Analisis Rantai Nilai Bawang Merah (Allium cepa L.) (Studi Kasus di Kelurahan Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur).

Lailiya, Hidayatul (2015) Analisis Rantai Nilai Bawang Merah (Allium cepa L.) (Studi Kasus di Kelurahan Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Petani merupakan produsen yang menjadi titik awal terbentuknya bawang merah. Kesejahteraan petani dilihat dari keuntungan yang didapatkan dinilai masih rendah. Rendahnya pendapatan petani dikarenakan kurangnya distribusi informasi pemasaran, kurangnya penguasaan pasar dan penguasaan harga yang masih berada di tangan pedagang. Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan petani adalah model industrialisasi pertanian yang merubah sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian modern dengan cara memberikan nilai tambah produk yang akan meningkatkan pendapatan petani. Analisis rantai nilai merupakan sistem yang terdiri dari langkah-langkah yang saling terkait penting dalam mengubah bahan mentah menjadi produk jadi untuk konsumen akhir, dimana setiap langkah tersebut menambah nilai produk. hal ini berarti dalam memproduksi suatu produk, produsen harus mempertimbangkan produk akhir dan nilai khusus yang diinginkan oleh konsumen dari produk tersebut dan melakukan upaya untuk memberikan nilai tersebut. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukomoro, Kecamatan Sukomoro. Penentuan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden petani sebanyak 33 orang dan konsumen 30 orang dan metode snowball sampling untuk pedagang dengan jumlah 14 Orang. Metode analisis data yang digunakan pertama adalah pemetaan (mapping) rantai nilai yang terdiri dari pengidentifikasian pelaku (aktor) yang terlibat dalam rantai nilai, perhitungan analisis usahatani dan analisis majin pemasaran. Analisis kedua adalah mengukur produktivitas menggunakan wastage analysis. Analisis ketiga adalah analsisis kapasitas produksi dengan melihat waktu (Cycle time) kemudian membadingkan antara biaya per waktu, keuntungan, serta keuntungan per waktu. Analisis keempat adalah analisis Critical Success Factor’s (CSF’s) dengan melihat preferensi konsumen membeli bawang merah sebagai bahan pertimbangan petani dalam memproduksi bawang merah. Pelaku yang terlibat dalam rantai nilai bawang merah di Kelurahan Sukomoro adalah penyedia input, petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengirim luar daerahya dan pedagang pengecer. Penyedia input terdiri dari perseorangan atau lembaga yang menyediakan sarana produksi seperti peralatan pertanian dan input produksi kepada petani. Petani memiliki peran sebagai produsen yang melakukan proses budidaya. Pedagang melakukan fungsi pembelian, penjualan, sortasi, pengemasan, transportasi, bongkar-muat dan penyimpanan. Berdasarkan analisis usahatani yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa rata-rata kepemilikan lahan petani adalah 0,22 Ha. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam budidaya bawang merah adalah Rp 37.431.715/Ha. Jumlah produksi rata-rata petani bawang merah adalah Rp 8.826/Ha dengan harga jual Rp 11.439/Kg. Penerimaan total yang diperoleh petani adalah Rp 100.968.940-, per Ha. Pendapatan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 63.537.225/Ha. Saluran pemasaran bawang merah yang terbentuk di ii Kelurahan Sukomoro adalah (I) petani-pedagang pengecer-konsumen dengan marjin sebesar Rp 3000/Kg, (II) petani-pedagang pengumpul-pedagang besarpengecer- konsumen dengan marjin sebesar Rp 7.316/Kg, (III) petani-pedagang pengumpul-pedagang pengecer-konsumen dengan marjin sebesar Rp 5.625/Kg dan (IV) petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengirim luar daerah-konsumen dengan marjin Rp 6.250/Kg. Dengan demikian dapat diketahui bahwa saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran I karena memiliki nilai marjin paling sedikit dan saluran pemasaran paling pendek. Pengukuran produktivitas rantai nilai bawang merah dilakukan dengan melihat nilai yang tidak sampai di tangan konsumen (wastage analysis). Total nilai yang hilang pada bawang merah adalah 17,36%. Pada tingkat petani, nilai yang hilang sebanyak 7,38% yang berasal dari kesalahan pada proses budidaya, perlakuan panen dan pasca panen. Pada tingkat pedagang pengumpul nilai wastage adalah 3,33%, pedagang besar 1,66%, pedagang pengirim luar daerah 1,66% dan pedagang pengecer 3,33% yang berasal dari cacat fisik, ukuran tidak masuk kriteria dan kesalahan pengangkutan. Bawang merah dari tangan petani sampai ke tangan konsumen akhir membutuhkan waktu (Cycle time) ± 74 hari. Dalam jangka waktu tersebut, semua pelaku dalam rantai nilai untuk menghasilkan output harus mengorbankan input baik berupa waktu maupun biaya. Petani dalam waktu 65 hari mengeluarkan biaya sebanyak Rp 65/kg/hari dengan keuntungan Rp 111/Kg/hari. pedagang pengumpul dalam waktu 3 hari mengeluarkan biaya sebanyak Rp 4.295/Kg/hari dengan keuntungan Rp 513/Kg/hari. Pedagang besar dalam waktu 2 mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.700/Kg/hari dengan keuntungan Rp 600/Kg/hari. Pedagang pengirim luar daerah dalam 4 hari mengeluarkan biaya sebanyak Rp 4.298/Kg/hari dengan keuntungan Rp 912/Kg/hari. Pedagang pengecer dengan waktu 3 hari mengeluarkan biaya sebanyak Rp 5.466/Kg/hari dengan keuntungan Rp 433/Kg/hari. Berdasarkan hal tersebut, jika melihat dari sisi petani, memang biaya yang dikeluarkan oleh petani paling sedikit dibandingkan dengan pelaku rantai nilai lain, namun keuntungan yang didapat jika dihitung berdasarkan pengorbanan waktu, keuntungan petani paling sedikit dibandingkan dengan pelaku lain dalam rantai nilai. Pada analisis Critical Success Factor’s (CSF’s), berdasarkan analisis faktor yang telah dilakukan, atribut bawang merah yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli bawang merah adalah warna, ukuran, kekeringan, aroma, harga, perbaikan kuantitas dan perbaikan kualitas. Atribut bawang merah yang dipertimbangkan konsumen untuk membeli bawang merah adalah aroma, harga, perbaikan kuantitas dan perbaikan kualitas. Atribut yang lebih dilihat petani untuk memenuhi keinginan konsumen adalah warna, ukuran dan kekeringan. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara petani dan konsumen dan petani belum dapat memenuhi keinginan konsumen.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/964/051600361
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Indah Nurul Afifah
Date Deposited: 26 Feb 2016 09:01
Last Modified: 19 Oct 2021 03:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131017
[thumbnail of Skripsi_115040101111227_Hidayatul_Lailiya.pdf]
Preview
Text
Skripsi_115040101111227_Hidayatul_Lailiya.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item