Pengaruh Biourin Sapi Dan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

Widyaswari, Erningtyas (2016) Pengaruh Biourin Sapi Dan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) ialah komoditas hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Produktivitas bawang merah nasional pada tahun 2011 berdasarkan data statistik adalah 9,54 ton ha-1, data tersebut menurun dari tahun 2010 dimana produksi nasional mencapai 9,57 ton ha-1. Bisa dikatakan bahwa produktivitas bawang merah nasional masih rendah, sedangkan kebutuhan bawang merah secara nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan laju pertambahan jumlah penduduk. Rendahnya produktivitas bawang merah di Indonesia disebabkan oleh menurunnya kesuburan tanah karena aplikasi pupuk anorganik terus menerus dan penggunaan pupuk organik yang jarang dilakukan. Salah satu upaya untuk mencapai hasil tanaman bawang merah yang optimal ialah melalui pemberian bahan organik. Pemanfaatan kotoran sapi dan urin sapi sebagai bahan organik yang digunakan dalam pemupukan tanaman bawang merah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Keberadaan hewan ternak yang banyak dimiliki oleh petani menghasilkan kotoran sapi dan urin sapi yang apabila dibiarkan saja akan dapat mencemari lingkungan karena bau yang ditimbulkan akan mengganggu kenyamanan, sehingga perlu adanya pemanfaatan kotoran sapi ini, salah satunya adalah dengan mengolah kotoran sapi dan urin sapi menjadi biourin sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara dosis biourin dan dosis pupuk anorganik terhadap tanaman bawang merah. Adapun hipotesis yang diajukan adalah pemberian biourin dan pupuk anorganik yang semakin tinggi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014, di Dusun Sekarputih, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata 1800-2000 mm/ tahun dengan suhu udara antara 18oC – 26oC, kelembaban udara antara 75 – 85 %, dan jenis tanah Andisol. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, timbangan analitik, drum plastik, knapsack sprayer, oven, gembor, penggaris, dan kamera. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bibit bawang merah kultivar Filipina, biourin sapi, pupuk ZA (21% N dan 24% S), pupuk SP-36 (36% P2O5), pupuk KCl (60% K2O), pestisida kimia. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor masing-masing 3 taraf yang diulang 3 kali. Faktor 1 yaitu B0 : tanpa biourin, B1 : Biourin sapi (1 liter urin+5 kg feses+30 liter air), B2 : Biourin sapi (1 liter urin+5 kg feses+15 liter air). Faktor 2 yaitu P0 : tanpa pupuk anorganik, P1 : 25% pupuk anorganik, P2 : 50% pupuk anorganik. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan hasil. Untuk variabel pengamatan non destruktif meliputi panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan per rumpun. Pengamatan destruktif meliputi jumlah daun, indeks luas daun, jumlah umbi per rumpun, bobot segar umbi per rumpun, bobot kering umbi oven per rumpun, bobot kering total tanaman oven, laju pertumbuhan tanaman dan laju asimilasi bersih yang iv dilaksanakan pada umur 14, 28, 42 dan 56 hst. Pengamatan panen meliputi jumlah umbi panen, bobot segar umbi panen, bobot kering matahari total tanaman, bobot umbi kering matahari, dan indeks panen yang dilakukan pada umur 61 hst. Untuk data yang didapatkan dari hasil pengamatan selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian biourin dengan pemberian pupuk anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Perlakuan biourin dengan dosis 1 liter urin + 5 kg feses + 15 liter air ha-1 dan perlakuan pupuk anorganik dengan dosis 50 kg N, 12,5 kg P2O5, 17,5 kg K2O menghasilkan jumlah umbi panen tanaman bawang merah yang meningkat sebesar 27,33% lebih banyak dibanding tanpa perlakuan dosis biourin dan dosis pupuk anorganik.

English Abstract

Shallot (Allium ascalonicum L.) is classified horticultural vegetables and spices. National productivity of shallot in 2011 according to statistics is 9.54 tons ha-1, the data is decreased from the year 2010 where the national production reached 9.57 tons per hectare. It could be said that the national productivity of shallot still low, while the needs of the national shallot continues to increase with the rate of population growth. The low productivity of shallot in Indonesia due to declining soil fertility because of the continuous application of inorganic fertilizers and the use of organic fertilizers which are rarely performed. One of the efforts to achieve optimum shallot crop is through the provision of organic matter. Utilization of cow dung and cow urine as organic materials used in the onion crop fertilization can improve soil physical and chemical properties so as to produce an economical fertilizer. The existence of farm animals owned by many farmers produce cow dung and cow urine which, if left alone will be able to pollute the environment because of the odor generated will interfere with, so need to using cow dung, one of which is by processing cow dung and cow urine into biourine cow. This research aims to study the interaction between applications doses of biourine and doses of inorganic fertilizers on shallot. The hypothesis put forward is the provision higher biourine and anorganic fertilizer will increase the growth and yield on shallot. The research was conducted in February 2014 to April 2014, in the hamlet Sekarputih, Pendem Village, District Junrejo, Batu City. It’s height is 700m above sea level. Average rainfall of 1800-2000 mm year-1 with temperatures between 18° C-26° C, humidity between 75-85%, and soil types Andisol. The tools used in this study is a hoe, analytical scales, plastic drums, knapsack sprayer, oven, yells, ruler and camera. Materials used in this study are the seeds of shallot cultivars Philippines, cow biourine, ZA fertilizer (21% N and 24% S), SP-36 (36% P2O5), KCl (60% K2O), and chemical pesticides. The method used was a randomized complete block design (RCBD) factorial with 2 factor of each the 3 taraf was repeated 3 times. Factor 1 is B0: Without biourine, B1: Biourine (1 liter of urine + 5 kg of faeces + 30 liters of water), B2: Biourine (1 liter of urine + 5 kg of faeces + 15 liters of water). Factor 2 is P0: Without anorganic fertilizers, P1: 25% anorganic fertilizers, P2: 50% anorganic fertilizer. Observations made include observations of growth and yield. For non-destructive observation variables include the length of the plant, number of leaves and number of tillers per plant. Observations destructive include the number of leaves, leaf area, leaf area index, number of tubers per plant, fresh weight of tuber per plant, dry weight tuber oven per plant, dry weight total crop oven, crop growth rate and net assimilation rate were performed at 14, 28, 42 and 56 days after planting. Harvest observations include the number of tubers harvested crop, harvest tuber fresh weight, dry weight of the total solar plants, sun dried tuber weight, and harvest index were carried out at the age of 61 dap. For data obtained from observations then vi analyzed using analysis of variance (F test) with level of 5%. If there is a significant difference, then followed by LSD test with a level of 5%. The result showed that interaction of biourine and anorganic fertilizer can increase the growth and yield of shallot. Biourine treatment with doses 1 liter urin + 5 kg feses + 15 liter air ha-1 and anorganic fertilizer with doses 50 kg N, 12,5 kg P2O5, 17,5 kg K2O can increase number of tubers per plant on shallot to 27,33% against which without biourine and without anorganic fertilizer.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/111/ 051604053
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 30 May 2016 13:37
Last Modified: 30 May 2016 13:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131080
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item