Nursasi, Endah (2015) Peran Program Desa Mandiri Pangan dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan (Kasus di Desa Pangkatrjo, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Berkurangnya lahan pertanian menjadi salah satu penyebab melemahnya sistem ketahanan pangan. Peningkatan jumlah penduduk dan dengan berkurangnya lahan pertanian menyebabkan terjadinya kerawanan pangan. Kerawanan pangan sendiri erat kaitannya dengan kemiskinan, sehingga fokus pembangunan diarahkan dalam penanganan masalah kerawanan pangan dan kemiskinan dengan meningkatkan ketahanan pangan. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1996, konsep ketahanan pangan telah termuat aspek keamanan, mutu dan keragaman sebagai kondisi yang harus dipenuhi dalam kebutuhan pangan penduduk secara cukup dan merata serta terjangkau. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup ketersediaan dan konsumsi saja melainkan juga kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan dan tidak adanya ketergantungan pangan dari pihak lain. Dengan hal tersebut, kemandirian pangan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam pemenuhan ketahanan pangan, maka diperlukan peran pemerintah dan dari Badan Ketahanan Pangan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya di daerah pedesaan untuk mengatasi kerawanan pangan. Dengan adanya permasalahan ketahanan pangan yang dialami oleh masyarakat pedesaan, maka pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lamongan memberikan program dengan tujuan untuk mengatasi permasalah yang berkaitan dengan pangan. Program yang diberikan pemerintah tersebut yakni Program Desa Mandiri Pangan Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan implementasi Program Desa Mandiri Pangan (2) Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok afinitas (3) Mengidentifikasi peran program pemberdayaan masyarakat Desa Mandiri Pangan, dan (4) mengevaluasi dampak program pemberdayaan Desa Mandiri Pangan terhadap kondisi rumah tangga anggota kelompok afinitas. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Implementasi Program Desa Mandiri Pangan terdapat 4 tahap yakni tahap persiapan untuk tahap penumbuhan, tahap pengembangan, dan tahap kemandirian. Untuk rangking aktifitas tertinggi adalah dalam tahap penumbuhan yakni kegiatan pelatihan anggota kelompok afinitas. Dengan adanya program ini diharapkan kelompok afinitas dapat mewujudkan ketahanan pangan. (2) Tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok afinitas di Desa Pangkatrejo tingkat ketersediaan pangan 69,84 persen karena tidak mencukupi per musim panen dan hasil panen sebagian besar dijual. Sedangkan untuk distribusi pangan 85,71persen karena lahan yang dimiliki oleh rumah tangga anggota kelompok afinitas relative kecil.Untuk konsumsi pangan sebesar 74,76 persen persen karena sebagian kecil rumah tangga anggota kelompok afinitas yang melakukan diversifikasi pangan. (3) Peran Program Desa Mandiri Pangan sebagai Modal karena dengan modal sangat membantu rumah tangga anggota kelompok afinitas untuk memulai usaha. Selanjutnya peran sebagai pengembang usaha, rumah tangga anggota kelompok afinitas dapat mengembangkan usaha dengan dana yang telah dipinjam. Dan peran sebagai ii pelatihan kelompok afinitas karena dengan pelatihan anggota kelompok afinitas dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki. (4) Dampak program pemberdayaan masyarakat Desa Mandiri Pangan terhadap kondisi rumah tangga anggota kelompok afinitas dilihat dari orientasi usahatani sebelum program 52,86 persen dan setelah mengikuti Program Desa Mandiri Pangan 82,86 persen dan hasil analisis Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon sebesar Zhitung > Ztabel yakni 17,83 > 1,96. Sedangkan untuk pendapatan rumah tangga anggota kelompok afinitas sebelum mengikuti Program Desa Mandiri Pangan 42,86 persen dan setelah mengikuti Program Desa Mandiri Pangan 72,06 persen dan hasil analisis Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon sebesar Zhitung > Ztabel yakni 19,44 > 1,96. Dan untuk pemenuhan kebutuhan keuangan rumah tangga anggota kelompok afinitas sebelum mengikuti Program Desa Mandiri Pangan 44,76 persen dan setelah mengikuti Program Desa Mandiri Pangan 72,69 persen dan hasil analisis Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon sebesar Zhitung > Ztabel 20,20 > 1,96. Sehingga Program Desa Mandiri Pangan dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi kehidupan rumah tangga anggota kelompok afinitas. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebaiknya tetap memantau kegiatan yang dilaksanakan meskipun telah masuk ke tahap pasca mandiri dengan memberikan pendampingan dan pelatihan dalam kegiatan usaha, sedangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan anggota kelompok afinitas perlu adanya upaya dari pihak-pihak terkait agar membantu rumah tangga anggota kelompok afinitas dalam memecahkan masalah pada setiap persoalan yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan pangan. Sehingga rumah tangga kelompok afinitas tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan saja melainkan sumber pangan yang lebih beragam, bergizi dan berimbang.
English Abstract
The reduction of agricultural land has been being one of the weakening factors of the food security system. The increasing number of the population and the reduction of agricultural land cause food insecurity. Food insecurity itself is closely related to poverty, so that the focus of development is directed in handling problems of food insecurity and poverty by improving food security. UU RI 1996 Number 7, the concept of food security has been included in the aspect of security, quality and variety as a condition that must be fulfilled in the societys food needs sufficiently, evenly and affordable. Food security includes not only the availability and consumption but also communitys ability to access food and the lack of food dependence from other parties . In this condition , food independence is one of the requirements that must be fulfilled in the fulfillment of food security , then the role of governments and the food security agency are required in conducting empowerment public especially in rural areas to overcome food insecurity .By the presence of food security problems experienced by rural communities, then the government through the agency of food security in Kabupaten Lamongan gives the program with the purpose to overcome problems which are associated with food .The program which is provided by the government is Independent Village Food Program. The purpose of this research is: 1.to describe the implementation of the Independent Village Food Program 2.to analyze the level of food security of the household members of the group affinity 3.to identify the role of Independent Village Food Program in improving the food security and ( 4 ) to evaluate the impact of Independent Village Food Program against the condition of households group affinity members.. The results of research is as follows: ( 1) In the implementation of the Independent Village Food Program, there are 4 stages namely the preparation stage to the stage of growth, the stage of development, and the stage of independence.To the highest ranking activity is in the stage of growth that is training activities affinity group members .With this program is expected to a group of affinity can create food security( 2 ) the level of household food security members of the group in the village of affinity pangkatrejo level of food 69,84 persen by insufficient per season crop harvest and mostly sold.As for food distribution 85,71 persen because land possessed by household consumption relative members of the group affinity kecil.untuk food 74,76 persen by a fraction of household members of the group affinity who performs diversifies food. (3) the the role of the program independent food village capital because as with capital very helpful household members of the group of affinity to start businesses .Then the role of business as a developer , households affinity group members can develop business with the funds have been borrowed .And the role of training as a group of affinity because of training with an affinity group members can develop the skills possessed . ( 4 ) people empowerment program impact on independent viilage food conditionsare household members of the group affinity viewed from orient usahatani before program 52,86 persen and after follow a course independent food viilage 82,86 persen and results of the analysis will rank wilcoxon Zhitung > Ztabel to 17,83 > 1,96.While to household incomes members of the group affinity before follow a course independent 42,86 persen and food village after village follow a course independent food 72,06 persen and results of the analysis will rank wilcoxon Zhitung > Ztabel to 19.44 > 1,96.And to finance a common household members of the group affinity before follow a course independent 44,76 persen and food village after village follow a course independent food 72,69 persen and results of the analysis will rank wilcoxon Zhitung > Ztabel 20,20 > 1,96.And the independent food viilage can provide better impact to domestic life. There are some suggestions that can be given in this research. The Food Security Agency should monitor the activities which are implemented although they have entered to the post-independent stage by providing assistance and training in the business activities. However, to improve food security group member affinity, it needs the efforts from related parties to help households group member affinity in solving problems on every problem faced especially with regard to food. Therefore, the households group affinity not only depends on one kind of food but also food sources that more diverse, nutritious and balanced.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/19/051500678 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 04 Feb 2015 10:36 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 07:04 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130171 |
Preview |
Text
SKRIPSI_ENDAH_NURSASI_105040101111054.pdf Download (7MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |