelompok tani. Pertemuan kelompok di lahan merupakan cara tatap muka yang dianggap paling penting oleh petani. Media siaran atau cetak paling penting stasiun televisi. Jenis informasi yang paling penting mengenai cara penggunaan PGPR. Sedangkan hubungan antara karakteristik inovasi dengan respon petani terhadap PGPR yaitu semua variabel karakteristik inovasi berpengaruh nyata terhadap respon petani. Berikut ini nilai signifikansi keuntungan relatif, kompatibilitas, kerumitan, kemampuan diuji-coba dan kemampuan diamati secara berturut-turut 0.001, 0.007, 0.000, 0.002 dan 0.000. Semua petani di Desa Juluk memutuskan untuk meneruskan penggunaan PGPR setelah pelaksanaan introduksi inovasi agens hayati. Penggunaan PGPR masih pada perendaman benih dan persemaian saja. Tipe keputusan yang diambil petani yaitu keputusan inovasi kontingensi. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu adanya peningkatan partisipasi kolektif dalam dalam kelompok tani agar terjalin mitra yang baik antara penyuluh dengan ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani dan dapat meningkatkan pengetahuan petani.

English Abstract

Sumenep Regency has highest rice consumption among other food. It is reason importance of improving rice production. Improving rice production can be done in Juluk Village Saronggi District that Kelompok Tani to Characteristics of receive innovation. This reason made “Sumber Hasil” farmers group in Juluk Village receive SL-PHT Program. Implementation of SL-PHT program is activity innovation introduction of biological agents form PGPR. Response from farmers to innovation introduction of biological agents is one of determine continuity use of biological agents. In response, farmers are high then continuity of PGPR will soon performed and neither the opposite. The response itself is formed of two main variables, there are knowledge and attitude and affected by characteristics of innovation and farmer internal factors. This research aims to: 1) Describing implementation innovation introduction of biological agents in Juluk Village Saronggi District Sumenep Regency. 2) Analyzing farmer response to innovation of biological agents in Juluk Village Saronggi District Sumenep Regency. 3) Analyzing diffusion innovation of biological agents in Juluk Village Saronggi District Sumenep Regency. Location research selection purposively because Juluk Village is one of founding innovation introduction of biological agents program village in Sumenep Regency and one of village having rice productivity are high in Sumenep Regency. Farmers member of farmers group to be sampled in this research, determination of sample for farmers do with probability sampling and using simple random sampling methods by as much as 45 respondents. Research actvities carried out in April-May 2016. In this research, the data used is primary data and secondary data. Primary data was collected trough structured interview method and focus group discussion. Secondary data collected is picture to support information in the fields that they collected through process of documentation. The data have been obtained and analyzed by descriptive analysis, validity and reliability test, scoring use Likert scale and Rank-Spearman correlation. Innovation introduction of biological agents carried out through implementation of PHT program in Juluk Village, Saronggi district on “Mega Jaya” farmers group on land area of 40,00 ha in march-july 2015. Implementation of PHT consisting of 3 stage that is preparation, implementation and evaluation. By the application of PHT development of pest in a stretch can be reduced 85,34% primarily Pyrikularia oryzae and Xanthomonas oryzae 80,11%. So as to be unmanageble 25,00 ha of 40,00 ha on target of program (60%). Intensity attack of Pyrikularia oryzae who are the main problem can be suppressed progress of 85,34% than in conventional swath a stretch. So implementation of PHT can save lost production of 9,76%. The cultivation of PHT more efficient than ratio income and cost or R/C ratio reached 3,48. The analysis shows that farmers response to PGPR described with knowledge and attitude that is obtained knowlwdge farmers to PGPR of 4,98 or 49,78% belonging to medium category and attitude farmers to PGPR of 8,42 ar 56,15% also categorized medium category. This response farmers because of relationship between farmer internal factors and characteristics innovations to PGPR. Relations response farmers by a factor internally average area an arable ranged from 1-2 ha, source of farmers aware of Demplot in Juluk village from the chairman of farmers group, what motivated farmers come to Demplot own accord, the purpose of farmers visit Demplot to see productions of experiment,the average farmers have experience cultivation above 20 years. Access to informations source such as source of information considered the most important the chairman of farmers groups. A group meeting in land is the way face to face concidered the most important. Broadcast or print media most important televisions stations. The kind of information most important information on using PGPR. While the relationship between characteristics innovation with response farmers to PGPR that all variable of characteristics innovation had have real impact on response farmers value significance less than 0,05. The following value significance relative advantage, compatibility, complexity, trialability and observability consecutive are 0.001, 0.007, 0.000, 0.002 and 0.000. All farmers in Juluk village decided to continue use of PGPR after inplementation of introduction innovation of biological agents. The use PGPR still on immersion seeds and seedbed course. Type the decision farmers namely innovation contingency decision. Suggestions that can be given based on the research are increase collective participation in farmers groups to ensure a good partner between extension with head of the farmers group and member of farmers group and can improve farmers knowledge.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/528/051609215
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 21 Nov 2016 09:55
Last Modified: 19 Oct 2021 12:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131533
[thumbnail of BAB_1.pdf]
Preview
Text
BAB_1.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_3.pdf]
Preview
Text
BAB_3.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB_2.pdf]
Preview
Text
BAB_2.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_4.pdf]
Preview
Text
BAB_4.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_5.pdf]
Preview
Text
BAB_5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_6.pdf]
Preview
Text
BAB_6.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of BAB_7.pdf]
Preview
Text
BAB_7.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of COVER.pdf]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of JURNAL.pdf]
Preview
Text
JURNAL.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of RINGKASAN.pdf]
Preview
Text
RINGKASAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item