Optimalisasi Produksi Gondorukem Dan Terpentin (Studi Di Pabrik Gondorukem Dan Terpentyn Sukun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur)

Faratiza, DhilenYuan (2015) Optimalisasi Produksi Gondorukem Dan Terpentin (Studi Di Pabrik Gondorukem Dan Terpentyn Sukun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu hasil hutan non kayu adalah getah pinus yang diperoleh dari tegakan pinus melalui penyadapan. Getah pinus apabila diolah dapat menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi yaitu gondorukem dan terpentin. Gondorukem dan terpentin digunakan sebagai bahan baku yang penting bagi industri-industri. Produk hasil hutan bukan kayu ini mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan saat ini dan di masa mendatang. Hal ini ditunjukkan dengan potensi dan ekspor gondorukem yang memberikan kontribusi 8% lebih terhadap produksi gondorukem dunia, sedangkan volume produksi gondorukem Indonesia yang diperdagangkan setiap tahun sekitar 60.000 ton yang terdiri dari 80% untuk ekspor dan 20% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Pabrik Gondorukem dan Terpentyn didirikan pertama kali berada di Ponorogo sehingga pabrik ini merupakan pabrik tertua dari semua Pabrik Gondorukem dan Terpentyn yang ada di Jawa. Pabrik Gondorukem dan Terpentyn (PGT) Sukun mempunyai kapasitas produksi sebesar 18.000 ton/tahun dengan rata-rata volume produksi per tahunnya sebesar 8.000 ton (PGT, 2014). Melihat kondisi perusahaan yang hanya mampu memenuhi volume produksi di bawah kapasitas produksi sedangkan potensi ekspor gondorukem Indonesia cukup tinggi, maka perlu adanya perencanaan agar kapasitas produksi yang dihasilkan lebih optimal. Optimalisasi produksi di PGT Sukun dapat mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya yang terbatas dalam produksi gondorukem dan terpentin. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat produksi optimal gondorukem dan terpentin yang dapat dicapai oleh Pabrik Gondorukem dan Terpentyn Sukun, (2) Menganalisis tingkat keuntungan maksimal yang diperoleh melalui hasil optimalisasi produksi gondorukem dan terpentin di Pabrik Gondorukem dan Terpentyn Sukun. Metode dalam penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan linear programming yang dilakukan dengan bantuan software QM for Windows. Analisis ini dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan yaitu untuk memaksimumkan keuntungan dan fungsi kendalanya adalah bahan baku, rendemen pengolahan, tenaga kerja langsung, jam kerja mesin, dan kapasitas mesin. Penentuan fungsi kendala didasarkan pada input sumberdaya yang terlibat langsung dan berpengaruh pada proses produksi. Analisis data yang digunakan meliputi analisis primal, analisis dual, dan analisis sensitivitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan keuntungan, maka Pabrik Gondorukem dan Terpentyn Sukun harus memproduksi 458,32 ton/bulan gondorukem dan untuk terpentin 214,79 ton/bulan. Kombinasi tersebut akan memberikan keuntungan sebesar Rp 11.025.690.000 per bulan. Keuntungan tersebut lebih tinggi daripada keuntungan aktual yang diperoleh Pabrik Gondorukem dan Terpentyn Sukun sebesar Rp 9.681.922.792 per bulan dengan memperoduksi gondorukem sebesar 485,11 ton/bulan dan terpentin 103,86 ton/bulan. ii Pada analisis program linier dari hasil analisis primal, diperoleh kombinasi produksi yang optimal dalam satu bulan adalah produksi gondorukem 458,32 ton/bulan dan untuk terpentin adalah 214,79 ton/bulan. Dari hasil analisis dual, kendala sumberdaya yang langka atau menjadi pembatas adalah bahan baku, dan tenaga kerja langsung, sedangkan rendemen pengolahan, jam kerja mesin, dan kapasitas mesin tidak termasuk sumberdaya yang langka sehingga tidak membatasi fungsi tujuan. Bahan baku menjadi pembatas dikarenakan rendahnya pasokan dari pemasok yang disebabkan beberapa faktor diantaranya bencana alam dan kurangnya tenaga penyadap. Hasil analisis sensitivitas, kendala bahan baku masih dapat ditingkatkan penggunaannya sebesar 922,94 ton/bulan dan untuk tenaga kerja dapat ditingkatkan jam kerjanya hingga 4.945,40 jam/bulan. Kedua sumberdaya tersebut masih dapat ditingkatkan penggunaannya karena jumlah ketersediaan sumberdaya setiap bulannya masing di bawah kapasitas maksimal. Hal ini berarti bahwa kendala yang mempengaruhi produksi gondorukem dan terpentin adalah kurangnya bahan baku serta tenaga kerja langsung. Saran yang dapat diberikan kepada Pabrik Gondorukem dan Terpentyn Sukun diantaranya adalah apabila perusahaan menghendaki meningkatkan keuntungan, sebaiknya perlu adanya penambahan pasokan bahan baku getah pinus dari KPH lain ataupun pihak swasta, selain itu juga perlu adanya penambahan tenaga kerja agar tidak terjadi perangkapan pada operator mesin. Rendahnya pasokan getah pinus juga disebabkan oleh jumlah tegakan pohon pinus yang berkurang akibat bencana alam, oleh karena itu perhutani sebaiknya melakukan penanaman kembali atau reboisasi serta peningkatan upah bagi tenaga penyadap. Serta diharapkan adanya penelitian selanjutnya terkait permasalahan pada bahan baku seperti optimalisasi pengadaan bahan baku getah pinus sehingga dapat diketahui kapasitas optimal yang mampu dihasilkan oleh masing-masing areal tanaman pinus.

English Abstract

One of non-timber forest crops is pine sap produced from pine stand through tapping. If pine sap processed, it will produce products which has high sale price: gum rosin and turpentin oil. They are used as the important raw materials for industries. These products have bright prospect to be developed now and future. It is showed by gum rosin potency and export which gives more than 8% of contribution of world gum rosin production and Indonesia gum rosin production volume sold every years is about 60.000 tons: 80% if for export and 20% is to fiulfill domestic market need. Gum Rosin and Turpentin Oil Factory built firstly in Ponorogo so this factory was the oldest from all Gum Rosin dan Turpentin Oil Factories in Java. Sukun Gum Rosin and Turpentin Oil Factory (PGT Sukun) has production capacity 18.000 ton/years with production volume on the average 8.000 in every year (PGT, 2014). Looking the factory condition which only can fulfill the production volume under the production, in fact Indonesia gum rosin export potency is high enough, it needs a planning so that production capacity will be more optimal. Production optimalization in PGT Sukun can make the limited resource effective and efficient in gum rosin and turpentin oil production. The purposes of this research are: (1) Analyzing the optimal production level of gum rosin and turpentin oil can be reached by Sukun Gum Rosin and Turpentin Oil Factory (2) Analyzing the maximum profit level gotten from gum rosin and tupentin oil production optimalization in Gum rosin and Turpentin oil Factory. It uses quantitative research method through linear programming helped by QM for Windows software. This analysis is done by determine the objective function firstly to maximize the profit and the constrint functions are raw material, processing rendemen, direct labors, machine working time, and machine capacity. The determination of constraint function based on the input resource involved directly and influence the production process. Data analysis used to use the software consist of primal analysis, sual analysis, and sensitivity analysis. The result of this research shows that to maximize the profit, Sukun Gum Rosin and Turpentin Oil Factory have to produce 458,32 tons of gum rosin and 214,79 tons of turpentin oil. That combination will give Rp 11.025.690.000 of the profit. This profit is higher than actual profit gotten by Sukun Gum rosin and Turpentin oil Factory in Rp 9.681.922.792 by producing 485,11 tons of gum rosin and 103,86 tons of turpentin oil. In linear program analysis and primal analysis result, the optimal production combination gotten during a month is the produciton of 458,31 tons of gum rosin and 214,79 tons of turpentin oil. From dual analysis result, the rare resource problems or barriers are raw material and direct labors, whereas processing rendemen, machine working time, and machine capacity are not included in the rare resouces so it won’t limit the objective function. The sensitivity analysis result and raw material problem still can be increased in 922,94 tons/month and for the labors can be increased in 4945,40 hours/month. It iv means that the problem which can affect gum rosin and turpentin oil production is the less raw material and direct labors. Both of those resource could be increased because the usage of the resources each month below the maximum capacity The suggestion can be given to Sukun Gum Rosin and Turpentin Oil Factory, if the factory wants to increase the profit, it should to increase the pine sap raw material supply from the other KPH or private side because the enhancement of raw material can increase produce too and affects the profit. Beside that, addition of labors is recomended so doubling in machine operator won’t be happened. The low supply of pine resin is also caused by a number of pine tree stands are reduced due to natural disasters, therefore, should Perhutani replanting or reforestation as well as increased wages for workers tapper. And expected to further research related to the problem in the raw materials like procurement optimization of pine sap raw materials so that can be known the optimal capacity can be produced by each plant area of pine.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/314/ 051504554
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 08 Jul 2015 13:04
Last Modified: 08 Jul 2015 13:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130310
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item