Sofiani, Mariana (2015) Pengaruh Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Dalam Menghambat Penyakit Rebah Kecambah yang Disebabkan oleh Jamur Sclerotium rolfsii pada Kedelai. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai adalah salah satu komoditas pangan yang sangat penting di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, produksi kedelai sepanjang 2014 sebesar 921.336 ton atau produktifitasnya sebesar 15,06 kuintal/ha. Target produktifitas benih kedelai nasional sebesar 16,00 kuintal/ha sehingga Indonesia harus mengimpor kebutuhan dalam negeri.Salah satu kendala yang mempengaruhi produksi kedelai adalah gangguan penyakit. Penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii merupakan penyakit penting tanaman kedelai, terutama pada musim hujan atau pada lahan yang drainasenya buruk. Infeksi S. rolfsii pada kedelai biasanya mulai terjadi di awal pertumbuhan tanaman dengan gejala busuk kecambah atau rebah kecambah. Pada tanaman kedelai berumur lebih dari 2-3 minggu, gejalanya berupa busuk pada pangkal batang dan layu pada bagian yang terinfeksi, terlihat bercak berwarna coklat pucat dan di bagian tersebut tumbuh miselia jamur berwarna putih. Pengendalian menggunakan fungisida memang afektif tetapi untuk menghindari dampak negatifnya diperlukan cara pengendalian lain yang ramah lingkungan. Teknologi yang memungkinkan untuk dikembangkan dan relatif aman adalah pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bakteri Bacillus dan Pseudomonas sebagai kelompok PGPR yang merupakan genus paling banyak diteliti dan berpotensi tinggi sebagai agens pengendali penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi PGPR dalam menghambat penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii pada kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai Februari 2015 dan bertempat di laboratorium mikologi dan screen house Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian in vitro ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali ulangan. Penelitian in vivo menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Variabel pengamatan yang dilakukan secara in vitro adalah pengukuran daya hambat. Variabel pengamatan yang dilakukan secara in vivo adalah persentase perkecambahan benih kedelai, persentase kejadian penyakit rebah kecambah dan efikasi bakteri antagonis. Perlakuan PGPR memberikan pengaruh terhadap daya hambat pertumbuhan jamur S. rolfsii secara in vitro. Tingkat persentase daya hambat tertinggi ditunjukkan Perlakuan E sebesar 90,55%. Penghambatan pertumbuhan jamur S. rolfsii disebabkan oleh pertumbuhan hifa yang abnormal. Perlakuan PGPR memberikan pengaruh terhadap peningkatan perkecambahan benih kedelai yang diperolah perlakuan C dengan nilai 93,33% pada 7 HST. Perlakuan yang mendapatkan nilai rerata kejadian penyakit terkecil didapatkan pada perlakuan E sebesar 5,33% dan nilai penekanan penyakit sebesar 93,34%.
English Abstract
Soybean is one of the most important food commodities in Indonesia. Based on data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2014, soybean production in 2014 amounted to 921.336 tons or productivity of 15.06 quintals / ha. Unfortunately national target soybean seed productivity were 16.00 quintals/ha so that Indonesia must import for domestic demand. One of the obstacles that affect soybean production is a disease. Damping-off disease caused by Sclerotium rolfsii is an important disease of soybean plants, especially during in rainy season or in poorly drained field. Infection S. rolfsii on soybean usually begin to occur in the early growth of plants with symptoms of seedling rot or damping-off. On soybean crop more than 2-3 weeks, symptoms is necrotic such as stem rot and wilt on the infected part, looks pale and brown spots in the fungal mycelia grew white. Using a funicide control is affective but the negative ways are needed to avoid the impact of other control an environmentally friendly. Technology that allows it to be developed and relatively safe is the use of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bacillus and Pseudomonas as a group of PGPR are genus of the most widely studied and have high potential as an agent controlling plant diseases. This research aims to determine the effect of inhibiting the application of PGPR in damping-off disease caused by the fungus S. rolfsii on soybean. This research took place from October 2014 until February 2015 in mycology laboratory and screen house Faculty of Agriculture, University of Brawijaya, Malang. In vitro of research used a Completely Randomized Design (CRD), each treatment was repeated four times. In vivo of research used a Randomized Block Design (RBD), each treatment was repeated three times. Observation of in vitro was inhibition measurements. Observations of in vivo were soybean seed germination percentage, percentage of damping-off disease incidence and efficacy of antagonistic bacteria. PGPR treatment with in vitro on inhibition of fungal growth S. rolfsii in vitro. The highest percentage level of inhibition shown by treatment E up to 90.55%. Inhibition of fungal growth of S. rolfsii indicated by abnormal growth of hyphae. PGPR treatment increasing in soybean seed germination treatment C with scores obtained 93.33% at 7 DAT. The lowest percentage of disease incidence on treatment E with percentage 5.33% and disease suppression was 93.34%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/143/051502601 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 06 Apr 2015 09:16 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 06:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130120 |
Preview |
Text
MARIANA_SOFIANI_125040209111004.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |