Rifada, MRizalMaula (2015) Estimasi Permintaan dan Penawaran Benih Padi di Kecamatan Turen Serta Penggunanaannya yang Optimal pada Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Benih padi merupakan salah satu faktor produksi padi sehingga pemenuhan benih padi harus dijaga. Pemenuhan kebutuhan benih padi penting berdasarkan upaya pemerintah dalam memenuhi kemandirian pangan khususnya komoditas beras. Pemenuhan kebutuhan benih padi dapat ditinjau dari segi enam tepat yaitu tepat jumlah/kuantitas, tepat varietas, tepat waktu, tepat tempat, tepat mutu/jenis dan tepat harga. Kriteria enam tepat dapat digunakan sebagai gambaran posisi permintaan dan penawaran benih padi sehingga dapat diketahui kondisi pemenuhan kebutuhan benih padi suatu wilayah. Permintaan dan penawaran benih padi dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek meso/kecamatan dan aspek mikro/rumahtangga. Berdasarkan aspek meso dapat diketahui permintaan dan penawaran benih padi suatu wilayah dalam lingkup kecamatan sedangkan aspek mikro diperoleh permintaan tingkat rumahtangga mengingat petani selain sebagai konsumen juga berperan sebagai produsen padi. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui permintaan benih bagi petani di Kecamatan Turen Kabupaten Malang Jawa Timur; 2) Mengetahui penawaran benih padi di Kecamatan Turen Kabupaten Malang Jawa Timur; 3) Menganalisis alokasi penggunaan benih padi di kecamatan Turen kabupaten Malang pada sistem SRI. Metode penentuan lokasi menggunakan multistage cluster sampling dengan tiga tahap. Tahap 1 dan 2 digunakan untuk tujuan 1 dan 2, sedangkan tahapan 1, 2 dan 3 digunakan untuk menjawab tujuan 3. Tahap 1 menentukan kabupaten yaitu dipilih Kabupten Malang karena Kabupaten Malang masuk dalam 10 besar produksi padi (BPS Jatim, 2012) dan peringkat 3 dalam jumlah penangkar benih padi (Dwiastuti et al, 2014). Tahap 2 menentukan kecamatan yaitu dipilih Kecamatan Turen karena merupakan Kecamatan dengan produksi padi 10 besar di Kabupaten Malang (BPS Kab. Malang, 2014) namun tidak dijumpai penangkar benih padi bersertifikat. Tahap ketiga adalah menentukan desa yaitu dipilih Desa Talangsuko karena merupakan desa dengan luas tanam SRI tertinggi di Kecamatan Turen (75 ha). Sementara itu, responden untuk tujuan 1 adalah ditentukan dengan sengaja yaitu dengan informan kunci pada masing-masing desa. Responden untuk tujuan 2 dilakukan dengan sensus yaitu toko yang menjual benih padi yang berjumlah 9. Responden untuk tujuan tiga ditentukan dengan metode simple random sampling dan diperoleh 30 orang responden. Metode analisis data untuk tujuan 1 dan 2 adalah deskriptif berdasarkan hasil tabulasi data. Metode analisis data untuk tujuan 3 adalah dengan menggunakan konsep efisiensi alokatif dengan fungsi produksi Cobb-douglas. Permintaan benih padi di Kecamatan Turen selama setahun yaitu 132.630,2 kg yaitu 22.740 kg saat MT (Musim Tanam) I. MT II sebesar 48.495,8 kg dan MT III sebesar 61.394,4 kg. Desa Sananrejo memiliki kuantitas permintaan tertinggi yaitu 18.000 kg/th karena penggunaan benih padi per hektar besar yaitu 45 kg/ha meskipun luas tanam Desa Sananrejo (400 ha) kalah dibandingkan dengan Desa ii Sawahan (444 ha). Varietas Ciherang merupakan varietas yang dominan digunakan di Kecamatan Turen yaitu sebesar 46.849,51 kg. Sementara itu, Permintaan benih non sertifikat dalam setahun adalah 17.111,1 kg dan benih sertifikat adalah 115.519 kg. Benih sertifikat dibagi dalam dua kelas benih yaitu ES dan SS permintaan benih ES sebesar 2.500 kg sedangkan benih SS yaitu sebesar 113.019 kg. Penawaran benih padi selama setahun adalah sebesar 106.561,06 kg. Kuantitas penawaran pada MT I adalah sebesar 16.100 kg; MT II sebesar 42.055,53 kg; dan MT III sebesar 48.405,53 kg. Penawaran tertinggi berasal dari Kelurahan Turen yaitu 29.350 kg/th karena di Kelurahan Turen terdapat toko benih padi besar yang lokasinya strategis yaitu di Pasar Turen; sedangkan di Desa Talok, Gedogkulon, Undaan dan Tumpukrenteng tidak terjadi penawaran karena tidak ada toko, tidak ada benih bantuan bersubsidi dan tidak ada benih non sertifikat. Varietas yang banyak ditawarkan yaitu Varietas Ciherang yakni 31.365,34 kg/tg. Sedangkan untuk penawaran benih non sertifikat adalah 17.111,1. Penawaran benih Sertifikat sebesar 89.450 kg dengan rincian 2.500 kg untuk kelas benih ES dan 86.950 untuk kelas benih SS. Berdasarkan kuantitas permintaan dan penawaran benih padi di Kecamatan Turen dapat diketahui bahwa secara kuantitas, terjadi excess demand (kelebihan permintaan/permintaan lebih banyak daripada penawaran) sebesar 26.070 kg/th. Berdasarkan dimensi varietas, terjadi excess supply dan excess demand. Excess supply terjadi pada varietas Mekongga dan IR 64. Excess demand terjadi pada Varietas Ciherang, Cibogo, Situbagendit, Way Apu, Pak Tiwi, Inpari dan Manohara. Berdasarkan waktu, diketahui terjadi selisih pada setiap bulan. Pada Bulan Juni, Juli, Agustus, Januari, Februari dan Maret terjadi excess demand, sedangkan Bulan September, Oktober, Nopember, Desember, April dan Mei terjadi excess supply. Berdasarkan tempat, dapat diketahui bahwa Kelurahan Turen, Desa Pagedangan, Gedogwetan dan Sananrejo mengalami excess supply sedangkan Desa Talok, Kelurahan Sedayu, Desa Tawangrejeni, Gedogkulon, Undaan, Kemulan, Sawahan, Tanggung, Jeru, Kedok, Talangsuko, Tumpukrenteng dan Sananrejo mengalami excess demand. Berdasarkan mutu Benih ES dan Non Sertifikat mengalami equilibrium sedangkan Benih SS terjadi excess demand. Penggunaan benih yang optimal pada sistem tanam SRI adalah 29,62 kg. Nilai ini melebihi nilai anjuran maupun nilai rata-rata yang digunakan di lokasi penelitian. Hal ini disebabkan oleh perawatan dan kegiatan budidaya SRI tidak sesuai dengan teknis yang seharusnya. Berdasarkan nilai penggunaan benih yang optimal diperoleh estimasi permintaan benih sebesar 136.434,11 kg/ha. Saran penelitian sebagai berikut : 1) Bagi Pemerintah, bisa menawarkan benih padi di Desa Talok, Gedogkulon, Undaan dan Tumpukrenteng karena di desa-desa tersebut tidak terdapat toko benih padi dan tidak ada benih non sertifikat. Benih yang bisa ditawarkan tentunya benih kelas SS karena petani pada desa tersebut menggunakan benih kelas SS; 2) Toko-toko sebaiknya mengurangi kuantitas penawaran pada Bulan September, Bulan Oktober, Bulan Nopember, Bulan April dan Bulan Maret karena pada bulan-bulan tersebut terjadi kelebihan penawaran; sedangkan pada Bulan Juni, Juli, Agustus, Desember, Januari, Februari, Maret dan Mei kuantitas penawaran bisa ditingkatkan sebab pada bulan-bulan tersebut terjadi kekurangan penawaran benih. 3) Toko-toko pertanian bisa iii meningkatkan volume penjuan terutama di Desa Talok (10.095), Kelurahan Sedayu (1.150 kg), Desa Tawangrejeni (2.550 kg), Gedogkulon (6.320 kg), Undaan (7.080 kg), Kemulan (5.975 kg), Sawahan (15.984 kg), Tanggung (4.275 kg), Jeru (262 kg), Kedok (3.108 kg), Talangsuko (6.575 kg), Tumpukrenteng (3.590 kg) dan Sananrejo (2.100); 4) Diperlukan penelitian dengan cakupan wilayah yang lebih luas, sebab tidak ada pembatasan pembelian benih dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga petani bisa membeli dari luar kecamatan. 5) Penelitian seharusnya menentukan responden berdasarkan simple random sample atau systematic sample namun dalam prakteknya ada bias pembagian responden, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya mengambil responden berdasarkan simple random sample atau systematic sample.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/585/05157578 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Indah Nurul Afifah |
Date Deposited: | 19 Oct 2015 10:42 |
Last Modified: | 11 Feb 2022 07:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130607 |
Preview |
Text
SKRIPSI_M._RIZAL_MAULA_RIFADA_115040101111056.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |