Potensi Senyawa Non Atsiri Curcuma longa, C. zedoaria, dan C. aeruginosa Terhadap Penekanan Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah Besar Akibat Colletotrichum capsici (Syd.) Butler dan Bisby

Sari, AnellaRetnaKumala (2015) Potensi Senyawa Non Atsiri Curcuma longa, C. zedoaria, dan C. aeruginosa Terhadap Penekanan Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah Besar Akibat Colletotrichum capsici (Syd.) Butler dan Bisby. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu penyakit penting pada tanaman buah cabai merah besar ialah penyakit antraknosa yang menyerang pada buah cabai merah besar yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Selama ini pengendalian penyakit antraknosa dilakukan dengan penggunaan fungisida kimia, untuk itu diperlukan alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan seperti penggunaan fungisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas berbagai konsentrasi senyawa non atsiri 3 jenis Curcuma yaitu Curcuma longa, C. zedoaria, dan C. aeruginosa dalam menghambat jamur C. capsici. Senyawa non atsiri didapatkan dari perendaman rimpang C. longa, C. zedoaria, dan C. aeruginosa dengan menggunakan pelarut metanol dan kemudian dilakukan destilasi dengan menggunakan rotary vaccum evaporator. Komponen kimia senyawa non atsiri diidentifikasi dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo. Uji in vitro terdiri dari metode peracunan makanan. Metode peracunan makanan dilakukan dengan cara pencampuran media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan senyawa non atsiri Curcuma. Untuk mengetahui penghambatan pertumbuhan jamur C. capsici secara in vitro dilakukan dengan cara mengukur diameter koloni jamur, persentase penghambatan, dan berat miselium jamur. Untuk secara in vivo, dilakukan dengan cara buah cabai merah besar direndam kedalam larutan senyawa non atsiri Curcuma kemudian buah dilukai dan ditetesi suspensi jamur C. capsici. Parameter yang digunakan yaitu masa inkubasi, panjang gejala, dan intensitas penyakit. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 16 perlakuan sebanyak 3 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan ada dua faktor, faktor pertama yaitu jenis Curcuma antara lain tanpa Curcuma (kontrol), C. longa, C. zedoaria, dan C. aeruginosa, sedangkan faktor kedua yaitu konsentrasi 4; 6; 8; 10; dan 12 ppm. Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang C.longa mengandung curcumin sebesar 13,792 ppm, dan desmethoxycurcumin sebesar 67,156 ppm. Kemudian ekstrak metanol rimpang C. zedoaria mengandung curcumin sebesar 0,608 ppm, dan desmethoxycurcumin sebesar 13,62 ppm. Dan C. aeruginosa mengandung curcumin sebesar 0,204 ppm, dan desmethoxycurcumin sebesar 32,22 ppm. Uji in vitro metode peracunan makanan, senyawa non atsiri C.zedoaria paling efektif menghambat pertumbuhan jamur C. capsici yaitu pada konsentrasi 10 ppm yaitu sebesar 81,53 %. Secara in vivo, senyawa non atsiri C.zedoaria dapat menghambat pertumbuhan gejala antraknosa paling efektif yaitu pada konsentrasi 6;8;10;12 ppm karena tidak menimbulkan gejala penyakit antraknosa. Nilai EC50 senyawa non atsiri C.zzedoaria dalam menghambat pertumbuhan jamur C. capsici secara in vitro yaitu 0,140 ppm dan uji in vivo yaitu 4,737 ppm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/554/051507547
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Oct 2015 09:41
Last Modified: 21 Oct 2015 09:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130573
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item