Ratnasari, Dwi (2016) Analisis Kerentanan Longsor Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dan Pengindraan Jauh Di Kabupaten Majalengka. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu daerah yang sangat potensial terjadinya bencana tanah longsor. Hal ini disebabkan topografi sebagian besar wilayahnya yang berbukit dan bergunung. Kabupaten Majalengka, jika dilihat dari aspek demografi, kabupaten tersebut merupakan kawasan padat penduduk dan pemukiman. Menurut Bappeda Provinsi Jawa Barat (2011) Luas Wilayah Kabupaten Majalengka adaah 1.204,24 Km2, atau sekitar 2,71 % dari total keseluruhan luas Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas kurang lebih 44.357,00 Km2. Penduduk pada umumnya bermukim di lereng perbukitan dengan kondisi struktur geologi yang komplek. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat sebaran kerentanan longsor serta menganalisis daerah rentan longsor di Kabupaten Majalengka dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pengindraan Jauh. Sehingga dapat diperkirakan terjadinya bahaya longsor dapat menimbulkan kerugian baik secara material maupun imaterial yang berkelanjutan. Lokasi penelitian terletak di Kab. Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Proses analisis spasial untuk Identifikasi sesar diperoleh dari analisis pengindraan jauh dengan menggunakan software ArcGis 9.3 bahan yang digunakan berupa landsat 8 dan di proses sehingga menghasilkan peta sesar Kabupaten Majalengka. Untuk menentukan faktor penyebab terjadinya bahaya longsor dengan menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) ILWIS 3.6 dengan metode fuzzy. Kabupaten Majalengka mempunyai lima kelas daerah rawan longsor berdasarkan hasil overlay dengan menggunakan Metode Fuzzy. Range nilai dalam metode fuzzy berkisar antara 0-1, artinya semakin tinggi nilai maka semakin tinggi kepekaan terhadap longsor. Enam Faktor utama yang digunakan dalam menganalisis tingkat kerentanan longsor yaitu, geologi, struktur geologi (sesar), jenis tanah, lereng, penggunaan laha, dan curah hujan. Hasil dari Overlay menggunakan metode Fuzzy diperoleh lima kelas kerentanan longsor. Kelas sangat rendah dengan luas 93.534 ha. kelas kerentanan rendah dengan luas wilayah 17. 300 ha, kelas kerentanan longsor sedang dengan luas wilayah 9.580 ha, kelas kerawana longsor tinggi dengan luas wilayah 11.317 ha. dan kelas kerentanan longsor sangat tinggi dengan luas wilayah 1.315 ha. Hasil analisi serta pengamatan di lapangan menunjukkan longsor di beberapa daerah Kabupaten majalengka dipengaruhi oleh adanya aktifitas struktur geologi (sesar) aktif.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/43/051602689 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 05 Apr 2016 13:00 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 06:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131429 |
Preview |
Text
Dwi_Ratnasari_115040207111011.pdf Download (10MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |