Pengaruh Aplikasi Biourin Sapi, EM4 dan Macam Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Musim Hujan

Puspitasari, RiskyAnggraeni (2015) Pengaruh Aplikasi Biourin Sapi, EM4 dan Macam Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Musim Hujan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi bawang merah pada musim hujan jauh lebih rendah dibanding musim kemarau. Solusi yang sering digunakan ialah penambahan pupuk anorganik berlebihan. Hal tersebut dapat menurunkan kesuburan tanah sehingga perlu pemberian bahan pemacu pertumbuhan sebagai pendamping pupuk dan sekaligus dapat memperbaiki kesuburan tanah. Bahan pemacu pertumbuhan yang dapat ditambahkan ialah biourin sapi dan EM4. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari pengaruh pemberian biourin sapi dan EM4 yang dikombinasikan dengan kompos kotoran sapi dan pupuk anorganik pada pertumbuhan dan hasil bawang merah yang ditanam pada musim hujan dan mendapatkan kombinasi bahan pemacu pertumbuhan dan pupuk terbaik pada pertumbuhan dan hasil bawang merah yang ditanam pada musim hujan. Hipotesis penelitian ini ialah pemberian biourin sapi yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dan kompos kotoran sapi memberikan pengaruh lebih optimal pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dibandingkan pupuk dengan kompbinasi EM4 dan tanpa kombinasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2015 bertempat di Dusun Ngujung Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah cangkul, garu, tugal, gembor, sprayer, penggaris, timbangan analitik, kalkulator, meteran, tali rafia, kamera digital Canon IXUS 145, amplop coklat, oven, spidol, dan papan label. Bahan yang digunakan ialah bibit bawang merah varietas Filipina, urin dan kotoran sapi, kompos kotoran sapi, EM 4, pupuk anorganik, SP36 (36% P2O5), KCl (60% K2O), dan ZA (21%N), air, fungisida Antracol (Propineb 70%), dan pestisida kimia. Rancangan percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 9 macam perlakuan yaitu 100% dosis anorganik (B0), 50% dosis kompos kotoran sapi (B1), 50% dosis anorganik + 25% dosis kompos kotoran sapi (B2), pemberian EM 4 dan 100% dosis anorganik (B3), pemberian EM4 dan 50% dosis kompos kotoran sapi (B4), pemberian EM4 dan 50% dosis anorganik + 25 % dosis kompos kotoran sapi (B5), pemberian biourin dan 100% dosis anorganik (B6), pemberian biourin dan 50% dosis kompos kotoran sapi (B7) dan pemberian biourin dan 50% dosis anorganik + 25 % dosis kompos kotoran sapi (B8). Kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 27 satuan percobaan. Pengamatan terdiri atas variabel pertumbuhan (umur 14, 28, 42 dan 56 HST) yaitu luas daun (cm2), panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai lubang tanam-1), jumlah anakan (lubang tanam-1), bobot umbi basah dan bobot umbi kering (g lubang tanam-1). Pengamatan panen meliputi jumlah umbi panen, bobot umbi basah dan bobot umbi kering matahari (ton ha-1). Analisa pertumbuhan tanaman meliputi indeks luas daun (ILD) dan indeks hasil panen (IP). Pengamatan lingkungan meliputi suhu, kelembaban udara, intensitas matahari dan curah hujan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F dengan taraf 5%) untuk mengetahui adanya pengaruh dari ulangan dan perlakuan yang diberikan. Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan biourin sapi sebagai bahan penyubur tanaman lebih optimal dibandingkan EM4 pada komposisi pupuk anorganik dan organik yang sama. Perlakuan terbaik ialah kombinasi biourin sapi dikombinasikan dengan 50% dosis pupuk anorganik dan 25% kompos kotoran sapi. Perlakuan ini menunjukkan hasil pada variabel pertumbuhan panjang tanaman 34,60 cm, jumlah anakan sebanyak 12,58, luas daun mencapai 533,70 cm2, indeks luas daun 1,07, jumlah daun sebanyak 28,42 helai per lubang tanam dan bobot umbi basah mencapai 34,18 g lubang tanam-1 dengan jumlah umbi 10,75 lubang tanam-1. Perlakuan tersebut dapat meningkatkan produksi umbi bawang merah sebesar 24,2% dari perlakuan pemupukan konvensional (100% dosis pupuk anorganik) dan 43,63% lebih tinggi dari produksi pemupukan serupa tanpa kombinasi. Perlakuan tersebut juga menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan sebelumnya sebesar 12,5%. Perbedaan produksi antara musim kemarau dan musim hujan mencapai 42,15%. Hal tersebut membuktikan bahwa musim hujan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil bawang merah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/383/051505313
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 05 Aug 2015 10:41
Last Modified: 19 Oct 2021 06:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130385
[thumbnail of COVER_2.pdf]
Preview
Text
COVER_2.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of KATA_PENGANTAR.pdf]
Preview
Text
KATA_PENGANTAR.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (6MB) | Preview
[thumbnail of BAB_1.pdf]
Preview
Text
BAB_1.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LEMBAR_PENGESAHAN.pdf]
Preview
Text
LEMBAR_PENGESAHAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_2.pdf]
Preview
Text
BAB_2.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_3.pdf]
Preview
Text
BAB_3.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_4.pdf]
Preview
Text
BAB_4.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB_5.pdf]
Preview
Text
BAB_5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of COVER_1.pdf]
Preview
Text
COVER_1.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item