Sariningsih (2015) Kajian Residu Biochar Sekam Padi, Kayu dan Tempurung Kelapa Terhadap Kemantapan Agregat Pada Tanah Lempung Berliat Di Jatikerto, Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Struktur tanah memberikan pengaruh penting pada sifat fisik, kimia, dan proses biologis tanah. Rendahnya kemantapan struktur tanah merupakan masalah yang serius dan berkembang di dunia. Jatikerto merupakan salah satu lokasi yang memiliki kemantapan agregat tanah yang kurang mantap yaitu sebesar 0.24 mm. Biochar merupakan sejenis bahan organik yang digunakan sebagai amandemen tanah untuk memperbaiki struktur tanah dan kesuburan tanah. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh biochar terhadap sifat fisika-kimia tanah. Akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan hasil yang kontras dari dampak biochar pada agregat tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait dengan kajian residu biochar terhadap kemantapan agregat pada tanah lempung berliat di Jatikerto, Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biochar sekam padi, tempurung kelapa dan kayu serta dosis biochar 15 t.ha-1, 30 t.ha-1 dan 45 t.ha-1 terhadap peningkatan kemantapan agregat pada tanah lempung berliat di Jatikerto, Malang. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret-Mei 2015. Metode penelitian menggunakan Rangcangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan faktor pertama adalah jenis biochar (sekam padi, kayu dan tempurung kelapa). Serta faktor kedua adalah dosis biochar (0 t.ha-1, 15 t.ha-1, 30 t.ha-1 dan 45 t.ha-1). Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah 10 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Penelitian dilaksanakan dengan persiapan lahan dan pengambilan contoh tanah. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada setiap petak percobaan dengan 3 titik pada larikan dan 3 pada antar larikan. Pada setiap titik tersebut dilakukan pengambilan contoh tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. Hasil analisa menunjukkan bahwa perlakuan biochar tidak berpengaruh terhadap kelas tekstur tanah. Pemberian biochar meningkatkan C-organik tanah. Peningkatan C-organik tertinggi pada perlakuan kayu dengan dosis 30 t ha-1 sebesar 1,355 % pada larikan dengan kedalaman 0-20 cm. Peningkatan C-organik tanah dikarenakan C-Biochar tinggi. Namun, C-Biochar bersifat stabil didalam biochar. sehingga proses mineralisasi biochar terjadi selama ± 2000 tahun. Selain itu, pemberian biochar menurunkan kemantapan agregat. Penurunan kemantapan agregat sebelum dan setelah proses pembasahan terendah pada larikan dengan kedalaman 0-20 cm ditunjukkan oleh perlakuan biochar kayu dengan dosis 15 t ha-1 sebesar 4,90 mm dan 2,06 mm. penurunan kemantapan agregat terjadi karena biochar termineralisasi secara lambat, sehingga kemampuan untuk mengikat pertikel tanah rendah dan mengakibatkan penurunan kemantapan agregat.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/649/05157642 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Indah Nurul Afifah |
Date Deposited: | 19 Oct 2015 09:14 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 06:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130676 |
Preview |
Text
SKRIPSI_(Sariningsih_115040201111158).pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |