Ningtyas, Wahyu (2015) Pengaruh Pemberian Kombinasi Arang Hayati dan Sisa Tanaman Legum Terhadap Ketersediaan N, P dan Pelepasan Emisi Karbondioksida Pada Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pertanian lahan kering merupakan suatu praktek budidaya dengan ketergantungan yang tinggi pada faktor iklim, sehingga mudah terdegradasi apabila pengelolaannya tidak tepat. Rendahnya tingkat kesuburan tanah disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik tanah dan rendahnya kandungan unsur tersedia bagi tanaman. Telah diketahui bahwa bahan organik mempunyai dua fungsi utama, yakni secara langsung menyediakan unsur hara melalui proses dekomposisi, dan secara tidak langsung menambah kadar bahan organik tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah serta mengatur penyediaan unsur hara. (Handayanto et al., 1994). Tujuan dari penelitian adalah mengetahui dan mempelajari pengaruh kombinasi arang hayati (biochar) dan biomasa tanaman Mucuna pruriens, Psophocarpus tetragonolubus, Phaseolus lunatus, Dolichos lablab terhadap ketersediaan N, ketersediaan P dan pelepasan CO2 dari hasil dekomposisi Penelitian dilaksanakan dalam Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alumunium foil, plastik wrap, suntikan 3 ml, kain hitam dan alat-alat laboratorium. Bahan yang digunakan adalah biomasa segar, tanah dan biochar. Biomasa segar dari 4 jenis tanaman liar Mucuna pruriens (MP=Koro benguk), Psophocarpus tetragonolubus (PT=Kecipir), Phaseolus lunatus (PL=Koro krupuk daun runcing) dan Dolichos lablab (DL=Koro uceng), biochar sekam padi, botol plastik 100 ml, tabung ukuran 3 ml dan tabung ukuran 5 ml. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 1, 2, 4, 6, dan 8. Parameter yang diamati meliputi: N mineral (mg/kg) dengan metode Kjeldahl (MgO dan Devarda aloy), P-tersedia (mg/kg) dengan metode Bray 2, Evolusi CO2 dengan (Metode Titrasi, Verstraete,1981). Perlakuan kombinasi 75 MP + 25 AH (3.75 t Mucuna pruriens/ha dan 1.25t arang hayati/ha) memiliki nilai tertinggi terhadap amonium pada (8 MSI) yaitu sebesar 143 mg/kg atau meningkat 643 % dari kontrol, rata-rata tertinggi terhadap amonium adalah perlakuan 100 PT+0AH yaitu memiliki nilai 79,17 mg/kg atau meningkat sekitar 396%. Perlakuan yang memiliki nilai tertinggi terhadap nitrat pada (8 MSI) yaitu pada perlakuan 50 PL+50 AH 236,67 mg/kg atau meningkat 184,15%, perlakuan yang memiliki rata-rata tertinggi terhadap nitrat yaitu 75 PT+25AH yaitu 206 mg/kg atau meningkat 137 % dari kontrol. Perlakuan kombinasi 5 t Psophocarpus tetragolubus /ha dan 0 t arang hayati/ha (100 PT+ 0 AH) memiliki nilai tertinggi terhadap P-tersedia yaitu 63,64 mg/kg atau meningkat sekitar 151,24 mg/kg dari kontrol. Perlakuan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 75 PL+25 AH yaitu 33,45 mg/kg atau meningkat 44% dari kontrol. Rata-rata nilai Evolusi CO2 tertinggi pada perlakuan 50 DL +50 AH (2.5 t Dolichos lablab/ha dan 2.5 t arang hayati/ha) yaitu 1,54 mgCO2/minggu meningkat sekitar 40 % dari kontrol.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/386/051505316 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 05 Aug 2015 10:53 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 06:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130388 |
Preview |
Text
SKRIPSI_WAHYU_NINGTYAS_115040213111019.pdf Download (10MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |