Pola Kemitraan Antara Yayasan Bina Sarana Bakti Dengan Petani Mitra Produksi Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor)

Nurcahyo, Anto (2015) Pola Kemitraan Antara Yayasan Bina Sarana Bakti Dengan Petani Mitra Produksi Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pola kemitraan merupakan suatu strategi dalam meningkatkan kinerja pelaku agribisnis khususnya petani. Pada pola kemitraan pihak perusahaan memfasilitasi petani atau pengusaha kecil dengan modal usaha, teknologi, manajemen modern dan kepastian pemasaran hasil, sedangkan petani melakukan proses produksi sesuai dengan petunjuk teknis dari pihak pengusaha besar (Haeruman, 2001). Sehingga dengan meningkatnya kinerja petani dan pasar yang sudah tersedia peningkatan pendapatan dapat terjadi. Dalam hal ini kemitraan yang dilaksanakan sudah terjadi pada Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dengan petani mitra sayuran organik di Desa Tugu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi petani peserta kemitraan. (2) menganalisis pola kemitraan antara Yayasan Bina Sarana Bakti dengan petani dalam kegiatan agribisnis sayuran organik . (3) menganalisis tingkat pendapatan petani peserta pola kemitraan agribisnis sayuran organik . (4) menganalisis hubungan pelaksanaan kemitraan dengan tingkat pendapatan petani sayuran organik. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah study kasus ( case study ). Pengambilan responden dilakukan kepada petani mitra sayuran organik yang mengikuti hubungan kemitraan dilakukan dengan cara metode Snowball sampling diambil 8 petani mitra sayuran organik yang merupakan petani mitra sayuran organik sudah mengikuti hubungan kemitraan dengan pihak Yayasan Bina Sarana Bakti dan melakukan kegiatan usahatani sayuran organik. Pada penelitian ini analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi petani peserta kemitraan dan pola kemitraan antara Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dengan petani dalam kegiatan agribisnis sayuran organik , perhitungan usahatani sayuran organik untuk mengetahui tingkat pendapatan petani peserta pola kemitraan agribisnis sayuran organik dan korelasi Rank Spearmans untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan kemitraan dengan tingkat pendapatan petani mitra sayuran organik. Pada karakteristik sosial ekonomi petani peserta kemitraan diperoleh hasil pada faktor sosial dalam pelaksanaan kegiatan kemitraan yang tertinggi terdapat pada faktor usia yaitu usia 41-50 tahun sebesar 62,50%. Pada faktor ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan kemitraan yang tertinggi terdapat pada faktor luas lahan dengan luas lahan sebesar 0,05-0,1 Ha sebesar 50%. Pada pola kemitraan antara Yayasan Bina Sarana Bakti dengan petani dalam kegiatan agribisnis sayuran organik terdapat pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan antara lain meliputi penyebaran teknik budidaya secara organik, peminjaman sarana produksi, peningkatan hasil produksi, dan pemasaran produk sayuran organik. Pada analisis tingkat pendapatan petani peserta pola kemitraan agribisnis sayuran organik diperoleh hasil pada biaya sewa lahan yang harus dikeluarkan oleh petani mitra sayuran organik tertinggi terdapat pada komoditas jagung manis, sawi putih dan wortel sebesar Rp 98.764 . Sedangkan pada biaya variabel biaya yang dikeluarkan oleh petani mitra sayuran organik untuk sekali produksi pada biaya benih terbesar terdapat pada komoditas wortel sebesar Rp 17.375 , biaya pupuk terbesar terdapat pada komoditas jagung manis sebesar Rp 22.896 dan pada biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan terbesar terdapat pada komoditas jagung manis sebesar Rp 1.616.250 . Biaya total terbesar dalam usahatani sayuran organik yang harus dikeluarkan oleh petani mitra sayuran organik terdapat pada komoditas jagung manis sebesar Rp 7.631.348 . Total penerimaan yang diperoleh oleh petani mitra sayuran organik terbanyak terdapat pada komoditas sawi putih sebesar Rp 10.680.000 . Pendapatan petani mitra sayuran organik dari usahatani sayuran organik tertinggi dari komoditas sawi putih sebesar Rp 4.727.577 . pada analisis hubungan pelaksanaan kemitraan dengan tingkat pendapatan petani sayuran organik yang memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan petani mitra sayuran organik adalah penyebaran teknik budidaya dengan nilai r s hitung = 0,81 > r s tabel = 0,738 dan pemasaran produk dengan nilai r s hitung = 0,76 > r s tabel = 0,738. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka terdapat saran yang dapat disampaikan antara lain faktor sosial maupun faktor ekonomi yang terdapat pada petani mitra sayuran organik sebaiknya ditingkatkan lagi supaya dalam pelaksanaan kemitraan faktor sosial dan faktor ekonomi dapat berjalan dengan seimbang. Pada pelaksanaan kemitraan yang antara pihak Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dengan petani mitra sayuran organik sebaiknya dari pihak Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) maupun dari pihak petani mitra sayuran organik melaksanakan dengan baik agar tidak adanya salah satu pihak yang merasa dirugikan. Pada kegiatan usahatani sayuran organik yang dilaksanakan oleh petani mitra sayuran organik sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar hasil produksi yang dihasilkan bisa maksimal dan dapat meningkatkan hasil pendapatan petani mitra sayuran organik. Pada pelaksanaan kemitraan yang berhubungan dengan tingkat pendapatan petani mitra sayuran organik sebaiknya ada pengawasan dan kontrol dari pihak Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) terhadap petani mitra sayuran organik agar pendapatan petani mitra sayuran organik meningkat.

English Abstract

The pattern is a strategic partnership in improving the performance of agribusiness, especially farmers. In partnership the company facilitating farmers or small entrepreneurs with venture capital, technology, modern management and marketing certainty, while farmers production process in accordance with the technical guidance of the major employers (Haeruman, 2001). So with the increased performance of the farmers and the market is already available revenue increase can occur. In this case the partnership carried out has occurred in the Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) with organic vegetable farmer in the Tugu village Cisarua Sub District Bogor Regency. Based on the description above, this study aims to (1) identify the social economic characteristics of farmers participating in the partnership. (2) analyzing the pattern of partnership between Yayasan Bina Sarana Bakti with farmers in organic vegetable agribusiness activities. (3) analyzing the income level of farmers participating in agribusiness partnership organic vegetables. (4) analyzing the relationship between the implementation of a partnership with an organic vegetable farmer income level. In this study, the type of research is a case study (case study). Intake of respondents made to farmers who follow the organic vegetable partners partnership is done by the method Snowball sampling taken 8 partner growers of organic vegetables that are organic vegetable farmer partners have followed a partnership with the Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) and organic vegetable farming activities. In this research, data analysis using descriptive analysis to determine the social economic characteristics of farmers participating in the partnership and the partnership between Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) with farmers in agribusiness activities organic vegetables, organic vegetable farming calculation to determine the level of income of farmers participating in agribusiness partnership organic vegetables and Spearman rank correlation to determine the relationship between the implementation of partnerships with farmers income level partners organic vegetables. In the social economic characteristics of farmers participating in the partnership obtained results on the social factor in the implementation of the partnership is highest in the age factor is age 41-50 years with percentage 62.50%. In the economic factor in the implementation of the partnership activity is highest in the land by a factor of 0.05-0.1 Ha land area with percentage 50%. In a partnership between Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) with farmers in organic vegetable agribusiness activities are the activities carried out include the following spread of organic farming techniques, borrowing means of production, increase production, and marketing of organic vegetables. In the analysis of farmers income level participants agribusiness partnership organic vegetables obtained results the land rental costs to be incurred by growers of organic vegetables partners is highest in sweet corn, cabbage and carrots is Rp 98.764. While the variable costs incurred by farmers for all partners organic vegetable production costs are the largest seed carrots commodity is Rp 17.375, the largest fertilizer costs are on sweet corn is Rp 22.896 and the labor costs to be incurred are the biggest sweet corn is Rp 1.616.250. The total cost of the biggest in the organic vegetable farming to be incurred by the farmer partners organic vegetables contained in sweet corn is Rp 7.631.348. Total revenues received by the majority of organic vegetable farmers are partners in commodity chicory is Rp 10.680.000. Organic vegetable farmer income partners of the highest organic vegetable farming of commodities chicory is Rp 4.727.577. In the analysis of the implementation of partnership relationships with an organic vegetable farmer income level that has a relationship with partner farmers income levels of organic vegetables is the spread of organic vegetable cultivation techniques with the score rs hitung = 0,81 > rs tabel = 0,738 and marketing of products with the score rs hitung = 0,76 > rs tabel = 0,738. Based on the research results obtained are suggestions that can be delivered among others social factors and economic factors contained in the organic vegetable farmer partners should be increased so that the implementation of the partnership of social factors and economic factors can walk with balance. The implementation of the partnership between the parties Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) with organic vegetable farmer partners should be of the Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) or from the organic vegetable farmer partners perform well so that the absence of one of those who feel aggrieved. In organic vegetable farming activities undertaken by farmers of organic vegetables partners should be improved so that the resulting output can be maximized and can increase the yield of organic vegetable farmer income partners. The implementation of the partnership related to the income levels of farmers organic vegetables partners should be supervision and control of pihak Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) to growers of organic vegetables partners that revenues increased organic vegetable farmer partners.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/12/051500671
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 04 Feb 2015 09:22
Last Modified: 19 Oct 2021 04:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130093
[thumbnail of POLA_KEMITRAAN_ANTARA_YAYASAN_BINA_SARANA_BAKTI_DENGAN_PETAN.pdf]
Preview
Text
POLA_KEMITRAAN_ANTARA_YAYASAN_BINA_SARANA_BAKTI_DENGAN_PETAN.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item