Upaya Efisiensi Pemanfaatan Lahan melalui Sistem Tanam Tumpangsari Sorgum dengan Kacang-kacangan di Lahan Kering

Dewi, TikaNoviana (2015) Upaya Efisiensi Pemanfaatan Lahan melalui Sistem Tanam Tumpangsari Sorgum dengan Kacang-kacangan di Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan pangan turut meningkat. Akan tetapi luas lahan basah saat ini semakin menurun akibat alih guna lahan, dan hal ini akan memberikan dampak yang kurang baik pada ketersediaan bahan pangan terutama beras. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan program diversifikasi pangan dan kegiatan ekstensifikasi pertanian yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan kering. Lahan kering di Indonesia masih sedikit yang digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian karena kendala tingkat ketersediaan air yang rendah pada saat musim kemarau dan tingginya tingkat erosi pada saat musim penghujan. Strategi yang dapat diterapkan dalam usahatani di lahan kering ialah efisiensi pemanfaatan air yang berada dalam kondisi terbatas melalui sistem penanaman tumpangsari. Melalui penanaman tumpangsari, tanaman sela akan berperan sebagai cover crop dan tanah akan tertutup vegetasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya evaporasi dan erosi. Selain itu, penanaman tumpangsari juga ditujukan untuk efisiensi pemanfaatan lahan. Tumpangsari adalah teknik penanaman dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan yang sama pada waktu yang sama atau berbeda, dan keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh pemilihan kombinasi tanaman yang akan bertumpangsari. Tanaman sorgum merupakan tanaman pangan yang cocok untuk ditumpangsarikan dengan tanaman leguminoseae. Tanaman sorgum dipilih sebagai tanaman pokok karena sorgum termasuk jenis tanaman serealia yang berpotensi sebagai sumber bahan pangan penghasil karbohidrat dan protein, bahan baku minuman, bahan baku tepung dan tahan terhadap kekeringan. Dipilihnya leguminoseae sebagai tanaman sela karena: (1) dapat berperan sebagai penambah unsur hara N kedalam tanah, dan (2) tanaman kacang-kacangan sebagai penghasil protein nabati yang bersifat murah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menentukan jenis tanaman sela yang cocok dalam sistem tumpangsari dengan tanaman sorgum. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Febuari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan berupa cangkul, tugal, gembor, gunting, kamera, timbangan, meteran, LAM (Leaf Area Meter) dan oven. Bahan yang digunakan ialah benih sorgum varietas Numbu, benih kacang tanah varietas Hypoma 2, benih kacang hijau varietas Kutilang, benih kacang kedelai varietas Argomulyo, benih kacang tunggak varietas KT 2, pupuk Urea (45% N), SP-36: (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menempatkan kombinasi tanaman sela dan tanaman pokok sebagai perlakuan dan terdiri dari 9 macam, yaitu : 1) monokultur tanaman sorgum (P1), 2) monokultur tanaman kacang tanah (P2), 3) monokultur tanaman kacang hijau (P3), 4) monokultur tanaman kacang tunggak (P4), 5) monokultur tanaman kacang kedelai (P5), 6) tumpangsari sorgum + kacang tanah (P6), 7) tumpangsari sorgum + kacang hijau (P7), 8) tumpangsari sorgum + kacang ii tunggak (P8), 9) tumpangsari sorgum + kacang kedelai (P9). Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap perlakuandan dilakuakan pada saat tanaman berumur 20 hst, 35 hst, 50 hst, 65 HST dan pada saat panen. Pengamatan meliputi komponen pertumbuhan dan hasil, analisis pertumbuhan tanaman, dan penghitungan nisbah kesetaraan lahan (NKL). Pengamatan komponen pertumbuhan pada tanaman pokok meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan bobot kering total tanaman, sedangkan pada tanaman sela meliputi: luas daun dan bobot kering total tanaman. Pengamatan komponen hasil pada tanaman pokok meliputi: bobot kering total tanaman, bobot malai per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 1000 biji dan hasil panen per hektar, sedangkan pada tanaman sela meliputi: bobot kering total tanaman, jumlah polong, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan hasil panen per hektar. Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman pada tanaman pokok maupun tanaman sela yaitu Indeks Panen (IP). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji F taraf α = 0,05 untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh nyata dari perlakuan, jika terdapat pengaruh nyata dari perlakuan maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan dengan menggunakan uji T taraf p=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tanaman pokok yaitu luas daun dan bobot kering total tanaman serta berpengaruh nyata pada seluruh komponen hasil. Bobot kering total tanaman pada saat panen yang dihasilkan oleh monokultur sorgum tidak berbeda nyata dengan perlakuan tumpangsari, akan tetapi jika dilihat dari perlakuan tumpangsari, sorgum + kacang tanah (P6) menghasilkan bobot kering total tanaman lebih rendah dibanding yang lain. Hasil yang sama ditunjukkan pada bobot malai per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 1000 biji dan hasil panen per hektar. Pada tanaman sela, tumpangsari berpengaruh nyata pada semua parameter pertumbuhan dan hasil. Pengubahan sistem tanam dari monokultur menjadi tumpangsari menyebabkan penurunan hasil pada luas daun tanaman kacang tanah dan kacang hijau, sedangkan pada tanaman kacang tunggak dan kacang kedelai tidak menunjukkan perbedaan luas daun pada saat sistem tanam monokultur diubah menjadi tumpangsari. Hasil yang sama ditunjukkan pada parameter jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman dan hasil panen per hektar. Dari penghitungan nisbah kesetaraan lahan (NKL) diperoleh hasil bahwa semua perlakuan tumpangsari menghasilkan nilai lebih dari 1 (>1). Hal ini menunjukkan tumpangsari sorgum dengan kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak maupun kacang kedelai layak untuk diterapkan. Namun demikian tumpangsari yang memberikan keuntungan tertinggi dapat dilihat dari nilai R/C, tumpangsari sorgum + kacang kedelai (P9) menghasilkan nilai yang lebih tinggi yaitu 1,79.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/966/051600363
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Indah Nurul Afifah
Date Deposited: 26 Feb 2016 09:55
Last Modified: 19 Oct 2021 03:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131019
[thumbnail of Lembar_Persetujuan,Pengesahan,_Pernyataan.pdf]
Preview
Text
Lembar_Persetujuan,Pengesahan,_Pernyataan.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of RIngkasan,Summary,Kata_Pengantar,Riwayat_Hidup,D.isi,D.Gambar,D.Tabel.pdf]
Preview
Text
RIngkasan,Summary,Kata_Pengantar,Riwayat_Hidup,D.isi,D.Gambar,D.Tabel.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Bab_1-5,Dapus,_Lampiran.pdf]
Preview
Text
Bab_1-5,Dapus,_Lampiran.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of COVER.pdf]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item