Evaluasi Teknis dan Ekonomis pada Pengoperasian PLTMH Wot Lemah 20 kW di Desa Seloliman Kabupaten Mojokerto

Kusuma, Anwi (2018) Evaluasi Teknis dan Ekonomis pada Pengoperasian PLTMH Wot Lemah 20 kW di Desa Seloliman Kabupaten Mojokerto. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wot Lemah adalah salah satu pembangkit listrik yang ada di Desa Seloliman, Kabupaten Mojokerto. PLTMH Wot Lemah digunakan memenuhi kebutuhan energi listrik pada Dusun Biting dan Dusun Balekambang yang belum terdapat listrik dari PLN. Paska pembangunan dan selama pengoperasian, PLTMH Wot Lemah belum pernah dilakukan evaluasi terkait kinerja dari PLTMH (aspek teknis) maupun aspek ekonomis dan finansial sehingga pengelola tidak mengetahui bagaimana kondisi sesungguhnya kinerja PLTMH saat kondisi berbeban, potensi sumber daya air yang ada, dan bagaimana kelayakan dari aspek ekonomis dan finansial PLTMH Wot Lemah selama beroperasi. Berdasarkan hasil evaluasi pada aspek teknis, ketika dilakukan pengukuran debit air dengan menggunakan metode apungan, didapatkan hasil sebesar 0,2923 m3/s, sedangkan ketika dilakukan pengukuran tinggi jatuh air (head) dengan metode water filled tube, didapatkan hasil Heff sebesar 12,3231 meter. Berdasarkan potensi sumber daya air tersebut, secara teori potensi daya listrik yang dapat terbangkitkan adalah sebesar 17,04495 kW. Akan tetapi, dengan potensi daya terbangkitkan tersebut, daya terpasang pada PLTMH Wot Lemah sebesar 20 kW. Pengukuran daya keluaran pada sisi generator didapatkan daya keluaran tiga fasa sebesar 14 kW, sedangkan pengukuran pada sisi beban saat beban puncak, daya nyata (P) tiga fasa yang terpakai berkisar antara 3,2526 kW – 6,7253 kW dengan rata-rata sebesar 5,0528 kW dan penggunaan daya semu (S) tiga fasa rata-rata yang terpakai berada pada kisaran 3,8814 kVA – 7,5718 kVA dengan rata-rata sebesar 5,9026 kVA. Perbandingan ratarata antara daya terpakai saat beban puncak dengan daya terpasang pada PLTMH saat ini adalah sebesar 25,2641%, sedangkan perbandingan rata-rata antara daya terpakai saat beban puncak dengan daya keluaran pada sisi generator adalah sebesar 36,0914%. Hal ini menunjukkan kurang optimalnya penggunaan daya pada PLTMH Wot Lemah. Berdasarkan standar atau ketentuan umum yang berlaku pada IMIDAP (Integrated Microhydro Development and Application Program) tahun 2009 oleh Kementerian ESDM, pada beberapa komponen sipil, mekanikal dan elektrikal pada PLTMH Wot Lemah masih perlu dilakukan perbaikan pada beberapa komponen. Pada aspek ekonomis, hasil perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) secara teori adalah sebesar Rp. 410,- per kWh. Jika dibandingkan dengan harga jual saat ini ke warga, maka menguntungkan. Akan tetapi, dalam pengoperasiannya ketika dilakukan perhitungan NPV kondisi saat ini adalah bernilai negatif sebesar Rp. 532.386.133,- dengan Net B/C sebesar 0,2789. Sedangkan jika dioperasikan secara on grid, didapatkan perhitungan NPV bernilai positif sebesar Rp. 50.779.366,- dengan Net B/C sebesar 1,0671. Berdasarkan standar yang berlaku pada IMIDAP (Integrated Microhydro Development and Application Program) tahun 2009 oleh Kementerian ESDM, jika tetap dioperasikan dengan kondisi saat ini, maka PLTMH Wot Lemah dikatakan tidak layak secara aspek ekonomis dan finansial. Akan tetapi, jika dioperasikan menggunakan cara alternatif (on grid), maka secara aspek ekonomis dan finansial dapat dikatakan layak.

English Abstract

Wot Lemah Micro Hydro Power Plant (MHPP) is one of the existing power plant in the village of Seloliman, Mojokerto. Wot Lemah MHPP used to fulfil the necessary of electricity in Dusun Biting and Dusun Balekambang that has been no electricity from PLN sources. Wot Lemah MHPP constructed by utilizing the same water source from Kali Maron’s flow. After construction and during operation, the MHPP has never evaluated due to the performance of the MHPP based on technical, economic, and financial aspects. So, the organizer does not know about the real condition of the performance of the MHPP in the load condition, the potential water resource, and how the feasibility of economic and financial aspects of the MHPP Wot Lemah during operation. Based on the evaluation from the technical aspect, when measuring the site measurement of flow using “the float method”, the result is 0,2923 m3 / s, while measuring the head measurement using “water filled tube method”, the result of Heff is 12,3231 meters. Based on that potential of water resources, theoretically, the potential of electric power in MHPP Wot Lemah is 17,04495 kW. However, with that potential electrical power, the installed power in MHPP Wot Lemah is 20 kW. When measuring the output power of the generator while in load condition, the three-phase output power is 14 kW. But when measuring the used of electrical power during peak load time, the real power (P) used in three-phase is ranged between 3,2526 – 6,7253 kW with an average of 5,0528 kW and the used of the apparent power (S) in three-phase is ranged between 3,8814 – 7,5718 kVA with an average of 5,9026 kVA. The average ratio between the power used during peak load with the installed power in MHPP Wot Lemah is equal to 25,2641%, while the average ratio between the power used during peak load with the power output on the generator side is equal to 36,0914%. From that ratio indicates that the electrical power used in MHPP Wot Lemah is not optimal. Based on standard or common provisions from IMIDAP (Integrated Microhydro Development and Application Program) in 2009 by the Ministry of Energy, in several components of civil, mechanical and electrical on MHPP Wot Lemah is still needs to be improved in some components. In the economic aspect, the results from calculating Cost of Production (unit energy cost) based on the theory is Rp. 410,- per kWh. When compared with the current selling price to the citizens, so profitable. However, during the operation, calculating NPV in current condition has a negative value of Rp. 532.386.133,- with the value of net B / C is 0,2789. Whereas if it operates in alternative way (interconnection with PLN Grid), calculating NPV has a positive value of Rp. 50.779.366,- with the value of net B / C is 1,0671. Based on the standards from IMIDAP (Integrated Microhydro Development and Application Program) in 2009 by the Ministry of Energy, if it still operates by its current condition, then the Wot Lemah MHPP is not feasible in the economic and financial aspects because it has negative value of NPV and the value of Net B / C is less than 1. But, if it operates using the alternative way (on grid), then based on economic and financial aspects in IMIDAP standards, Wot Lemah MHPP is feasible during the operation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2018/880/051809084
Uncontrolled Keywords: PLTMH, Evaluasi, Metode Apungan, Metode Selang Air, Daya Nyata, NPV, BCR MHPP, Evaluation, Floating Method, Water Filled Tube Method, Real Power, NPV, BCR
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting > 621.31 Generations, modification, storage, transmission of electric power > 621.319 Transmission
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Elektro
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 12 Feb 2019 06:38
Last Modified: 06 Apr 2020 08:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12999
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item