Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Nangka Muda Di Gudeg Wijilan Bu Lies Yogyakarta

Ningrum, DianPuspitaAyu (2016) Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Nangka Muda Di Gudeg Wijilan Bu Lies Yogyakarta. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia dikenal akan beragam suku dan budayanya, termasuk makanan khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya juga memiliki makanan khas tersendiri yang menjadi magnet khususnya bagi wisatawan. Salah satu makanan khas tersebut adalah Gudeg. Gudeg merupakan salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta yang berbahan baku utama nangka muda. Produsen gudeg di Yogyakarta banyak jumlahnya, baik produsen gudeg yang berskala kecil sampai produsen gudeg yang berskala besar. Produsen Gudeg yang berskala besar berada di sentra Gudeg Wijilan. Gudeg Wijilan Bu Lies merupakan salah satu produsen gudeg berskala besar. Perusahaan Gudeg Wijilan Bu Lies setiap harinya memerlukan rata-rata 100 kg nangka muda untuk proses produksi. Perusahaan Gudeg Wijilan Bu Lies dalam mendapatkan bahan baku nangka muda menggantungkan dari dua pemasok yang telah bekerja sama dengan perusahaan selama 15 tahun. Perusahaan melakukan pemesanan bahan baku nangka muda berdasarkan besarnya persediaan nangka muda tersisa di dalam gudang minimal, yaitu sebesar 90 kg tanpa memperhatikan titik pemesanan kembali dan waktu tunggu pemesanan bahan baku datang. Perusahaan Gudeg Wijilan Bu Lies selama ini melakukan pemesanan bahan baku dengan jumlah yang terlalu besar yaitu 200 kg setiap hari tanpa memikirkan jumlah pemesanan ekonomis. Pemesanan bahan baku buah nangka hanya berdasarkan besarnya persediaan buah nangka tersisa di dalam gudang tanpa memperhatikan titik pemesanan kembali dan waktu tunggu pemesanan bahan baku datang. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi sistem pengendalian persediaan nangka muda di Gudeg Wijilan Bu Lies, (2) menganalisis jumlah dan frekuensi pembelian nangka muda di Gudeg Wijilan Bu Lies, dan (3) menganalisis tingkat optimal persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali bahan baku nangka muda di Gudeg Wijilan Bu Lies. Berdasarkan hasil realita, Gudeg Wijilan Bu Lies memiliki sejumlah persediaan bahan baku untuk menunjang kontinyuitas produksinya. Pemesanan bahan baku buah nangka dilakukan sebanyak 7 kali dalam satu minggu. Jumlah bahan baku yang dipesan setiap harinya sekitar 200 kg nangka muda. Selain itu perusahaan hanya menetapkan persediaan minimum yang harus ada di gudang sebesar 90 kg. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga ketika terjadi kekurangan bahan baku nangka muda. Berdasarkan hasil penelitian analisis Metode Economic Order Quantity (EOQ), tingkat pemesanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mengoptimalkan persediaan nangka muda yaitu sebesar 320,87 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali dalam satu minggu. Persediaan pengaman (safety stock) sebesar 151,26 kg dan titik pemesanan kembali (reorder point) sebesar 170,15 kg. Hal ini berarti pada saat bahan baku nangka muda di gudang mencapai 170,15 kg maka pemesanan bahan baku harus dilakukan dengan jumlah maksimal sebesar 472,12 kg dan persediaan minimal sebesar 18,89 kg. Dengan adanya persediaan maksimal dan minimal maka dapat mengurangi risiko kekurangan maupun kelebihan persediaan bahan baku nangka muda. Hasil perhitungan EOQ didapatkan total biaya persediaan minimal yang seharusnya dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 187.961,82 per minggu, dibanding dengan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak menggunakan metode EOQ, biaya yang dikeluarkan lebih besar yaitu sebesar Rp 327.150,82 per minggu. Menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) didapatkan hasil penghematan biaya pengendalian persediaan bahan baku nangka muda tahun 2015 sebesar Rp 139.189 atau terjadi penghematan sebesar 42,55% dalam satu minggu. Dari hasil penelitian ini menunjukkan optimalisasi persediaan bahan baku nangka muda dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibanding dengan kebijakan perusahaan tanpa menggunakan metode EOQ. Dengan demikian penulis memberikan saran kepada perusahaan Gudeg Wijilan Bu Lies untuk menerapkan metode Economic Order Quantity yaitu pembelian bahan baku nangka muda dengan frekuensi 3 kali dalam satu minggu pada hari Selasa,Kamis dan Sabtu. Apabila Metode EOQ telah diterapkan dan persediaan bahan baku nangka muda tetap berlebihan, maka stock yang berlebih dapat diolah menjadi gudeg kaleng yang mempunyai masa simpan selama satu tahun untuk persediaan jika terjadi lonjakan permintaan gudeg.

English Abstract

Indonesia is known ethnically and culturally diverse, including regional specialties are diverse. Yogyakarta is one of the centers of culture also has its own distinctive food is the main attraction, especially for tourists. One of the specialties of Yogyakarta is Gudeg. Gudeg is one of the traditional foods of Yogyakarta is the main raw material of young jackfruit. Manufacturers gudeg in Yogyakarta numerous, both producers gudeg small scale to large scale producers gudeg. Large scale Gudeg producer located in The Center of Gudeg Wijilan. Gudeg Wijilan Bu Lies is one of the Gudeg producer with large scale. Gudeg Wijilan Bu Lies companies every day requires an average of 100 kg of young jackfruit to the production process. The companies in getting young jackfruit raw materials from two suppliers who have worked with the company for 15 years ago. Gudeg Wijilan Bu Lies companies make a reservation of raw materials based on the amount of young jackfruit young jackfruit remaining inventory in the cold storage at a minimum, amounting to 90 kg regardless of the reorder point and the waiting time ordering raw materials come. Gudeg Wijilan Bu Lies companies order raw materials by an amount too large which is 200 kg every day without thinking about the amount of economic order. Ordering raw materials jackfruit only by the amount of supplies jackfruit left in the warehouse regardless reorder point and the waiting time ordering raw materials come. Based on these problems, this study aims to (1) identify the inventory control system young jackfruit in Gudeg Wijilan Bu Lies, ( 2) to analyze the amount and frequency of purchase young jackfruit in Gudeg Wijilan Bu Lies, (3) analyzing the optimum level of safety stock and reorder point raw material young jackfruit in Gudeg Wijilan Bu Lies. Based on this reality, Gudeg Wijilan Bu Lies have a number of raw materials inventory to support the continuity of production. Ordering raw materials young jackfruit done as much as 7 times in one week. The amount of raw materials were booked every day about 200 kg young jackfruit. In addition the company only set the minimum inventory that must exist in the warehouse by 90 kg. This is done as a precaution when there is a shortage of raw materials young jackfruit. Based on the results of analysis method of Economic Order Quantity (EOQ), the level of economic order that must be done by the company in an effort to optimize jackfruit inventory is equal to 320,87 kg with frequency reservations 3 times in one week. Safety stock of 151.26 kg and reorder point amounted to 170.15 kg. This means that when the raw materials in the warehouse young jackfruit reached 170.15 kg of the raw material reservations must be made at the maximum of 472,12 kg and supplies a minimum of 18.89 kg. With the maximum and minimum inventory, it can reduce the risk of shortages or excess inventories of raw materials young jackfruit. EOQ method calculation results obtained minimum total inventory cost that should be issued by the company amounted to Rp 187,961.82 each week, compared with the policies implemented by companies that do not use EOQ method, the cost is greater in the amount of Rp 327,150.82 each week. Using Economic Order Quantity (EOQ) method showed the saving cost of raw material inventory control young jackfruit in 2015 amounted to Rp 139,189 or going savings of 42.55% in one week. From the this research result shows the optimization of raw material inventory jackfruit by using EOQ method is more efficient when compared with the companys policy is not to use EOQ method. Thus the author gives advice to Gudeg Wijilan Bu Lies companies to implement the Economic Order Quantity (EOQ) method. Purchase of young jackfruit raw materials should be done 3 times a week on Tuesdays, Thursdays and Saturdays. If the EOQ method has been applied by companies and the raw materials inventory young jackfruit remains excessive, then the excess stock that can be processed into “Gudeg Kaleng”. “Gudeg Kaleng” have a expired for a year, so that it can be used as a stock if there is an increase gudeg demand.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/332/ 051606649
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 03 Aug 2016 08:35
Last Modified: 03 Aug 2016 08:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131322
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item