Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Alim, AhmadSyahirul (2015) Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai adalah jenis tanaman kacang-kacangan yang memiliki kandungan gizi yang di butuhkan oleh tubuh manusia salah satunya seperti protein, kandungan protein dalam kedelai sangat besar yaitu sekitar 35-54%. Konsumsi kedelai dalam negeri terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan industri pengolahan kedelai, konsumsi kedelai tahun 2009 sekitar 1,7 juta ton meningkat menjadi 2,3 juta ton pada tahun 2013. Potensi hasil kedelai di Indonesia tahun 2013 mencapai 3,4 ton ha-1, sedangkan rata-rata hasil kedelai hanya mencapai 2,77 ton ha-1. Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dengan cara memperbaiki budidaya tanaman tersebut, salah satunya dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang optimal bagi tanaman kedelai, jarak tanam yang terlalu sempit mengakibatkan persaingan antar tanaman akan tinggi. Sedangkan jarak tanam terlalu lebar mengakibatkan penggunaan lahan kurang efisien, sehingga diperlukan pengaturan jarak tanam yang mengarah pada optimalisasi pemanfaatan lahan dengan cara menambah jumlah populasi per satuan luas lahan pada batas optimum, dimana persaingan antar tanaman tidak terlalu besar. Jarak tanam berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari terhadap daun tanaman, jarak tanam yang terlalu rapat dengan luas daun yang tinggi mengakibatkan daun-daun pada bagian bawah tidak dapat menyerap sinar matahari dengan maksimal karena ternaungi oleh daun bagian atas. Daun yang ternaungi tidak dapat berfotosintesis dengan maksimal namun tetap melakukan respirasi. Sebagian asimilat yang dihasilkan melalui fotosintesis dari daun lain ditranlokasikan pada daun yang tidak produktif sehingga tranlokasi asimilat pada bagian generatif kurang optimal. Defoliasi bertujuan untuk membuang daun yang tidak produktif, sehingga translokasi asimilat terhadap organ generatif lebih optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah Mempelajari pengaruh jarak tanam dan defoliasi daun pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan Jarak tanam yang lebih sempit membutuhkan defoliasi daun yang lebih banyak untuk meningkatkan hasil tanaman Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - November 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang terletak di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, dengan ketinggian ± 330 mdpl. Curah hujan rata-rata 85-546 mm/bulan dengan suhu rata-rata 27-29°C dan jenis tanah Alfisol dan pH tanah 6.0-7.5. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Leaf Area Meter (LAM), oven, timbangan analitik, ligh meter, cangkul, garu, meteran, penggaris, tali rafia, alat tugal, gunting dan kamera. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kedelai varietas Grobogan, pupuk Urea (46% N) sebanyak 50 kg ha-1, pupuk SP-36 (36% P2O5) sebanyak 100 kg ha1, dan pupuk KCL (60%K2O5) sebanyak 50 kg ha-1, Furadan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelmpok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan, faktor pertama adalah jarak tanam (J) yang ii terdiri dari tiga level, yaitu: J1 = Jarak Tanam 20 cm x 20 cm (populasi 500.000 tanaman ha -1), J2 = Jarak Tanam 25 cm x 20 cm (populasi 400.000 tanaman ha - 1), J3 = Jarak Tanam 30 cm x 20 cm (populasi 333.333 tanaman ha -1). Faktor ke dua adalah tingkat defoliasi daun (D) yang terdiri dari 3 level, yaitu: D0 = Tanpa defoiasi (kontrol), D1 = Defoliasi 2 daun bawah, D2 = Defoliasi 4 daun bawah. Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif, dengan cara mengambil 2 sampel tanaman untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 35, 42, 49, 56, 63 hst dan pada saat panen 76 hst. Pengamatan yang dilakukan meliputi komponen pertumbuhan yaitu: Tinggi tanaman, luas daun, Indeks Luas Daun (ILD), bobot kering total tanaman, Laju Pertumbuhan Relatif (LPR). Komponen hasil meliputi: Jumalah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot kering polong total per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering 100 biji dan hasil tanaman. Pengamatan lingkungan yaitu: Pengukuran intensitas cahaya matahari. Data pengamatan yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%), maka akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% untuk melihat perbeadaan diantara perlakuan. Perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap defoliasi daun yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Jarak tanam 20 cm x 30 cm meningkatkan jumlah polong total 19 %, jumlah polong isi 21,03 %, bobot kering polong total 23,87 %, jumlah biji 23,07%, dan bobot kering biji per tanaman 23,43 % dibandingkan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Hasil tanaman kedelai pada jarak tanam 20 cm x 20 cm meningkat sebesar 28,42 % dari perlakuan jarak tanam 20 cm x 30 cm. Defoliasi daun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tanaman kedelai.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/650/05157643
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Indah Nurul Afifah
Date Deposited: 19 Oct 2015 09:28
Last Modified: 20 Oct 2021 06:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130678
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item