Kusumawati, IkaAyu (2016) Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Kopi Robusta Pada Kelompok Tani “Tani Maju” Desa Srimulyo Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kopi menjadi salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang besar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi robusta terbesar di Provinsi Jawa Timur dengan luas areal sebesar 13.314 ha dan produktivitas sebesar 683 kg/ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014). Kecamatan Dampit menjadi salah satu wilayah yang menyumbang besar terhadap ketersediaan kopi robusta unggulan dengan special taste. Dalam upaya pengadaan kopi, tidak terlepas dari permasalahan yang menjadi hambatan ketersediaan kopi dengan kualitas baik. Permasalahan yang dihadapi petani meliputi keterbatasan modal usahatani, rendahnya kualitas/mutu kopi, penanganan pasca panen belum optimal, rendahnya daya saing kopi, harga kopi relatif rendah, ketidakstabilan harga yang diterima petani dari setiap lembaga pemasaran dan lemahnya kegiatan pemasaran kopi. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kondisi umum kelompok tani “Tani Maju” Desa Srimulyo, (2) mengidentifikasi kondisi rantai pasok (supply chain) kopi robusta pada kelompok tani “Tani Maju” Desa Srimulyo, dan (3) menganalisis efisiensi saluran pemasaran dalam rantai pasok (supply chain) kopi robusta pada kelompok tani “Tani Maju” Desa Srimulyo Kecamatan Dampit. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Responden petani ditentukan menggunakan teknik sampling jenuh (sensus). Sedangkan responden lembaga pemasaran ditentukan menggunakan teknik snowball sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Analisis rantai pasok pada kelompok tani “Tani Maju” menggunakan konsep aliran barang, aliran uang, dan aliran informasi. Sedangkan analisis efisiensi saluran pemasaran kopi robusta menggunakan konsep margin pemasaran dan farmer’s share. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) kelompok tani “Tani Maju” merupakan kelompok tani aktif dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang. Keseluruhan luas lahan budidaya kopi mencapai 31,45 ha dengan hasil produksi mencapai 27,95 ton kopi. Kegiatan kelompok tani meliputi kegiatan budidaya, penanganan pasca panen, pemasaran, dan pertemuan rutin, (2) pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok kopi robusta terdiri dari petani kopi (anggota kelompok tani “Tani Maju”), pengepul besar (CV. Anugerah Palawija, CV. Sumber Agung, dan CV. Murni), dan PT. Asal Jaya. Aktifitas yang dilakukan oleh anggota rantai pasok pada tingkat petani meliputi pengadaan kopi dan penjualan. Aktifitas pada tingkat pengepul besar meliputi kegiatan pengemasan, penyimpanan, dan pengiriman. Sedangkan aktifitas pada tingkat perusahaan eksportir meliputi kegiatan pengemasan, penyimpanan, pengiriman, sortasi dan grading. Aliran barang, uang dan informasi mengalir pada saluran I (petani – perusahaan eksportir - konsumen), saluran II (petani – pengepul besar - konsumen), saluran III (petani – pengepul besar - perusahaan eksportir - v konsumen). Aliran barang mengalir dari petani kopi dalam bentuk kopi bean. Selanjutnya, aliran uang mengalir ke petani secara lancar dengan sistem pembayaran tunai. Sedangkan aliran informasi yang mengalir meliputi informasi teknis budidaya, harga kopi, dan permintaan pasar, dan (3) berdasarkan perhitungan margin dan farmer’s share, dapat diketahui bahwa saluran I (petani – perusahaan eksportir - konsumen) dan saluran II (petani – pengepul besar – konsumen) merupakan saluran pemasaran yang efisien. Nilai margin dan farmer’s share secara berturut-turut yaitu Rp. 2.400,- per kg dan 90,77% serta Rp.1.333,00 per kg dan 94,50%. Saluran III memiliki nilai margin dan farmer’s share sebesar Rp.3.200,00 per kg dan 87,69% yang menunjukkan bahwa saluran tersebut tidak efisien. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran barang, uang dan informasi dalam rantai pasok kopi robusta mengalir pada saluran I (petani – perusahaan eksportir - konsumen), saluran II (petani – pengepul besar - konsumen), dan saluran III (petani – pengepul besar - perusahaan eksportir - konsumen). Saluran pemasaran yang paling efisien ditunjukkan pada saluran II (petani – pengepul besar – konsumen) dengan nilai margin sebesar Rp.1.333,00 per kg dan farmer’s share sebesar 94,50%. Saran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu hendaknya petani melakukan kegiatan sortasi dan grading ketika akan menjual ke PT. Asal Jaya, sehingga penjualan kopi dapat mencapai grade dan harga tinggi. Selain itu, petani juga disarankan untuk melakukan pencatatan biaya dan rincian kegiatan dalam berusahatani kopi robusta. Sehingga, dapat dilihat peningkatan atau penurunan produksi dan keuntungan yang didapat petani pada setiap musim panen. Penyuluh pertanian lapang disarankan untuk melakukan pelatihan teknis budidaya kopi khususnya penanganan organisme pengganggu tanaman dan kegiatan panen yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil panen kopi.
English Abstract
Coffee became one of the leading commodities in the plantation subsector in Indonesia. It has a large market opportunity, in both the domestic market and abroad. Malang District is one of the largest robusta coffee producing area in East Java with a total area of 13.314 ha and productivity of 683 kg/ha (Directorate General of Plantations, 2014). Dampit subdistrict became one of the coffee producing areas with large scale availability for robusta coffee with special taste. In an attempt to produce coffee, is inseparable from the problem that become barriers to availability of good quality coffee. The problem are limited of capital farming, low quality of coffee, postharvest handling are not optimal, low competitiveness of coffee, the coffee price are relatively low, an instability price received by the farmers from each marketing and the lack of marketing activities. Base on the existing problem, this research aims to (1) describe the general condition of “Tani Maju” farmers group Srimulyo Village, (2) identify the condition of supply chain robusta coffee in the “Tani Maju” farmers group Srimulyo Village, and (3) analyse the efficiency marketing channel of supply chain robusta coffee in the “Tani Maju” farmers group Srimulyo Village. The location research were purposive. Farmers as respondent determined by using technique of sensus sampling. While, the respondent of marketing institutions are determined by using the technique of snowball sampling. Descriptive analyse were used to analyse data. The concept of the flow of goods, flow of money, and flow of information were used to analyse the supply chain in the “Tani Maju” farmers group. While, the concept of marketing margin and farmer’s share used to analyse the efficiency marketing channel of robusta coffee. The results of research indicate that: (1) “Tani Maju” farmers group is an active with total membership of as many as 25 people. The land area of coffee cultivation reached 31,45 ha with the production reached 27,95 tons of coffee. Farmers group activities include the cultivation activities, post-harvest handling, marketing, and regular meetings, (2) the parties involved in supply chain robusta coffee consists of coffee farmers (farmers group members “Tani Maju”), wholesalers (CV. Anugerah Palawija, CV. Sumber Agung, and CV. Murni), and exporter company (PT. Asal Jaya). Activities conducted by coffee farmers were coffee production and marketing. Activities at the level of wholesaler were packaging, storage, and shipping. While activity at the level of exporting companies were packaging, storage, shipping, sorting and grading. The flow of goods, money and information flowing on channel I (farmers – exporter company - consumers), channel II (farmers – wholesaler - consumers), channel III (farmers – wholesaler - exporter company - consumers). The flow of goods flowing from coffee farmers in the form of a coffee bean. Furthermore, the flow of money into farmers by cash payment system. While, the flow of information that flows are cultivation of technical information, price of coffee, and market demand, and (3) based on the calculation of the margin and farmers share, it can be seen that the vii channel I (farmers - exporter company - consumers) and channel II (farmers - wholesaler - consumers) was an efficient marketing channel. Margin value and farmer’s share that is Rp. 2.400, - per kg and 90.77% and Rp.1.333,- per kg and 94.50%. Channels III has the margin value and farmer’s share as much as Rp.3.200,- per kg and 87.69%, which indicates that the channel is not efficient. Based on the result, it can be concluded that the flow of goods, money and information in supply chain of robusta coffee flows on the channel I (farmers – exporter company - consumers), channel II (farmers – wholesaler - consumers), and channel III (farmers – wholesaler - exporter company - consumers). The most efficient marketing channel shown on channel II (farmers – wholesaler - consumers) with margin value of Rp. 1.333,00 per kg and farmer’s share of 94,50%. Advice that can be given in this research are the farmers should do sorting and grading before sold to PT. Asal Jaya, so the coffee can reach grade and high prices. Besides, farmers are also advised to do the recording of costs and farming activities in robusta coffee. So, it can be seen to increase or decrease in production and benefit farmers at each harvest season. Agriculture extension officer suggested to do coffee cultivation technical training especially the handling of pest and disease, and harvest activity that affect the quantity and quality of the coffee harvest.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/203/ 051605243 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 08 Jun 2016 11:27 |
Last Modified: | 08 Jun 2016 11:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131181 |
Actions (login required)
View Item |