Studi Hutan Kota Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan Pada Musim Hujan Di Kota Malang

Wahyuni, Udi (2015) Studi Hutan Kota Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan Pada Musim Hujan Di Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Malang merupakan kota yang identik dengan suhu rendah dengan suhu berkisar antara 22,2°C - 24,5 °C. (BMKG,2010) akan tetapi dengan bertambahnya jumlah manusia yang tidak terkendali maka banyak RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang mulai dialih fungsikan menjadi mall, ruko dan fasilitas umum lainnya. Hutan kota yang berada di kota Malang memiliki banyak potensi alam yang berfungsi sebagai daerah penyangga, penyimpan air tanah dan sebagai wadah ekosistem flora dan fauna yang dilindungi (Departemen Kehutanan, 2010). Dalam hal ini serangga merupakan bioindikator kesehatan hutan yang paling penting. Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan. Penggunaan serangga sebagai bioindikator akhir-akhir ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan (Speight et al.,1999). Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2015 di Hutan Malabar dan Taman Kota Jalan Jakarta kota Malang. Lokasi pengambilan sampel terletak pada 112,06°-112,07° Bujur Timur dan 7,06°-8,02° Lintang Selatan. Selanjutnya kegiatan identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Entomologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Hipotesis yang diambil dari penelitian ini adalah Hutan Kota Malabar memiliki keanekaraman jenis vegetasi dan serangga arboreal yang lebih tinggi dibandingkan Taman kota Jalan Jakarta sebagai indikator kesehatan hutan. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survei pada lokasi pengambilan sampel, yaitu pada Hutan Kota Malabar dan Taman Kota Jalan Jakarta. Pada masing-masing lokasi dijadikan menjadi 4 kwadran lokasi pengamatan, hal ini dimana titik diambil secara lurus sejajar dengan arah Hutan. Dalam masing-masing kwadran dipasang pitfall sebanyak 4 buah yang diletakkan secara diagonal, Malaise trap sebanyak 1 buah dan 1 light trap yang dipasang pada tengah-tengah kwadran. Masing-masing perangkap disamakan dengan pada Hutan Malabar. Serangga yang diamati meliputi serangga diurnal dengan waktu pengamatan mulai pukul 07.00-15.00 WIB dan serangga nocturnal dengan waktu pengamatan mulai pukul 18.00- 06.00 WIB. Terdapat 7 kali pengamatan dengan interval pemantauan 3 hari sekali. Parameter yang digunakan meliputi parameter lingkungan (suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dominasi tumbuhan) dan parameter serangga (jenis, jumlah, sebaran, dominansi). Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 60 jenis vegetasi di Hutan Kota Malabar dengan Flamboyan (Delonix regia) yang paling banyak ditemukan sedangkan pada Taman Kota jalan Jakarta terdapat 40 jenis vegetasi dengan Mahoni yang paling banyak ditemukan. Serangga Arboreal yang ditemukan pada Hutan Kota Malabar lebih beragam dibandingkan Taman Kota Jalan Jakarta terutama pada ordo ii Lepidoptera yang dijadikan sebagai indikator kesehatan hutan. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan nilai perhitungan dari Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) pada lokasi tergolong sedang yaitu 2,43 dan 2.41 untuk pengamatan siang dan rendah untuk pengamatan malam yaitu 1,01 dan 0,75. Serangga nocturnal dan diurnal yang paling banyak ditemukan adalah Aedes albopictus dari ordo diptera yang terdapat pada kedua lokasi akan tetapi jumlah tersebut tidak dikatakan sebagai jenis serangga yang dominan hal ini dapat dilihat dari nilai Indeks Dominansi Simpson (C) hasil berkisar 0,110 hingga 0,109 untuk pengamatan siang dan 0,408 hingga 0,464 pada pengamatan malam. Dengan hasil tersebut diketahui bahwa Hutan Kota Malabar mampu menyediakan keanekaragaman jenis vegetasi dan serangga arboreal yang melimpah dibandingkan dengan Taman Kota jalan Jakarta sebagai indikator kesehatan Hutan.

English Abstract

Malang is a city with the city initially cold with temperatures ranging between 22.2 ° C - 24.5 ° C. (BMKG, 2010) but with the increasing number of uncontrolled human so much RTH (green space area) which began transformed to enable becomes malls, shops and other public facilities. Urban forest in the city of Malang has a lot of natural potential that services as a buffer zone, groundwater storage and as containers ecosystems protected flora and fauna (Departemen Kehutanan, 2010). In this case the insects are bio-indicators of the health of the most important forests. Insects are part of biodiversity must be preserved from extinction. The use of insects as bio-indicators lately felt more and more important with the main objective to describe the relationship with the conditions of biotic and abiotic environmental factors (Speight et al. 1999). The research was conducted in January to February 2015 in Malabar Urban Forests and Jalan Jakarta of Malang. Sampling sites located at 112.06 ° East longitude -112.07 ° and 7.06 ° -8.02 ° South latitude. Furthermore, the identification of the activities carried out in the Laboratory of Entomology insect, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya. The hypothesis of this study is taken from Malabar Urban Forest has a diversity of vegetation and insects arboreal higher than Jalan Jakarta as an indicator of healthy forest. The research method is to conduct a survey on the sampling site, namely the Malabar Urban Forest and Jalan Jakarta. At each location made into 4 quadrants location of the observation, this is the point where a straight line drawn parallel to the direction of the Forest. In each quadrant mounted pitfall of 4 pieces were laid diagonally, Malaise trap as many as 1 piece and one light trap installed in the middle of the quadrants. Each trap equated with the Malabar Urban Forest. Insects were observed diurnal insects with observation time starting at 07:00 to 15:00 pm and nocturnal insects with observation time starting at 18.00- 06.00 am. There are 7 times observation with monitoring intervals of 3 days. Parameters used include environmental parameters (temperature, humidity, light intensity, the dominance of plants) and insects parameters (type, amount, distribution, dominance). The survey results revealed that there are 60 types of vegetation in Malabar Urban Forest with Flamboyan (Delonix Regia) is most commonly found in Jalan Jakarta there are 40 types of vegetation with Mahogany most commonly found. Arboreal insects found in Malabar Urban Forest more diverse than Jalan Jakarta especially in order Lepidoptera which serve as an indicator of forest health. It can also be proved by calculating the value of the Shannon-Wiener diversity index (H ) in locations classified as moderate, namely 2.43 and 2:41 to noon and lower observation to observation nights are 1.01 and 0.75. Nocturnal and diurnal insects most commonly found are Aedes albopictus of the order Diptera contained in both iv locations but this figure is not said to be the dominant type of insect that this can be seen from the Simpson dominance index (C) the results range from 0.110 to 0.109 for daytime observation and 0.408 to 0.464 at night observations. With these results in mind that the Malabar Urban Forest able to provide a diversity of vegetation and insects arboreal abundant compared with road Jalan Jakarta as an indicator of healthy forest.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/680/ 051507673
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 16 Oct 2015 15:04
Last Modified: 16 Oct 2015 15:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130711
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item