MTaufiqurrochman (2016) Pengaruh Variabilitas Lingkungan Terhadap Produktifitas Tuna (Thunnus Spp.) Yang Didaratkan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Kedonganan Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Samudera Hindia merupakan salah satu samudera yang memiliki sifat unik dengan karakteristik yang sangat kompleks. beberapa fenomena yang terjadi di Samudera Hindia antara lain adalah Indian Ocean Dipole, Upwelling dan Eddies. Keadaan inilah yang menyebabkan perairan Samudera Hindia memiliki potensi sumberdaya ikan tuna yang sangat melimpah. Wilayah perairan Samudera Hindia memiliki beberapa spesies tuna besar dan kecil antara lain ialah yellowfin tuna (Thunnus albacares), albakor (Thunnus alalunga), bluefin tuna (Thunnus maccoyii), big eye tuna (Thunnus obesus), cakalang (Katsuonus pelamis) dan tongkol (Euthynnus affinis) (IOTC, 2013). Pemerintah mengeluarkan peta potensi penangkapan ikan (ZPPI). Namun, peta tersebut bersifat general dan tidak spesifik terhadap spesies tertentu, akibatnya masyarakat nelayan serta pengguna peta ZPPI (Zona Potensial Penangkapan Ikan) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah memiliki tingkat akurasi yang yang cukup rendah terhadap spesies tuna yang spesifik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabilitas lingkungan perairan terhadap komposisi hasil tangkapan tuna yang didaratkan di pangkalan pendaratan ikan (PPI) Kedonganan Kab. Badung, Prov. Bali dengan lokasi penelitian perairan Samudera Hindia selatan Bali. Metode yang digunakan yaitu dengan pengamatan secara spasial dan temporal, adapun objek yang di amati yaitu ikan Tuna (Thunnus spp.). Sedangkan analisis data yang digunakan yaitu dengan korelasi. Hasil dari penelitian ini yaitu, tuna sirip kuning rata-rata tertangkap pada suhu 30,04 °C, klorofil 0,156 mg/m3 dan tinggi muka air laut 0,127 m. Cakalang sering tertangkap dengan rata-rata suhu 25,95 °C, klorofil 0,456 mg/m3 dan tinggi muka air laut -0,03 m. Sedangkan ikan tongkol rata-rata tertangkap pada suhu 30,16 °C, klorofil 0,128 mg/m3 dan tinggi muka air laut 0,059 m. Albakor rata-rata tertangkap pada suhu 25,95 °C, klorofil 0,456 mg/m3 dan tinggi muka air laut -0,03 m. Berdasarkan analisis korelasi, dapat disimpulkan bahwa tinggi muka air laut berpengaruh terhadap produksi tuna sirip kuning, suhu dan TPL berpengaruh terhadap produsi tongkol, sedangkan suhu dan klorofil berpengaruh terhadap produksi albakor dan cakalang. Dari hasil penelitian didapatkanl bahwa variabilitas lingkungan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jenis spesies tuna yang berbeda pula. Sehingga, diperlukan manajemen perikanan yang baik dalam pengelolaan sumberdaya ikan tuna berbasis lingkungan di Samudera Hindia selatan Bali.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/505/051608058 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 11 Oct 2016 09:28 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 12:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131510 |
Preview |
Text
ARTIKEL_SKRIPSI-M_TAUFIQURROCHMAN-125080200111057-PSP.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
SKRIPSI-M_TAUFIQURROCHMAN-125080200111057-PSP.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |