Pengaruh Aplikasi Gypsum dan Pupuk Kandang Sapi pada Tanah Salin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril

Susianto, NurCholid (2015) Pengaruh Aplikasi Gypsum dan Pupuk Kandang Sapi pada Tanah Salin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai (Glycine max L. Merril) ialah tanaman legume yang kaya protein nabati karbohidrat dan lemak sehingga dapat digunakan untuk memenuhi gizi masyarakat. Produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan sebesar 807,57 ribu ton biji kering, menurun sebanyak 35,58 ribu ton (4,22 persen) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panen seluas 13,49 ribu hektar dan produktivitas sebesar 0,28 kuintal ha-1 (BPS, 2013). Upaya meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu ekstenfikasi dengan cara memanfaatkan tanah salin. Tanah salin adalah tanah yang mengandung garam terlarut yang jumlahnya cukup besar bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman, akumulasi garam dalam tanah lapisan atas biasanya hasil dari evapotranspirasi yang dapat meningkatkan konsentrasi garam. Salinitas tanah mempunyai efek toksik dan mampu meningkatkan tekanan osmotik akar yang membuat pertumbuhan tanaman terhambat. Tanah salin banyak dijumpai tanah daerah dengan iklim kering dengan curah hujan kurang dari 500 mm/tahun dan daya hantar listrik > 4 mS cm-1. Di Indonesia, total luas lahan salin mencapai 440.300 hektar yang terbagi menjadi lahan agak salin 304.000 hektar dan lahan salin 140.300 hektar (Rachman, Subiksa dan Wahyunto, 2007). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui interaksi yang tepat antara varietas dan genotip kedelai terhadap dua jenis amelioran (gypsum dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada kondisi tanah salin. Percobaan dilakukan di rumah kaca dalam polibag di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang pada bulan Juni-September 2014. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian meliputi: meteran, tugal, tali raffia, timbangan analitik, penggaris, spidol, kamera, oven, dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan-bahan yang digunakan antara lain benih kedelai Wilis, Tanggamus, Genotipe IAC,100/Bur/Malabar 10/KP/21/50 dan Argopuro//IAC,100 dan gypsum, pupuk kandang sapi, pupuk NPK (Phonska) dan furadan 3G. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Split Plot yang terdiri 2 faktor yaitu genotip kedelai dan jenis amelioran tanah. Faktor pertama yaitu 4 Genotip kedelai yang digunakan ialah 4 genotip yang terdiri dari 2 genotip yang peka terhadap kondisi salin (G1 = varietas Wilis dan G2 = varietas Tanggamus) dan genotip yang toleran (G3 = genotip IAC,100/Bur//Malabar dan G4 = genotip Argopuro//IAC,100). Faktor kedua terdiri 2 jenis amelioran tanah dan 1 tanpa amelioran, yaitu A0 = tanpa amelioran tanah; A1 = pupuk kandang sapi; A2 = gypsum. Total Kombinasi 4 x 3 = 12 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 percobaan. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indek klorofil, bobot kering tanaman, jumlah polong tanaman (jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman dan jumlah polong hampa per tanaman) dan komponen hasil. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilakukan uji F pada tingkat kesalahan 5%, untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diaplikasikan. Kemudian apabila terdapat beda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) pada tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi yang nyata antara varietas/genotip dengan macam bahan amelioran terhadap peubah indek klorofil. Indek klorofil pada fase reproduktif awal (R1) umur 34 hari setelah tanam mempengaruhi bobot kering biji per tanaman. Dalam masing-masing varietas/genotip terdapat jenis amelioran yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Pada varietas Wilis dan Tanggamus penggunaan gypsum merupakan amelioran yang tepat dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang dan pada genotip IAC,100/Bur//Malabar penggunaan pupuk kandang dan gypsum belum dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dan Pada genotip Argopuro//IAC,100 penggunaan gypsum merupakan amelioran yang tepat dibandingkan pupuk kandang.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/460/051507453
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Oct 2015 14:01
Last Modified: 15 Oct 2015 14:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130471
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item