Astuti, EniMeygha (2015) Analisis Kelayakan Finansial Dan Strategi Pengembangan Sentra Agroindustri Emping Melinjo (Studi Kasus Pada Sentra Agroindustri Emping Melinjo Di Desa Windan-Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Menurut Gumbara dan Pratiwi (2005) agroindustri merupakan bagian dari serangkaian sistem agribisnis. Istilah agroindustri mengacu pada kegiatan mengolah bahan baku hasil on farm menjadi bahan setengah jadi (intermediet product) atau bahan jadi (finished product). Agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada kenyataannya mampu menghasilkan nilai tambah produk segar hasil pertanian. Sentra agroindustri terdapat beberapa masalah yaitu (1) ketersediaan bahan baku, (2) kemasan emping melinjo yang kurang menarik, (3) kurangnya promosi, (4) berkurangnya pengrajin emping melinjo, (5) kondisi cuaca yang tidak pasti dan (6) kurangnya teknologi untuk membantu mengefisenkan dan mengefektifkan proses produksi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) menganalisis kelayakan finansial sentra agroindustri emping melinjo dan (2) menetapkan strategi dalam upaya pengembangan strategi agroindustri emping melinjo. Metodologi penelitian adalah (1) analisis biaya seperti biaya tetap, (2) biaya variabel, (3) biaya total, (4) penerimaan, (5) pendapatan, (5) R/C rasio dan (6) BEP. Penentuan responden dilakukan menggunakana dua metode, yaitu (1) sampel purposive dan (2) sensus. Dalam pennetuan strategi menggunakan beberapa matrik, yaitu (1) matrik IFE, (2) matrik EFE, (3) matrik IE, (4) matrik Grand Strategy, (5) matrik SWOT dan (6) QSPM sehingga tercipta alternatif strategi. Hasil perhitungan analisis biaya yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, total biaya, penerimaan, pendapatan. Diperoleh R/C rasio sebesar 1,08 untuk tengkulak dan sedangkan pengrajin emping melinjo memperoleh R/C rasio sebesar 1,38. Menunjukkan usaha layak dikembangkan karena memiliki nilai R/C rasio > 1. Hasil perhitungan Break Event Point (BEP) produksi Tengkulak emping melinjo diperoleh sebesar 3,9 unit dengan produksi 560 kg dan Break Event Point (BEP) penerimaan Tengkulak emping melinjo diperoleh sebesar Rp 157.894,7 dengan penerimaan Rp 22.400.000,-. Hasil perhitungan Break Event Point (BEP) produksi Pengrajin emping melinjo diperoleh sebesar 0,142 unit dengan produksi 46 kg dan Break Event Point (BEP) penerimaan Tengkulak emping melinjo diperoleh sebesar 5.839,5 dengan penerimaan Rp 1.442.350,-. Alternatif yang dapat diterapkan pada sentra agroindustri emping melinjo yaitu membentuk kelompok pengusaha emping melinjo, melakukan pengembangan usaha dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas emping melinjo dan memperbaiki sitem pemasaran dengan cara mendesain kemasan emping melinjo untuk menarik daya beli konsumen dan melakukan promosi.
English Abstract
According Gumbara and Pratama (2005) agro-industry is part of a series of agribusiness system. The term refers to the agro-processing activities on farm product raw materials into semi-finished materials (intermediate product) or finished material (finished product). Agro-industry has a very important role because in fact, it is able to produce value-added fresh produce agricultural products. Centers of agro-industries, there are several issues, namely (1) the availability of raw materials, (2) packing chips melinjo less attractive, (3) lack of promotion, (4) reduced craftsman chips melinjo, (5) weather conditions are uncertain and (6) lack of mengefisenkan and technology to help streamline the production process. This study was conducted to (1) analyze the financial feasibility of agro-industrial centers chips melinjo and (2) establish the strategy in the development of agro-industry strategy chips melinjo. The research methodology is (1) an analysis of the cost of such fixed costs, (2) variable costs, (3) the total cost, (4) acceptance, (5) income, (5) R / C ratio and (6) BEP. Determination of the respondents carried out using current two methods, namely (1) the purposive sample and (2) the census. In pennetuan strategy of using multiple matrix, namely (1) the matrix IFE, (2) matrix EFE, (3) IE matrix, (4) Grand Strategy matrix, (5) and the SWOT matrix (6) QSPM so as to create an alternative strategy. Results of the cost analysis calculations are consisting of fixed costs, variable costs, total cost, revenue, and income. Retrieved R / C ratio of 1.08 to middlemen and while craftsmen chips melinjo obtain R / C ratio of 1.38. Show decent effort developed because it has the value of R / C ratio> 1. The results of the calculation of Break Event Point (BEP) of production by melinjo chips middlemen obtained 3.9 units with a production of 560 kg and Break Event Point (BEP) ofmelinjo chips middlemen receipt obtained at IDR 157.894,7 with a reception IDR 22.400.000. Results of calculation Break Event Point (BEP) of Custom melinjo chips production obtained for 0,142 units with a production of 46 kg and Break Event Point (BEP) receipt of melinjo chips middlemen obtained at IDR 5.839,5 with acceptance IDR 1.442.350. Alternatives that can be applied to the agro-industrial centersmelinjo chipsare forming groups of melinjo chips entrepreneurs, doing business development by improving the quality and quantity of chips melinjo and improve the marketing system by way of designingmelinjo chips packaging to attract consumers purchasing power and promotion.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2015/736/ 051507729 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 22 Oct 2015 10:31 |
| Last Modified: | 22 Oct 2015 10:31 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130773 |
Actions (login required)
 |
View Item |