Rachmawati, FitraEka (2015) Efisiensi Pemasaran Tembakau (Nicotiana Tabacum L.) Di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tembakau (Nicotiana tabacum,L) merupakan salah satu tanaman dari sektor perkebunan yang masih berkembang di Indonesia. Pada umumnya, tembakau digunakan sebagai bahan baku utama yang digunakan dalam industri pengolahan tembakau menjadi rokok, Produksi tembakau memiliki peranan yang strategis untuk menghasilkan devisa negara, menghasilkan bea cukai dan pajak, dan penyerapan tenaga kerja. Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau mengalami peningkatan, yaitu dari Rp. 32,6 triliun pada tahun 2005 menjadi 65,4 triliun pada tahun 2011. Kabupaten Sampang merupakan salah satu sentra penghasil tembakau, khususnya di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun dengan total produksi pada tahun 2012 mencapai 2.702 ton/ha. Peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, khususnya konsumsi dalam negeri harus diimbangi dengan pemasaran yang baik. Jika pemasaran dapat berjalan secara efisien, maka hal ini dapat menguntungkan di pihak petani (produsen) maupun lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran. Faktor yang menjadi kendala dalam pemasaran tembakau di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun adalah faktor iklim dan hujan yang tidak menentu pada saat musim tembakau, sehingga hal ini berdampak pada harga tembakau yang berfluktuatif. Adanya fluktuasi harga ini akan semakin menekan harga di tingkat petani dan meningkatkan harga jual di tingkat pihak swasta perwakilan pabrik rokok yang bertindak sebagai konsumen. Oleh karena itu, penting untuk dikaji penelitian mengenai efisiensi pemasaran tembakau di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi saluran pemasaran dan lembaga pemasaran tembakau, 2) mengidentifikasi fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran tembakau, 3) menganalisis marjin pemasaran, distribusi marjin, share harga petani, share biaya pemasaran dan share keuntungan, serta rasio keuntungan dan biaya, 4) menganalisis tingkat efisiensi harga dan efisiensi operasional pemasaran tembakau. Penelitian dilakukan di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang dengan pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (purposive). Responden petani dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dan diperoleh 43 petani. Cara pengambilan sampel responden lembaga pemasaran dilakukan dengan teknik snowball sampling berdasarkan alur pemasaran tembakau dari produsen (petani) sampai pihak swasta perwakilan pabrik rokok (konsumen). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan saluran dan lembaga pemasaran, serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis efisiensi pemasaran berdasarkan nilai marjin pemasaran, distribusi marjin, share harga, rasio keuntungan dan biaya, efisiensi harga, dan efisiensi operasional. Untuk mengukur efisiensi operasional berdasarkan fasilitas transportasi diukur dengan load factor efficiency. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan empat saluran pemasaran tembakau rajangan dengan saluran pemasaran terpanjang melibatkan petani, tengkulak, pedagang pengumpul desa, dan pedagang besar tingkat daerah. Saluran pemasaran terpendek, yaitu pada saluran I yang tidak melibatkan lembaga pemasaran artinya petani (produsen) langsung menjual tembakau rajangaanya kepada pihak swasta perwakilan pabrik rokok (konsumen). Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani pada setiap saluran pemasaran relatif sama, yaitu meliputi meliputi fungsi pertukaran (penjualan), fungsi fisik (pemetikan, pemeraman, penggulungan, perajangan, pengeringan, penimbangan, pengemasan, dan bongkar muat), dan fungsi fasilitas (sortasi dan transaksi). Saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien, karena memiliki nilai share harga yang paling tinggi, yaitu 88,39% dengan nilai rasio keuntungan dan biaya tertinggi, yaitu 1,010 yang berarti kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat telah mendapatkan keuntungan dari kegiatan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan, namun kelemahan dari saluran pemasaran I adalah kapasitas penjualan yang terbatas dan kondisi untuk masuk pasar (barriers to entry) sangat sulit, sehingga petani memerlukan saluran pemasaran alternatif lainnya, yaitu saluran pemasaran IV. Tingginya nilai share harga di tingkat petani pada saluran pemasaran IV, yaitu sebesar 69,92% dapat dijadikan sebagai saluran pemasaran alternatif yang dapat digunakan oleh petani untuk melakukan pemasaran tembakau. Tingkat efisiensi harga pemasaran tembakau dari keempat saluran pemasaran tembakau yang ada di Desa Pangongsean berdasarkan pendekatan transportasi dan processing telah efisien, karena selisih harga di masing-masing lembaga pemasaran relatif lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata biaya transportasi dan processing. Sedangkan tingkat efisiensi operasional yang diukur dengan load factor efficiency dari fasilitas transportasi belum efisien, karena dari keempat saluran pemasaran yang ada belum menggunakan alat angkut dengan optimal atau tidak sesuai dengan kapasitas angkut normal yang telah ditentukan. Saran yang dapat diberikan, yaitu 1) bagi pemerintah, sebaiknya pemerintah daerah perlu menetapkan standarisasi harga jual dan harga beli tembakau rajangan, bagi petani sebaiknya petani perlu membentuk kelompok tani tembakau yang ada di Desa Pangongsean agar dapat menampung hasil produksi tembakau dan secara bersama-sama petani dapat menentukan harga jual tembakau rajangan, sehingga posisi tawar petani meningkat, 2) sebaiknya pemasaran tembakau rajangan lebih diarahkan pada saluran pemasaran IV, hal ini dikarenakan saluran pemasaran IV juga dapat memberikan nilai share harga petani yang cukup tinggi, 3) bagi lembaga pemasaran, sebaiknya kapasitas angkut yang dibawa harus memenuhi kapasitas angkut normal yang telah ditetapkan agar dapat mengurangi kerusakan pada tembakau rajangan dan kerusakan pada alat transportasi yang digunakan, 4) bagi penelitian selanjutnya diharapkan adanya perhitungan efisiensi operasional berdasarkan fungsi penyimpanan pada masing-masing lembaga pemasaran di setiap saluran pemasaran
English Abstract
Tobacco (Nicotiana tabacum, L) is one of the plants from the plantation sector is still thriving in Indonesia. In General, tobacco was used as the main raw material used in the industrial processing of tobacco into cigarettes. Production tobacco has a strategic role to produce the countrys foreign exchange, generate customs and taxes, and the absorption of labour. Acceptance of State Excise tobacco have an increased results, it’s from 32,6 trillion in 2005 to 65,4 trillion in 2011. Sampang regency is a center for tobacco, especially in the Pangongsean village, Torjun district with total production in 2012 reach 2.702 tons/ha. Increased production to meet the needs of consumption, particularly domestic consumption should be balanced with good marketing. If marketing can run efficiently, then it can be profitable on the part of farmers (producers) as well as marketing agency involved in the marketing process. Factors that become an obstacle the marketing a tobacco in Pangongsean village, Torjun district is the climate factor and erratic rainfall during the season a tobacco, so it does have an impact to tobacco prices fluctuate. The existence of price fluctuations will be increasingly pressing prices at the level of farmers and increase the sale price at the level of the factory representative smoking private party acting as the consumer. Therefore, it is important to review research about efficiency marketing a tobacco in the Pangongsean village, Torjun district, Sampang Regency. This research aims at being to 1) identify the channels a marketing and the marketing institutions a tobacco, 2) identify marketing functions carried out by each institution marketing a tabacco, 3) analyze marketing margins, distribution margins, share prices for farmers, share marketing costs and share the profits, as well as the ratio of benefits and costs, 4) analyze the level of efficiency of the price marketing a tobacco and operational efficiency. The research was conducted in the Pangongsean village, Torjun district, Sampang Regency with site selection based on certain considerations in accordance with the research objectives (purposive). Farmer respondents randomly selected simple (simple random sampling) and acquired 43 farmers. The way sampling is done by marketing agency respondents technique based on snowball sampling marketing a tobacco producers (farmers) to private party representatives (consumer) cigarette factory. Data analysis method used is descriptive analysis and quantitative analysis. A descriptive analysis was used to describe the channels and marketing agencies, and marketing functions carried out by each institution in each marketing channel marketing. Quantitative analysis is used to analyze the efficiency of value based marketing margins, distribution margins, share price, the ratio of benefits and costs, prices efficiency and operational efficiency. To measure operational efficiency based on measured transport facilities with load factor efficiency. Based on the research results obtained four marketing channel a tobacco with the longest marketing channel involving farmers, the middleman, middle men in their village, and the wholesalers regions. The shortest marketing channel, that channel I that does not involve a marketing agency means farmers (producers) direct selling a tobacco to private parties representative manufacturer of cigarettes (consumer). Marketing functions carried out by the farmer at any marketing channels are relatively the same, i.e. include the function of Exchange (sale), physical function (harvesting, curing, scrolling, perajangan, drying, weighing, packing, and loading and discharging), and function facilities (sorting and transactions). Marketing channel I is the most efficient marketing channel, because it has the value of share prices of the most high, that is 88,39% with the highest cost and benefit ratio, i.e. 1,010 which means marketing activities carried out by the institutions involved have marketing benefit from the functions marketing activities carried out, but the disadvantage marketing channel I is a limited sales capacity and conditions to enter markets (barriers to entry) is very difficult, so farmers need other alternative marketing channels, i.e. IV marketing channels. The high value of the share price at the level of farmers on marketing channels, i.e. IV of 69,92% can be used as alternative marketing channels that can be used by farmers to do the marketing a tobacco. The level efficiency of the marketing price a tobacco from the four existing tobacco marketing channel in Pangongsean village based on the approach of transport and processing have been efficient, because the price difference in each institutions marketing is relatively larger if compared with the average costs of transport and processing. While the level of operational efficiency as measured by the load factor in the efficiency of facilities transport not efficient, because of the four marketing channels are not yet using the tool carrier with optimal or not in accordance with the normal transport capacity has been determined. Advice that can be given, i.e. 1) for the government, should local governments need to establish the standardization of the selling price and the purchase price a tobacco, farmers should need to form a group a tobacco farmers in the Pangongsean village in order to accommodate the production a tobacco and jointly determine the selling price a tobacco, so bargaining position resulting in increased, 2) should be more directed at tobacco marketing channel IV, because marketing channels IV can also provide value share price high enough farmers, 3) for marketing agencies, transport capacity should be taken to meet the normal transport capacity which has been established in order to reduce damage to tobacco and the damage to the means of transport used, 4) for further research expected the calculation of operational efficiency based on the function of storage on each institution in each marketing channel marketing.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/323/ 051504569 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 15 Jul 2015 09:14 |
Last Modified: | 15 Jul 2015 09:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130320 |
Actions (login required)
View Item |