Dampak Program Agrowisata Petik Belimbing Terhadap Pendapatan Petani Belimbing (Studi Kasus di Agrowisata Belimbing Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Ameliawati (2015) Dampak Program Agrowisata Petik Belimbing Terhadap Pendapatan Petani Belimbing (Studi Kasus di Agrowisata Belimbing Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor penting dan menarik untuk dikembangkan di Indonesia. Pariwisata memiliki potensi untuk meningkatkan devisa negara, mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat memberikan dampak bagi kemajuan pemberdayaan pada sektor perekonomian bagi penduduk sekitar dan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan di sektor pertanian dapat dikaitkan dengan sektor lainnya, misalnya sektor pariwisata. Kombinasi antara kegiatan di sektor pertanian dan pariwisata dapat diupayakan dengan pengembangan kegiatan pariwisata berbasis pertanian yang biasa disebut dengan agrowisata. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi pertanian yang tinggi dengan lahan pertanian yang luas. Kecamatan Kalitidu menjadi sentra penghasil buah belimbing di Kabupaten Bojonegoro yang belum pernah ada sebelumnya, karena Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang kering saat musim kemarau dan rawan banjir saat musim penghujan, sehingga belum ada petani yang menanam tanaman holtikultura. Dengan potensi yang ada, maka kegiatan agrowisata dapat membantu memeratakan perekonomian dan dapat meningkatkan pendapatan petani dari usahatani belimbing di Desa Ngeringinrejo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kegiatan agrowisata di Desa Ngeringinrejo. (2) Menganalisis biaya, penerimaan dan keuntungan usahatani yang diterima petani yang mengikuti agrowisata dan tidak mengikuti agrowisata di Desa Ngeringinrejo. (3) Menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani bergabung di agrowisata belimbing Desa Ngeringinrejo. (4) Menganalisis dampak sosial ekonomi adanya agrowisata di Desa Ngeringinrejo. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana kegiatan agrowisata belimbing di Desa Ngeringinrejo. (2) Bagaimana biaya, penerimaan dan keuntungan usahatani yang diterima petani yang mengikuti agrowisata dan tidak mengikuti agrowisata Desa Ngeringinrejo. (3) Faktor-faktor sosial ekonomi apakah yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani bergabung di agrowisata belimbing Desa Ngeringinrejo. (4) Bagaimana dampak sosial ekonomi dengan adanya kegiatan agrowisata di Desa Ngeringinrejo. Penentuan lokasi pada penelitian ini ditentukan secara purposive dan penentuan responden menggunakan metode Teknik Acak Berkelompok (Cluster Random Sampling). Untuk responden petani non agrowisata adalah menggunakan metode sensus, sedangkan untuk penentuan responden petani yang bergabung dalam agrowisata dilakukan secara acak (random). Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan, maka jumlah responden petani agrowisata sebanyak 41 orang dan petani non agrowisata sebanyak 8 orang. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif (untuk menghitung biaya, penerimaan dan pendapatan petani belimbing), serta untuk mengetahui beda pendapatan rata-rata digunakan analisis uji beda rata-rata. Sedangkan untuk ii mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani bergabung di agrowisata belimbing menggunakan analisis regresi logistik. Hasil Penelitian antara lain: (1) Rata-rata kunjungan wisatawan di agrowisata petik belimbing pada bulan Juli-Desember 2014 mengalami fluktuasi. Pada bulan Juli-Desember 2014 didapatkan nilai rata-rata penerimaan pengelola agrowisata per bulan sebesar Rp 2.316.000. (2) Rata-Rata total biaya, penerimaan dan pendapatan yang diterima petani belimbing diagrowisata lebih besar daripada petani non agrowisata. Rata-rata pendapatan usahatani belimbing pada petani agrowisata belimbing adalah Rp 43.969.903/ha/sekali panen dan petani non agrowisata belimbing adalah Rp 24.085.386/ha/sekali panen. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata nilai t hitung yaitu 7,653 > 1,684 dan signifikasi 0,000 < 0,1 maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada rata-rata pendapatan petani belimbing yang bergabung dalam agrowisata dan non agrowisata. (3) Berdasarkan analisis regresi logistik yang telah dilakukan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan petani berusahatani belimbing di agrowisata belimbing Desa Ngeringinrejo yaitu pendidikan terakhir, frekuensi penyuluhan dan jumlah pohon belimbing. (4) Dampak positif adanya agrowisata antara lain: membantu petani belimbing menjadikan lahan pertanian menjadi lebih produktif, petani di agrowisata belimbing dapat lebih teliti dalam mengontrol biaya-biaya sarana produksi yang dikeluarkan untuk usahatani belimbing, dapat meningkatkan penerimaan petani, serta dapat menghemat biaya panen, dapat meningkatkan pendapatan usahatani, dapat membuka lapangan pekerjaan baru pada masyarakat sekitar agrowisata serta mampu menambah kesempatan kerja dan mengurangi arus urbanisasi ke kota. Dampak negatif adanya agrowisata antara lain: agrowisata dapat menimbulkan konflik antara masyarakat yang bergabung dalam kegiatan agrowisata dan non agrowisata, agrowisata dijadikan tempat untuk berpacaran oleh anak-anak remaja, dapat memicu masyarakat sekitar untuk meniru tingkah laku negatif dan pakaian pengunjung dari luar kota. Saran untuk pengelola agrowisata dan pemerintah daerah, yaitu: (1) Pengelola agrowisata segera membuat koordinasi yang jelas dalam pembagian tugas, tanggung jawab pada setiap devisi pada struktur organisasi. (2) Disarankan petani belimbing dapat menambah pendidikan serta pengetahuan dengan cara mengikuti kegiatan penyuluhan dengan rutin serta petani belimbing dapat memanfaatkan lahan dengan benar dengan menanam pohon belimbing sesuai jarak tanam sehingga produksi belimbing dapat meningkat. (3) Pengelola agrowisata dan pemerintah setempat dapat lebih banyak memfasilitasi pengembangan kegiatan agrowisata beserta usaha tani belimbing, agar kegiatan agrowisata dapat lebih banyak lagi dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. (4) Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani bergabung di agrowisata sehingga nilai Nagelkerke R2 dapat lebih tinggi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/418/051505616
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 12 Oct 2015 14:58
Last Modified: 12 Oct 2015 14:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130425
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item