Prasetyo, AgungDwi (2015) Fungsi Permintaan Impor Beras Di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak yang menduduki posisi kelima di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa. Hal ini berdampak pada tingginya kebutuhan pangan nasional khususnya pada kebutuhan beras karena beras merupakan bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Hal ini di perkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, yang menunjukan peningkatan konsumsi beras nasional dari tahun 2001 sebesar 32.283.326 ton per tahun sampai dengan tahun 2012 sebesar 39.265.422 ton per tahun. Tingkat konsumsi beras per kapita di Indonesia sangat tinggi karena setiap orang di Indonesia mengkonsumsi beras setiap tahunnya sebesar 139,5 kg. Tingkat konsumsi beras per kapita per tahun masyarakat Indonesia mengalami peningkatan per tahunnya sedangkan produksi yang dihasilkan belum dapat mencukupi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia, meskipun produksi dalam negeri cenderung mengalami peningkatan namun menurut (BPS, 2013) dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 selisih produksi dan konsumsi beras di Indonesia cenderung mengalami defisit, yang terparah terjadi pada tahun 2006 yaitu mengalami defisit sebesar 1.367.055 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor terbesar beras ke Indonesia datang dari negara Vietnam yaitu sebanyak 416 ribu ton dengan nilai US$ 233 juta. Beras asal Thailand yang masuk ke Indonesia sebanyak 222 ribu ton dengan nilai US$ 128 juta. Disusul beras dari India sebanyak 150 ribu ton dengan nilai US$ 70 juta. Beras dari Pakistan sebanyak 36 ribu ton dengan nilai US$ 14 juta dan beras dari China sebanyak 1.880 ribu ton dengan nilai US$ 7 juta (Kompas, 2012). Total impor beras yang dilakukan Indonesia selama tahun 2012 adalah 2,7 juta ton beras dengan nilai US$ 438 juta. Data yang di perlukan adalah data sekunder tahunan dalam bentuk data time series dari tahun 1999-2012. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi, yaitu: Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAOSTAT), dan instansi-instansi lain yang mendukung serta website yang berkaitan dengan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Data diolah dan di analisis menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan data runtut waktu (Time Series). Desain penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui permintaan impor beras di Indonesia melalui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor beras di Indonesia dengan menggunakan Error Correction Model (ECM) yang mana model ini digunakan untuk mengkoreksi persamaan regresi di antara variabel-variabel yang secara individual tidak stasioner agar kembali ke nilai equilibriumnya di jangka panjang, dengan syarat utama berupa keberadaan hubungan kointegrasi di antara variabel-variabel penyusunya. Serta menganalisis nilai elastisitasnya. ii Dari hasil penelitian variabel yang berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap volume impor beras Indonesia adalah variabel produk domestik bruto dan variabel harga beras dunia, sedangkan untuk variabel konsumsi beras nasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap impor beras nasional dengan dalam jangka panjang maupun jangka pendek dengan taraf kepercayaan sebesar 95%. Untuk variabel produk domestik bruto dan konsumsi beras nasional memiliki pengaruh positif terhadap impor beras nasional, sedangkan variabel harga beras dunia memiliki pengaruh negatif terhadap impor beras nasional. Dilihat dari nilai elastisitasnya dari variabel independen (produk domestik bruto, konumsi beras nasional, dan harga beras dunia) yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen (impor beras nasional) adalah variabel produk domestik bruto dengan nilai elastisitas sebesar 1,5. Sedangkan untuk variabel konsumsi beras nasional dan harga beras dunia nilai elastisitasnya masing-masing adalah 0,3 dan 1,4. Dari hasil dan kesimpulan penelitian, beberapa hal yang dapat disarankan yaitu (1). Melihat hasil penelitian menunjukkan bahwa harga beras dunia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor beras. Sehingga pemerintah harus mengoptimalkan produktivitas padi untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri karena Indonesia memiliki luas areal tanam padi yang luas sehingga pemerintah tidak perlu mengimpor beras agar devisa negara tetap terjaga. (2). Pemerintah harus memproteksi produk beras dalam negeri agar pasar domestik tidak dibanjiri oleh produk beras impor, misalkan dengan lebih memaksimalkan penyerapan beras dari para petani lokal, sehingga pasar bisa didominasi oleh produk beras lokal, dengan demikian tidak perlu impor untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Selain itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani apabila harga di pasar domestik dapat dilindungi.
English Abstract
Indonesia is one country with the largest number of people occupying the fifth position in the world with a population of over 240 million people that have an impact on the high national food needs, especially on demand for rice because rice is the main food of Indonesias population. This is supported by the Central Statistics Agency (BPS) in 2013, showing an increase of the national rice consumption in 2001 amounted to 32,283,326 tons per year until the year 2012 amounted to 39,265,422 tonnes per year. The level of consumption per capita of rice in Indonesia is very high because every person in Indonesia consume rice in every year at 139.5 kg. Level of rice consumption per capita per year of Indonesian society has increased annually, while the resulting production can not meet consumption level of Indonesian society, although domestic production tends to increase, but according to (BPS, 2013) from 2001 until 2012 the difference between production and consumption rice in Indonesia tend to have a deficit, the worst happen in 2006 is a deficit of 1,367,055 tons. Based on data from the Central Statistics Agency (BPS) of rice to Indonesias largest import comes from countries Vietnam as many as 416 thousand tons with a value of US $ 233 million. Rice from Thailand to Indonesia as much as 222 thousand tons with a value of US $ 128 million. Followed by rice from India as much as 150 thousand tons with a value of US $ 70 million. Rice from Pakistan total, 36 thousand tons with a value of US $ 14 million and rice from China as many as 1,880 with a value of US $ 7 million (Kompas, 2012). Total rice imports by Indonesia during 2012 was 2.7 million tonnes of rice worth US $ 438 million. The necessary data is secondary data in the form of annual time series data from the years 1999-2012. Data were collected from various sources and agencies, namely: the Central Statistics Agency (BPS), the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAOSTAT), and other institutions that support and websites related to the research. The method used in this research is quantitative analysis using secondary data. The data is processed and analyzed using multiple linear regression using time series data. The study design will do is determine demand for imported rice in Indonesia through the factors affecting demand for imported rice in Indonesia by using Error Correction Model (ECM) where the model is used to correct the regression equation between the variables that individually are not stationary to return to the equilibrium. value in the long term, with the main requirement in the form of the existence of a cointegration relationship between the variables independent. And to analyze the value of elasticity. From the results of research variables that significantly affect of Indonesias rice import volume variable is gross domestic product and world rice prices. while for the national rice consumption variable not have significantly inflence affect to national rice imports with 95% confidence level. For variable gross domestic product and national rice consumption has a positive influence on iv the national rice imports, while the variable world rice prices has a negative effect on the national rice imports. Looks from the value of the elasticity of the independent variable (gross domestic product, rice konumsi national, and world rice prices) the most influence on the dependent variable (the national rice imports) is variable gross domestic product by the elasticity of 1,5. As for the variables national rice consumption and world rice price elasticity values are respectively 0.3 and 1,4. For the results and conclusions of the study, some of the things that can be suggested, following by (1). Seeing the results showed that world rice prices and a significant negative effect on rice imports. So the government should optimize the productivity of rice to boost domestic rice production because Indonesia has a total area of rice planting area so that the government does not need to import rice in order to exchange the state is maintained. (2). The government must protect the domestic rice products in the domestic market is not flooded by products imported rice, for example by maximizing the absorption of rice from local farmers, so that the market could be dominated by local rice products, those no need imports to meet domestic consumption. Moreover, it can improve the welfare of farmers when prices in the domestic market can be protected.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/864/ 051509686 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 28 Jan 2016 15:23 |
Last Modified: | 28 Jan 2016 15:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130907 |
Actions (login required)
View Item |