Analisis Komparatif Penerapan Dan Pendapatan Usahatani Padi Metode System of Rice Intensification (SRI) Dan Metode Konvensional (Studi kasus Di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang)

Anindhita, Alfila (2014) Analisis Komparatif Penerapan Dan Pendapatan Usahatani Padi Metode System of Rice Intensification (SRI) Dan Metode Konvensional (Studi kasus Di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Beras merupakan salah satu komoditas makanan pokok masyarakat Desa Jatikerto. Sebagai penghasil beras, padi perlu ditingkatkan produktivitasnya. Produktivitas padi di desa Jatikerto terkendala pada kesuburan tanah yang mulai menurun. Penurunan kesuburan tanah terjadi karena penggunaan pestisida dan pupuk anorganik sejak masa revolusi hijau, dan jumlah air yang tidak tercukupi pada saat musim kemarau tiba. Penurunan kesuburan tanah ini memperburuk struktur, tekstur, keadaan tanah. Hal ini berdampak pada produktivitas padi yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan serta juga berdampak pada tingkat pendapatan petani. BBWS brantas dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas padi sekaligus meningkatkan pendapatan petani, mengefisienkan penggunaan air dan memperbaiki tekstur tanah di Desa Jatikerto, memperkenalkan inovasi kepada petani Desa Jatikerto yaitu metode SRI. Metode SRI merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi petani. Namun metode SRI ini sudah di uji coba diberbagai daerah di Indonesia. Uji coba SRI yang sudah diterapkan di beberapa Kabupaten di Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimatan, Sulawesi dan Papua. Uji coba dan praktek SRI di Jawa Timur pada awal tahun 2002 di kelompok tani “Kesiman Jaya” Kecamatan Prigen dan Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan hasilnya sama. Produksi padi meningkat hingga 9,75 ton per hektar riel kering sawah. Uji coba di beberapa kelompok tani kabupaten lain hasilnya terus berkembang. Berbeda dengan uji coba yang dilakukan di Desa Pasirian, Lumajang. Ketika musim panen tiba, hasilnya tak sesuai dengan apa yang pernah dan dipromosikan Pemerintah. Dari 1 hektar lahan yang ditanami dengan metode SRI organik ini, hanya bisa memetik 1,5 ton. Padahal, jika metode ini sukses, hasil panennya bisa mencapai 8 hingga 9 ton. “Kegagalan ini dikarenaka tingkat keasaman tanahnya terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik petani yang menerapkan metode SRI dan metode konvensional. Mendeskripsikan perbedaan teknik budidaya padi metode SRI dan metode konvensional yang dilakukan petani dan menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi SRI dan konvensional. Penelitian dilakukan di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Bulan Februari – Mei 2014. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan dasar pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang mengembangkan usahatani padi dengan metode SRI. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling . Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 45 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara ( kuisioner) , observasi, dokumen dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel, analisis usahatani padi digunakan untuk menghitung pendapatan petani metode SRI dan konvensional. Perhitungan ini dilakukan pada kegiatan usahatani periode Februari – Mei 2014. Setelah perhitungan pendapatan usahatani kemudian dilakukan analisis uji beda rata – rata untuk melihat perbedaan pendapatan usahatani padi metode SRI dan konvensional. Pada kegiatan usahatani ini, proses budidaya yang dilakukan oleh petani padi SRI sama dengan petani padi konvensional. Perbedaannya hanya pada waktu pembajakan dan pemupukan. Adapun input yang digunakan pada usahatani padi SRI adalah benih, pupuk organik, MOL (Mikro organisme lokal), dan tenaga kerja, sedangkan pada usahatani padi konvensional adalah benih, pupuk (Urea,Phonska, Za), pestisida, dan tenaga kerja. Pada penelitian ini, jumlah benih yang digunakan petani padi metode SRI lebih rendah dari petani padi konvensional. Sedangkan untuk penggunaan pupuknya, petani padi SRI menggunakan dalam jumlah yang lebih besar dari petani padi konvensional, begitu pula dengan jumlah tenaga kerja (HOK) yang digunakannya. Berdasarkan hasil analisis pendapatan diketahui bahwa ternyata pendapatan usahatani padi metode SRI berbeda dengan konvensional di Desa Jatikerto. Perbedaan itu dilihat dari pendapaatan usahatani padi metode SRI sebesar Rp 22.383.992 per ha per musim tanam, sedangkan pendapatan usahatani padi konvensional sebesar Rp 16.034.334 per ha per musim tanam. Secara lingkungan, metode SRI lebih hemat air dan adaptif terhadap kekeringan sehingga memungkinkan dikembangkan dalam kondisi minim air. lahan sawah yang menggunakan pupuk organik pada kasus SRI lebih tahan menyimpan air sehingga tidak mudah keras dan mengering dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk anorganik.

English Abstract

Rice is one of staple food commodities in J atikerto village . As the rice producer, as producer of rice needs to be improved its productivity . Productivity of rice in Jatikerto village is constrained by decrease of soil fertility . The decline in soil fertility occurs due to the use of pesticides and chemical fertilizers since the time of green revolution , and amount of water is not adequate

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/443/051408039
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 08 Dec 2014 09:16
Last Modified: 09 Nov 2021 08:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129923
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item