Analisis Pengendalian Kualitas Kecap Manis Cap “Mencoo” (Studi Kasus pada Perusahaan Murni Jaya Kediri)

Putri, OneAnjana (2015) Analisis Pengendalian Kualitas Kecap Manis Cap “Mencoo” (Studi Kasus pada Perusahaan Murni Jaya Kediri). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam era perdagangan bebas, banyak terjadi kecenderungan proses pengembangan produk-produk yang lebih baik, lebih canggih, dan lebih berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya globalisasi dan inovasi teknologi yang terus berkembang dengan begitu cepat. Setiap perusahaan, termasuk industri-industri pangan menghadapi persaingan yang ketat dan dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun kualitas produk yang dihasilkan. Sektor industri yang menjadi sorotan saat ini adalah sektor agroindustri pangan. Salah satu industri yang dapat digolongkan sebagai agroindustri pangan adalah industri kecap. Kecap sebagai salah satu hasil olahan dari kedelai merupakan makanan pelengkap bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Perusahaan Murni Jaya, merupakan salah satu perusahaan kecap lokal yang berkembang cukup lama dan cukup dikenal di wilayah eks-karesidenan Kediri. Daerah pemasaran yang cukup luas tersebut cukup menjadi salah satu potensi berkembangnya perusahaan ini. Namun, penyimpangan masih sering terjadi baik dalam proses produksi maupun pasca produksi di perusahaan kecap Murni Jaya tersebut pada akhirnya menjadi sebuah faktor yang mempengaruhi kualitas produk kecap manis. Selain itu, pihak perusahaan sendiri belum pernah mengadakan penelitian dan pendekatan kepada konsumen terkait penilaian kualitas produk kecap. Perspektif konsumen sangat dapat membantu perusahaan dalam memproduksi produk yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian proses produksi dan mengidentifikasi respon teknis Perusahaan Murni Jaya terhadap upaya peningkatan kualitas kecap manis cap Mencoo. Metode yang digunakan untuk memenuhi tujuan penelitian yaitu Statistical Quality Control (SQC) dan Quality Function Deployment (QFD) tahap pertama yaitu House of Quality (HOQ). Statistical Quality Control (SQC) digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan, penyebab, usulan perbaikan dalam pengendalian proses produksi. Analisis dengan menggunakan House of Quality (HOQ) digunakan untuk mengetahui harapan konsumen terhadap atribut kualitas kecap manis cap Mencoo dan mengidentifikasi prioritas peningkatan respon teknis Perusahaan Murni Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode produksi Januari – Desember 2013, terdapat tiga jenis kerusakan pada hasil produksi kecap manis Mencoo. Pertama adalah kerusakan akibat munculnya jamur, kedua adalah kekentalan kecap yang tidak memenuhi standar, dan ketiga adalah terjadinya pengendapan cairan sehingga menimbulkan perbedaan warna. Seluruh jumlah kerusakan produk dinyatakan berada di luar batas kendali dengan adanya 5 titik di luar batas kendali atas (UCL) dan 7 titik di luar batas kendali bawah (LCL) pada peta kendali p . Kerusakan akibat jamur antara lain disebabkan karena kurangnya pengecekan kebersihan, keteledoran tenaga kerja, pencucian kemasan yang tidak maksimal dan kontaminasi bahan baku. Kekentalan kecap yang tidak memenuhi standar antara lain disebabkan oleh karakteristik bahan baku terutama gula kelapa, tenaga kerja yang belum memahami metode masak dengan benar, takaran bahan yang kurang atau berlebih, dan penyesuaian lama pemasakan dengan kayu bakar. Sedangkan terjadinya pengendapan pada produk jadi antara lain disebabkan oleh jenis kayu bakar yang digunakan, tenaga kerja yang kurang memahami metode pemasakan, lama pemasakan yang tidak sesuai dengan standar dan karakteristik tekstur bahan baku terlalu keras. Atribut kecap manis Mencoo yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dilihat berdasarkan goal yaitu atribut warna (3,9), rasa (3,97), kekentalan (3,93), kemasan (4,1), daya tahan (3,73) dan legalitas (3,83). Nilai Goal juga merupakan nilai yang perlu dicapai perusahaan dalam menngkatkan kepuasan konsumen terhadap atribut bersangkutan. Sedangkan, urutan tindakan perbaikan berdasarkan respon teknis dilihat dari nilai prioritas tertinggi. Secara berurutan, respon teknis yang perlu dilakukan untuk memenuhi harapan konsumen yaitu kualitas bahan baku (5,81), perencanaan tes laboratorium (3,12), penambahan varian kemasan (3,09), pengemasan (2,77), proses pemasakan (2,25), dan penyesuaian takaran bumbu dengan bahan baku (1,06).

English Abstract

In an era of free trade, many occurring trends of the process of developing products that better, more sophisticated, and more quality at a price that is relatively cheaper compared to previous products. This happens as a result of globalization and technological innovation that continues to grow so quickly. Every company, including food industries facing intense competition and required to be superior in competitiveness and product quality. The industrial sector in the spotlight today is the food agro-industry sector. One of the industry can be classified as food agro-industry is soy sauce industry. Soy sauce as one produced from soybeans is a food supplement to the majority of Indonesian people. Perusahaan Murni Jaya, is one of local soy sauce company which developed for quite long time and quite known in Kediri ex-residency area. That wide marketing area is enough to be one of potential growt of this company. However, irregularities which still occurs in both production process and post production process in Perusahaan Murni Jaya eventually became a factor that affects quality of sweet soy sauce product. In addition, the company itself has never conducting research and approaches related to consumer quality assessment of soy sauce products. Consumer perspective can greatly help the company in producing a quality product. This study aims to analyze the production process control and identify the technical response of Perusahaan Murni Jaya to improving quality of Mencoo sweet soy sauce. The method used to meet the goal of this research is Statistical Quality Control (SQC) and the first stage of Quality Function Deployment (QFD) which is House of Quality (HOQ). Statistical Quality Control (SQC) is used to determine the types of damage, causes, proposed improvements in production process control. Analysis by using House of Quality (HOQ) is used to determine consumer expectations for quality attributes of Mencoo soy sauce and identify the priority of improving technical responses of Perusahaan Murni Jaya. Research results show that during the production period from January to December, 2013, there are three types of damage to the production output of Mencoo soy sauce. The first is the damage caused by the appearance of mold, the second is the viscosity of soy sauce that does not meet the standards, and the third is the liquid precipitation, causing differences in color. The entire amount of damages stated product are beyond the control limit with the 5 point outside the upper control limit (UCL) and 7 points outside the lower control limit (LCL) on a p control chart. Damage caused by fungi, among others, caused by lack of hygiene checks, negligence of labor, packaging washing which is not optimal and contamination of raw materials. Viscosity of soy sauce that does not meet the standards, among others, due to the characteristics of raw materials, especially coconut sugar, workers that have not been understand the cooking method properly, dosing material under or over, and long adjustment cooking with firewood. While the occurrence of precipitation on the finished product, among others, caused by the type of wood used, workers who lack an understanding of cooking methods, cooking time not in accordance with the standards and texture characteristics of raw material are too hard. Attribute soy sauce Mencoo that need to be improved to increase customer satisfaction are seen based on goal value, which is color attributes (3.9), flavor (3.97), viscosity (3.93), packaging (4.1), durability (3 , 73) and legality (3.83). Goal value is also a value that needs to be achieved by the company in scaling up of customer satisfaction with the relevant attributes. Meanwhile, corrective action sequences based on the technical response seen from the value of the highest priority. Sequentially, technical response needs to be done to meet the expectations of consumers, are the quality of raw materials (5.81), planning of laboratory tests (3.12), the addition of packaging variants (3.09), packaging (2.77), the cooking process (2.25), and dose adjustments of seasoning with raw materials (1.06).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/8/051500667
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 04 Feb 2015 09:31
Last Modified: 20 Oct 2021 07:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130835
[thumbnail of Bab_I.pdf]
Preview
Text
Bab_I.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Bab_III.pdf]
Preview
Text
Bab_III.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Bab_II.pdf]
Preview
Text
Bab_II.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Bab_IV.pdf]
Preview
Text
Bab_IV.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Bab_V.pdf]
Preview
Text
Bab_V.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Bab_VI.pdf]
Preview
Text
Bab_VI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Cover.pdf]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Daftar_Pustaka.pdf]
Preview
Text
Daftar_Pustaka.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Lampiran.pdf]
Preview
Text
Lampiran.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Ringkasan-Daftar_Lampiran.pdf]
Preview
Text
Ringkasan-Daftar_Lampiran.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item