Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora)

Sholihah, Dalilatus (2014) Analisis Perilaku Biaya Produksi pada Usahatani Padi Anorganik dan Semi Organik (Studi di Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kementrian Pertanian mencanangkan program “Go Organic 2010” dalam rangka untuk mengupayakan peningkatan produksi dan mendapatkan produk pertanian yang berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai kaidah–kaidah ekologi. Produksi padi di Indonesia masih belum optimal dan beragam karena pada kondisi aktual rata–rata produktivitas padi hanya 4,88 ton per hektar, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 sampai 7 ton per hektar (Rochavati, 2011). Kelompok tani ”sumber Pangan” Desa Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora mulai mengembangkan padi semi organik dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian. Menjalankan usahatani padi sistem anorganik maupun semi organik tidak terlepas dari biaya produksi. Perspektif biaya produksi, perbedaan kegiatan budidaya dalam penggunaan sarana produksi juga akan mempengaruhi total biaya usahatani. Terdapat perbedaan biaya total pada petani sistem usahatani padi anorganik dan semi organik. Perbedaan biaya total tersebut dikarenakan jenis, kuantitas, dan harga input yang digunakan kedua usahatani berbeda khususnya input pupuk, pengendalian hama penyakit, dan irigasi. Tanah masih dalam tahap pemulihan dan perbaikan unsur hara sehingga membutuhkan perawatan lebih intensif daripada usahatani anorganik. Penelitian ini dalam rangka untuk mendeskripsikan tentang perilaku produsen padi dalam menghasilkan pertanian anorganik dan semi organik.. Perbedaan sistem pertanian yaitu anorganik dan semi organik dengan perbedaan penggunaan input usahatani yang mengakibatkan perbedaan jumlah produksi dan total biaya. Penelitian ini juga melihat fungsi biaya tidak tetap rata–rata per unit output (average variable cost), pada usahatani padi anorganik dan semi organik, serta perbandingan kurva yang terbentuk pada kondisi output tertentu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja dengan mempertimbangkan: (1) kelompok tani “Sumber Pangan” dapat mewakili responden sistem usahatani padi anorganik dan semi organik; (2) Satu kelompok tani yang berlokasi satu desa kemungkinan besar lahan memiliki karakteristik geografis yang sama. Waktu penelitian pengumpulan data dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2014 pada 1 musim tanam. Selanjutnya, Penentuan responden usahatani padi semi organik dan anorganik menggunakan metode pencacahan penuh (sensus). Responden dalam penelitian ini terdiri dari 29 petani yang berusahatani padi anorganik, dan 10 petani semi organik. Metode analisis meliputi metode pengukuran biaya dan metode estimasi fungsi. Pengukuran biaya meliputi pengukuran biaya tetap, biaya variabel dan kemudian diperoleh total biaya (total cost). Biaya tetap usahatani padi anorganik dan semi organik yaitu biaya sewa bajak, penyusutan alat pertanian, pajak lahan, dan irigasi. Biaya variabel usahatani padi anorganik yaitu biaya benih, pupuk urea, TSP, NPK, pestisida, dan tenaga kerja, sedangkan pada semi organik yaitu ii biaya benih, pupuk urea, pupuk kandang, biopestisida, dan tenaga kerja. Metode estimasi fungsi meliputi estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usahatani padi anorganik dan semi organik. Selanjutnya estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik. Hasil penelitian menujukkan jumlah produksi secara riil kondisi di lapang usahatani padi anorganik lebih besar 5.135,56 kg/ha dibandingkan semi organik 5.004,27 kg/ha dengan rasio 1,206 : 1,00. Hal tersebut dikarenakan usahatani padi semi organik baru diusahakan kurang lebih 3 tahun sehingga masih dalam tahap transisi dimana tanah masih memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Sedangkan secara statistik uji beda rata-rata, menunjukkan jumlah produksi usahatani padi anorganik sama dengan semi organik dimana nilai thitung kurang dari ttabel atau 0,291 < 2,002 (tingkat kepercayaan 95 persen). Perbandingan total biaya (total cost) secara nominal menunjukkan biaya total usahatani padi anorganik Rp. 5.813.07,67/ha lebih kecil dibandingkan semi organik Rp.7.275.691,87/ha dengan rasio 1,00 : 1,25. Secara statistik dari 8 jenis input/biaya menunjukkan biaya input ke-i usahatani padi anorganik sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik. Sebanyak 6 jenis biaya, yaitu biaya input sewa bajak, penyusutan alat, pajak lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Selanjutnya, biaya input ke-i usahatani padi anorganik tidak sama dengan biaya input ke-j usahatani semi organik sebanyak 2 jenis biaya yaitu biaya input irigasi dan pengendalian hama penyakit. Average variable cost (AVC) usahatani padi anorganik (AVCan) dan semi organik (AVCso) dengan adanya penambahan output semakin mengalami penurunan. Kurva yang terbentuk menujukkan bahwa kurva average variable cost usahatani padi semi organik (AVCso) lebih curam atau penurunan biaya cepat dibandingkan average variable cost usahatani padi anorganik (AVCan). Selanjutnya, semakin adanya penambahan output perbedaan AVC kedua usahatani semakin berkurang. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik lebih kecil dibandingkan anorganik, hal tersebut dikarenakan petani semi organik baru melakukan usahatani kurang lebih 3 tahun. (2) Total biaya usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik. (3) Hasil estimasi fungsi average variable cost usahatani padi anorganik dan semi organik menunjukkan AVCan dan AVCso semakin menurun dengan adanya penambahan output. Saran dari penelitian ini adalah: (1) Jumlah produksi usahatani padi semi organik yang masih rendah, petani perlu meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pupuk Urea, selanjutnya, untuk peningkatan jumlah produksi usahatani padi anorganik petani disarankan juga meningkatkan penggunaan benih dan tenaga kerja. (2) Total cost usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan anorganik, disarakan perlu diminimalisir biaya untuk irigasi dan pengendalian hama penyakit. (3) Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui perkembangan dan potensi produksi padi khususnya sistem semi organik yang bernilai ekonomi tinggi, produk yang dihasilkan aman, dan berwawasan lingkungan.

English Abstract

Ministry of Agriculture launched “Go Organic 2010” program in occasion for increasing production and get farm product which highly competitive, enviromental friendly, and according to the ecological rules. In Indonesia, rice production are not optimal yet and variety because of the actual condition of rice productivity only average at 4.88 tonnes per hectare, while the potential of it could reach 6 upto 7 tonnes per hectare (Rochavati, 2011). “Sumber Pangan” farmer group at Brabowan Village Sambong Sub-District Blora Distric start to develop semi organic rice in occasion supporting ministry of agriculture program. Both of anorganic and semi organic rice farming cannot forget the production cost. Production cost perspective, cultivation activity difference using on production tools will affect rice farming total cost. There is difference of total cost anorganic and semi organic rice farming. It’s cause by kind, quantity, and price input difference especiallu on fertilizer, pest control, and irrigation. The soil are still on regenerate and fixing nutrient so that need intensive treatment than inorganic rice farming. This study describe about rice producer behavior when produce anorganic and semi organic farming. The different anorganic and semi organic system that is input uses on rice farming cause production amount and total cost difference. This study also see the average variable cost function on anorganic and semi organic rice farming along with the curve that constructed at certain condition output comparison. Study location determinate deliberately by consider: (1) “Sumber Pangan” farmer group can represent the respondents of anorganic and semi organic rice farming system; (2) One group of farmers that located in one village most likely have field with same geographic characteristic. Data collection was held on May until June 2014 in one growing season. Furthermore, determination of anorganic and semi-organic rice farming respondents use census method. Respondents on this study consist of 29 anorganic farmers and 10 semi organic farmers. Analytic method covering cost measurement method and function estimation method. Cost measurement covering measurement of fixed cost, variable cost, and then obtain from total cost. Anorganic and semi organic rice farming fixed cost are rental cost plow, depreciation of farm equipment, land tax, and irrigation. Anorganic rice farm variable cost are seed cost, urea fertilizer, dung fertilizer, bio pesticide, and human labor. Function estimation method covering production function estimation and Cobb-Douglas cost function for both rice farming. Furthermore, function estimation average fixed cost on anorganic and semi organic rice farming. This study provide real condition the amount of production at the field, anorganic rice farming has more production (5.135,56 kg/ha) than semi organic rice farming (5.024,27 kg/ha) with ratio 1,206:1,00. It was caused the development semi organic rice farming. It was developed more less 3 years ago so in addition, the soil was on transition which fix it physically, chemically and biological. While in statistic, it shows anorganic rice farming production amount are same as with semi-organic rice farming which thitung value less than ttable or 0,291 < 2,002 (credibility 95 percent). Comparison total cost in nominal shows anorganic rice farming (Rp.5.813.07,67/ha) total cost less than semi organic (Rp.7.275.691,87/ha) with ratio 1,00:1,25. In statistic from input 8 kind shows anorganic rice farming input cost to-i same as semi-organic rice farming input cost to-j as much as 6 that are input cost rental plow, depreciation of farm equipment, land tax, seed, fertilizer and human labor. Furthermore, anorganic rice farming input cost to-i not equal to semi organic input cost to-j as much as 2 that are irrigation input cost and pest and disease control. Average variable cost on anorganic (AVCan) and semi organic (AVCso) rice farming within increasing output will be encounter decreasing too. The constructed curve provide average variable semi-organic cost (AVCso) curve more steeper or encouter quick decreasing than average variable anorganic cost (AVCan) curve. However, while the output increasing, deviation on both rice farming more diminised. Conclusions of this study are: (1) amount of semi organic rice farming production more less than anorganic because farmer had developed semi organic rice farming more or less 3 years ago. (2) Total cost of semi organic rice farming more bigger than anorganic. (3) Function estimate result of anorganic and semi-organic rice farming average variable cost provide AVCso descending with additional output. This study recomend; (1) For semi organic rice farming production amount that are still low, the farmer needs to increase using more laborers and Urea fertilizers, however, anorganic rice farming needs increase using seeds dan laborers more to get more production amount. (2) Semi-organic rice farming total cost larger than anorganic, so it is need to minimalize the cost of irrigation and pest control. (3) More study needed to knowledge development and potential rice production especially semi organic system that higher economy values, safety product and environmental insight.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/516/051500665
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 04 Feb 2015 08:43
Last Modified: 19 Oct 2021 02:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130003
[thumbnail of DALILATUS_SHOLIHAH_Skripsi_(Analisis_Perilaku_Biaya_pada_Usahatani_Padi_Anorganik_dan_Semi_Organi.pdf]
Preview
Text
DALILATUS_SHOLIHAH_Skripsi_(Analisis_Perilaku_Biaya_pada_Usahatani_Padi_Anorganik_dan_Semi_Organi.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item