Efektivitas Fungisida Majemuk Berbahan Aktif Mancozeb 65% dan Benalaxyl 8% terhadap Penyakit Busuk Buah Basah Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. et Bisby pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

Kartikasari, Titis (2015) Efektivitas Fungisida Majemuk Berbahan Aktif Mancozeb 65% dan Benalaxyl 8% terhadap Penyakit Busuk Buah Basah Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. et Bisby pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cabai besar merupakan salah satu komoditas penting pada tanaman hortikultura di Indonesia yang banyak diminati oleh para konsumen baik dalam skala industri maupun rumah tangga. Penyakit busuk buah basah atau antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. et Bisby merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan produksi cabai mencapai 70%. Petani cabai masih menggunakan pestisida sintetik dalam menekan serangan antraknosa. Penggunaan pestisida dengan berbagai bahan aktif dapat meningkatkan tingginya biaya produksi dan timbulnya efek resisten. Solusi untuk mencegah dan menunda terjadinya resistensi pada patogen dapat dilakukan dengan pencampuran dua atau bahan aktif yang diketahui berbeda kategorinya yakni mankozeb (kontak) dan benalaksil (sistemik). Penggabungan dua bahan aktif diharapkan lebih efektif dalam menekan serangan penyakit antraknosa. Penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas fungisida majemuk berbahan aktif mankozeb dan benalaksil secara in vivo dan in vitro untuk mengendalikan C. capsici. Penelitian dilaksanakan di Junrejo Batu dan Laboratorium Mikologi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya mulai dari bulan Agustus 2014 sampai Maret 2015. Pada penelitian in vivo menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan konsentrasi fungisida yang diulang sebanyak 5 kali. Variabel yang diamati adalah intensitas penyakit (IP), tingkat efikasi fungisida (TE), fitotoksisitas tanaman dan produksi. Pada penelitian in vitro menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan konsentrasi fungisida dari 3 fungisida yang berbeda yaitu mankozeb, benalaksil, campuran mankozeb+benalaksil yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan diameter koloni C. capsici, tingkat hambatan relatif fungisida (THR), sifat aktivitas fungisida majemuk dan berat kering miselium pada media potato dextrose agar (PDA) dan media ekstrak kentang gula (EKG). Hasil penelitian in vivo fungisida majemuk dapat menekan serangan antraknosa. Hasil tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (2,0 g/l) 80,23% diikuti oleh T3 (1,5 g/l) 57,98%, T2 (1,0 g/l) 39,85% dan T1 (0,5 g/l) 30,26%. Hasil penelitian in vitro semua perlakuan fungisida dapat menekan pertumbuhan koloni dan berat kering miselium jamur C. capsici pada media PDA. Tingkat hambatan relatif (THR) dan berat kering miselium pada media PDA paling tinggi adalah pada fungisida majemuk sebesar 84,66% diikuti oleh mankozeb sebesar 67,95%, dan benalaksil sebesar 22,35%. Berat kering miselium pada media EKG pada perlakuan fungisida majemuk dan tunggal mankozeb tidak tumbuh, namun pada perlakuan tunggal benalaksil tumbuh sebesar 0,277 g. Sifat aktivitas fungisida ii dilihat dari nilai ko-toksisitas (NK), fungisida majemuk mempunyai sifat sinergistik (NK ≥ 1) yang mampu menghambat pertumbuhan koloni C. capsici.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/468/051507461
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 16 Oct 2015 11:00
Last Modified: 16 Oct 2015 11:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130479
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item