Mufidah, Zahrotul (2014) Analisis Struktur, Perilaku, dan Penampilan Pasar pada Pemasaran Beras Semi Organik dan Beras Konvensional (Studi Kasus di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional masih memiliki peranan yang sangat penting. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional terutama kebutuhan akan beras. Salah satunya dengan menerapkan revolusi hijau untuk peningkatan produksi pertanian. Adanya keinginan untuk menghindari dan menghilangkan efek negatif yang ditimbulkan oleh penerapan Revolusi Hijau, menjadi salah satu pendorong meningkatnya permintaan akan produk pertanian organik. Hal ini diikuti dengan kecenderungan makin meningkatnya produksi beras nasional sekitar 20 persen dari tahun 2009 hingga 2013, sehingga dapat menjadi peluang bagi petani padi, baik petani organik, petani semi organik maupun petani konvensional untuk memenuhi kebutuhan pasar beras di Indonesia. Desa Pendem merupakan desa dengan lahan produksi padi terbesar di Kota Batu. Mulai tahun 2010 sebagian kelompok tani di Desa Pendem sudah mulai menerapkan usahatani semi organik dengan luas lahan sekitar 10 ha. Namun terdapat beberapa masalah seperti adanya perbedaan harga pada pasar beras semi organik dan beras konvensional di tingkat produsen dan konsumen. Harga pada beras semiorganik yang masih disamakan dengan harga beras konvensional oleh lembaga pemasaran karena belum tersedianya pasar semiorganik disekitar Desa Pendem. Permasalahan kedua yaitu petani padi semi organik masih kesulitan mengenai akses langsung ke pasar atau ke konsumen karena petani menjual hasil produknya pada tengkulak yang sudah ditunjuk terlebih dahulu oleh kelompok tani Sri Mulyo. Selain itu, petani padi konvensional tidak dapat menjual langsung hasil produknya sehingga membutuhkan bantuan lembaga pemasaran untuk memasarkan produk petani ke konsumen. Permasalahan tersebut menyebabkan petani menjadi price setter, dan lembaga pemasaran sebagai price taker. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Menganalisis struktur, perilaku dan penampilan pasar beras semiorganik dan konvensional di Desa Pendem; 2) Menganalisis bentuk saluran pemasaran beras semi organik dan beras konvesional di Desa Pendem; 3) Membandingkan sistem pemasaran antara beras semi organik dan konvensional di Desa Pendem. Alat analisis struktur pasar menggunakan analisis kualitatif yaitu pangsa pasar (market share) dan indeks herfindahl (IH). Alat analisis perilaku pasar adalah analisis deskriptif, sedangkan penampilan pasar menggunakan analisis kuantitatif yaitu perhitungan margin, share harga dan rasio keuntungan dan biaya. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh yaitu struktur pasar beras semi organik di Desa Pendem adalah monopsoni, karena petani padi semi organik berada di posisi penerima harga yang disebabkan belum adanya pasar beras semi organik maupun organik yang menaungi hasil produk beras semi organik di daerah Kota Batu, sehingga dalam hal ini pembeli akan menjadi penentu harga. Sedangkan pada struktur pasar dan penetapan harga beras konvensional di Desa Pendem adalah oligopsoni, dikarenakan petani hanya sebagai penerima harga dan terdapat beberapa pembeli yang sangat berpengaruh karena lembaga pemasaran dapat mempengaruhi harga yang dibelinya. Bentuk saluran pemasaran beras semiorganik di Desa Pendem hanya terdapat satu saluran pemasaran, yaitu dimulai dari Petani Tengkulak I Penggilingan Padi II Pedagang Besar Konsumen. Sedangkan bentuk saluran pemasaran beras konvensional di Desa Pendem terdapat 4 saluran pemasaran yaitu: saluran (1) mulai dari Petani Penggilingan Padi I Konsumen; saluran (2) mulai dari Petani Tengkulak I Penggilingan Padi II Pedagang Besar Konsumen; saluran (3) mulai dari Petani Tengkulak II Penggilingan Padi I Pengecer I Konsumen; dan saluran (4) mulai dari Petani Tengkulak II Pedagang Pengumpul Penggilingan Padi III Pengecer II Konsumen. Saluran pemasaran beras konvensional adalah saluran yang lebih efisien dari pada pemasaran beras semiorganik, yaitu di saluran pemasaran (1). Perbandingan pemasaran beras semiorganik dan beras konvensional dapat dinilai dari nilai margin pemasaran, share harga, dan perbedaan ratio keuntungan dan biaya. Pemasaran beras semiorganik yang terdapat di saluran pemasaran (2) dengan nilai marjin sebesar Rp. 3.575/kg, melibatkan 3 lembaga pemasaran dan share harga di tingkat petani sebesar 60,28 persen. Nilai rasio keuntungan sangat jauh berbeda yaitu sebesar 2,14 di tingkat tengkulak, 0,48 di tingkat penggilingan padi dan 1,44 di tingkat pedagang besar. Sedangkan pada pemasaran beras konvensional dengan nilai margin terendah berada di saluran pemasaran (1), yaitu sebesar Rp. 1.678/kg, dan melibatkan 1 lembaga pemasaran yaitu pedagang penggilingan padi, dengan share harga di tingkat petani sebesar 79,28 persen. Nilai rasio keuntungan dan biaya sebesar 2,37 di tingkat penggilingan padi. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Pemasaran pada beras konvensional dan semi organik di Desa Pendem memberikan keuntungan pada petani dan lembaga pemasaran, meskipun efisiensi masih perlu ditingkatkan; 2) Bagi petani padi konvensional dan semi organik sebaiknya menjual hasil produknya di saluran pemasaran beras konvensional (1) karena lebih efisien dari pada saluran pemasaran yang lain, dan untuk kelompok tani yang menaungi agar tidak hanya berpusat pada budidaya dan usahatani padi tetapi juga berkembang kearah pemasaran. Perlu juga adanya koperasi mengingat pentingnya pengembangan pemasaran beras di Desa Pendem untuk keluar daerah; 3) Bagi pemerintah agar dapat memberikan informasi pasar mengenai pasar organik maupun semi organik di sekitar Kota Batu, sehingga petani padi di Desa Pendem tidak kesulitan mencari pasar organik, atau dapat menjalin kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian.
English Abstract
The agricultural sector in fulfilling national food needs still has a very important role. Many efforts have been conducted by the Indonesian government to fulfill the national food especially the need for rice, and one of them by applying The Green Revolution to increase agricultural production. The desire to avoid and eliminate the negative effects caused by the application of The Green Revolution, its being one thruster increasing demand for organic agricultural products. It is followed by a tendency making increasing production national rice about 20 percent of 2009 until 2013, so as to be an opportunity for rice farmers an organic farmer, semi organic farmers and conventional farmers to fulfill the rice market in Indonesia. Pendem village is village with the largest land rice production in Batu.Starting in 2010 some farmer groups in the village of pendem has begun to apply semiorganic farming with an area of land about 10 ha, until now. But there was some obstacle appears like the difference in price on semiorganic rice market, and conventional rice in the rate of the producer, and the consumer price on semiorganic rice still equated to the prices of rice conventional by the marketing agencies, because they have not availability of semiorganic and organic market around the village of pendem. Second problem, the farmers of semiorganic rice is difficult about direct access to market or to customers because farmers sell their product on middleman who already appointed advance by the farmers group Sri Mulyo. In addition, farmers of paddy conventional cant sell directly the results of its products so as to need help marketing agencies, to market the product of farmers to the customers. These problem has caused farmers being price setter, and marketing agencies as price taker. Based on these problems, the goal in this study is 1) To analyze the structure, conduct and performance of semi organic and conventional rice market in Pendem village; 2) To analyze the types of marketing channels semi-organic rice and conventional rice in Pendem village; 3) To compare the marketing system between semi-organic and conventional rice in Pendem village. Market structure analysis tools using qualitative analysis of the market share and the Herfindahl index (HI). Market conduct analysis is using descriptive analysis, while the performance of the market using quantitative analysis, like using margin share, share price and the ratio of benefits and costs. Based on the result analysis obtained for a market structure of semi organic rice in the Pendem Village is monopsoni, because semi organic rice farmers is being in a position price setter caused the absence of semi organic and organic rice market who handle the product rice semi organic in Batu, so that in this buyers is the price taker. While on a market structure and determination price of conventional rice in the Pendem Village is oligopsoni, because farmers only as receiver prices and there are few buyers who was very influential because marketing agencies can influence prices they had purchased. Form of semi organic rice marketing channels in Pendem village is only one marketing channel, which starts from Farmer Middlemen I Rice Milling II Wholesaler Consumer. While, form of conventional rice marketing channels in Pendem village, there are 4 marketing channels : (1) Farmers Rice Milling I Consumer; (2) Farmer Middlemen I Rice Milling II Wholesaler Consumer; (3) Farmer Middlemen II Rice Milling I Retailer I Consumers; and (4) Farmer Middlemen II Rice Traders Rice Milling III Retailer III Consumer. Conventional rice marketing channel is a channel which is more efficient than semi organic rice marketing, it’s in the marketing channel (1). The comparison between semi-organic and conventional rice marketing can be countble from the value of the marketing margin, share price, and the ratio differences of benefits and costs. Marketing of semi organic rice contained in marketing channels (2) with a margin value of Rp. 3,575/kg, which involves three marketing agencies and share prices at the farm level amount to 60.28 percent. The value benefit ratio is very different in the amount of 2.14 at the level of middlemen, 0.48 at the 1.44 levels in rice mills and wholesaler level. Whereas in conventional rice marketing margins with the lowest values are in the marketing channel (1), which is Rp. 1,678 / kg, and 1 marketing agency that involves rice milling traders, with share price at the farm level amount is to 79.28 percent. Value and cost benefit ratio of 2.37 at the level of the rice milling. Suggestions in this study were 1) Marketing on conventional rice and semi organic rice in the Pendem Village give an advantage on farmers and marketing-institutions though still needs to be enhanced an efficiency; 2) to conventional rice farmers and semi organic should sell their product in marketing line rice conventional (1), because more efficient than another line, and for the farmers to overshadow not only focused on cultivation and rice farming but also evolve towards marketing. There should also be cooperative, to given the importance of the development of rice marketing in the Pendem Village to exit the area; 3) For the government in order to provide market information about organic or semi organic market around Batu, so that rice farmers in the Pendem Village not difficult to find the organic market, or can be established a partnership between farmers and entrepreneurs who moving in the agricultural sector.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2014/403/051407572 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 11 Nov 2014 07:34 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 11:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129881 |
Preview |
Text
5_bab_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
2_LBR_PERSETUJUAN-PENGESAHAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
4_Ringkasan,_sum,_KP,_DI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
1_sampul-hlm_judul-pernyataan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
3_hlm_persembahan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
7_bab_III.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
11_DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
8_bab_IV.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
9_bab_V.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
10_bab_VI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
6_bab_II.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
13_Lampiran.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |