Dinamika Kelompok Usaha Bersama Mekarsari Food Minuman Sari Buah Salak Suwaru (Salacca Zalacca) Di Desa Kademangan Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang

Siswanto, Duwi (2014) Dinamika Kelompok Usaha Bersama Mekarsari Food Minuman Sari Buah Salak Suwaru (Salacca Zalacca) Di Desa Kademangan Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

UMKM telah mampu menunjukan eksistensinya di Indonesia. Hal tersebut dimulai sejak krisis moneter pada tahun 1998 yang melanda Indonesia.di tengah krisis tersebut ternyata UMKM telah mampu bertahan dan menopang roda perekonomian bangsa Indonesia. Jumlah usaha mikro jugan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, misalnya dari tahun 2012 sampai dengan 2013 peningkatan jumlah usaha mikro mencapai 74.268 usaha mikro. Tetapi sebagian besar usaha tersebut tidak mengalami peningkatan usaha atau tidak terjadi peningkatan level. Jika ada pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Kunci untuk menjawab tantanngan tersebut diantaranya adalah menganalisis dinamika usaha tersebut serta mengevaluasinya, meningkatkan manajemen usaha tersebut, dan menambahkan fokus pada bidang pemasaran. KUB Mekarsari Food adalah salah satu contoh usaha mikro di Desa Kademangan Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, mengolah buah salak Suwaru menjadi minuman sari salak. Usaha ini adalah hasil dari pembelajaran FMA Desa Kademangan. FMA Desa Kademangan sudah berakhir, maka KUB Mekarsari Food harus bisa mandiri dalam menghadapi segala tantangan dan kendala yang dihadapi. Banyak perubahan di KUB Mekarsari Food, diantaranya produk, pengurus, dan pemasaran yang bertambah luas walaupun masih konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan KUB Mekarsari Food dari awal didirikan sampai akhir bulan Desember 2013, untuk menganalisis sistem pengelolaan usaha dan sistem pengelolaan karyawan KUB Mekarsari Food, dan untuk menganalisis pemasaran produk minuman sari salak. Desain penelitian ini adalah studi kasus di KUB Mekarsari Food. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Informan ditentukan secara purposive dengan berdasarkan informan tersebut dinilai mempunyai informasi yang cukup tentang KUB Mekarsari Food. Analisis data menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif, dengan didukung data kuantitatif. Perkembangan agroindustri KUB Mekarsari Food dari awal didirikan sampai sekarang dan pengelolaan agroindustri KUB Mekarsari Food dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Sistem pengelolaan usaha dan sistem pengelolaan karyawan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sistem usaha dibagi menjadi 3 sub sistem, yakni sistem bahan baku, sistem pembuatan, dan sistem penyimpanan dan pemasaran. Sedangkan sistem karyawan yang dikaji adalah penjadwalan dan sistem penggajian. Pemasaran produk minuman sari buah salak Suwaru dianalisis dengan menggunakan analisis perilaku pasar. Perilaku tersebut mencakup sistem penentuan harga, sistem pembayaran, dan sistem kerjasama di dalam jaringan. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha minuman sari salak pada KUB Mekarsari Food mengalami beberapa perubahan yang meliputi perubahan kualitas air sari salak pada minuman sari salak, perubahan kemasan minuman sari salak, perubahan susunan kepengurusan, dan perubahan jumlah penjualan rata-rata per bulan. Kualitas air minuman sari salak yang awalnya berwarna kuning cerah menjadi coklat cerah. Kemasan produk meningkat dari cup dengan lid polosan tanpa kardus khusus berganti dengan kemasan cup dengan lid stiker plastik dan berkardus khusus. Susunan kepengurusan berubah-ubah pada masing-masing masa dengan alasan yang hampir sama yakni memilih usaha lain daripada usaha minuman sari salak, karena penghasilan yang dinilai sedikit. Sistem pengelolaan usaha secara keseluruhan adalah terpusat dan terkumpul yang berarti usaha ini dikerjakan secara bersama-sama, dalam satu waktu dan satu tempat. Produksi tidak dilaksanakan setiap hari. Produksi dilaksanakan jika ada pengurangan stok minuman sari salak akibat penjualan. Produksi maksimal disepakati 5 kali produksi sehari sampai pukul 14.00 WIB. Gaji yang diterima oleh karyawan adalah Rp8.000,00 per produksi secara keseluruhan. Promosi minuman sari salak yang telah ditempuh yakni pameran, brosur, penitipan pada tokoh masyarakat, radio, dan internet. Disamping itu, juga ditempuh cara konvensional dengan menawarkan langsung ke toko-toko. Teknis distribusi / promosi menggunakan sepeda motor bebek dengan pemakaian tambahan obrog pada bagian belakang. Kapasitas obrog maksimal adalah 12 dus dan jika ada tambahan rak diatasnya maksimal dapat memuat 25 dus. Kerjasama menggunakan sistem konsinyasi atau titip produk pada toko mitra. Penitipan terbatas dengan jumlah maksimal 10 dus. Pengambilan uang hasil penjualan dilakukan per 5 dus produk yang laku terjual. KUB Mekarsari Food mematok harga Rp19.000,00, sedangkan untuk harga jual pada toko mitra sepenuhnya diserahkan kepada pemilik toko mitra. Jumlah toko mitra adalah 24 toko mitra yang tersebar di 9 kecamatan yakni Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Turen, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Bantur, Kecamatan Gedangan, dan Kecamatan Pagelaran. Jumlah rata-rata penjualan per bulan cenderung meningkat dari masa ke masa. Penjualan pada rata-rata per bulan pada tahun 2013 mencapai 173 dus per bulan atau sekitar 5 - 6 dus per hari. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha ini berada pada tahap berkembang. Hal ini ditandai dengan penggunaan alat yang sederhana dan belum terstandarisasi ISO. Prospek usaha ini juga dapat dikatakan masih rendah. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia atau pengurusnya masih rendah, tidak berani mengambil peluang yang besar dengan resiko kerugian, dan pemasaran yang masih mengandalkan teknis konvensial di tengah persaingan teknologi yang sudah maju. Prospek usaha yang masih rendah tersebut dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, diantaranya bekerja sama dengan instansi akademik untuk melakukan riset-riset dalam fokus bidang yang lebih spesifik, mendekatkan diri kepada pemerintah yang menentukan kebijakan terkait dengan kelangsungan usaha mikro, dan memberi target penjualan pada suatu waktu tertentu.

English Abstract

Micro businesses have been able to show its presence in Indonesia. It started since the financial crisis in 1998 that hit Indonesia. on it, micro businesses have been able to survive and sustain the Indonesia Economy. The number of micro businesses showed increasing from year to year, for example, from 2012 until 2013 the increase it is 74.268 micro businesses. But most of them don’t increase or no increase in business levels. If there, it is for a long time. The key to answering these chalenge is analyzing the dynamics of the business and evaluate it, improve the management of the business, and more focus to the marketing. Mekarsari Food Business Gorup is one example of micro businesses in the Kademangan Village Pagelaran District Malang Regency, change Salacca zalacca into juice. This business is the result of FMA Kademangan Village learning. FMA Kademangan Village is end, then the Mekarsari Food Business Group should be independent. Many changes in Mekarsari Food Business Group, including products, management, and marketing are expanding though still conventional. This purpose study are to analyze the development of Mekarsari Food Business Group from its inception until the end of December 2013, to analyze the business management system and employees management system, and to analyze the marketing Salacca zalacca juice. The research design is a case study in Mekarsari Food Business Group . The method is descriptive qualitative method. Informants determined on the basis of the informant have information about the Mekarsari Food Business Group. Data were analyzed using descriptive qualitative analysis with quantitative data supported. The dynamics of Mekarsari Food Business Group from its inception to the present analyzed using descriptive analysis. Business management systems and employee management systems were analyzed with descriptive analysis. Business system is divided into 3 sub-systems, ie materials systems, manufacturing systems, and storage systems and marketing. While the employee system is studied about scheduling system and payroll systems. Marketing juice analyzed using analysis of market behavior. Behavior includes pricing system, payment system, and a system of cooperation in the network. The results showed that the juice at Mekarsari Food Business Group have several changes that include changes in water juice quality, juice packaging changes, changes in the composition of the management, and the change in the average number of sales per month. Water quality juice initially bright yellow to brown bright. Packaging products increased from cup with plain lid changed without special cardboard packaging plastic cup with lid and berkardus special sticker. The composition of the management of change in each period with almost the same reasons that this businesses is income assessed bit. Overall business management system is centralized and collected which means the business is done together, in one time, and one place. The production is not carried out every day. Production carried out if there is a reduction in stock due to sales. Production of an agreed maximum 5 times a day until production at 14:00 pm. Salary received by the employee is Rp8.000,00 per production as a whole. Promotion of juice has taken the exhibits, brochures, care to community leaders, radio, and internet. Besides that, also pursued a conventional way by offering direct to stores. Technical distribution / promotional use motorcycle with additional usage “obrog” on the back. Maximum capacity is 12 boxes and if there are additional top shelf can hold a maximum of 25 boxes. Cooperation using a consignment system or product on a store partner. Care is limited to a maximum number of 10 boxes. Making money from the sale is done per 5 boxes of products sold. Mekarsari Food Business Group Rp19.000,00 set prices, while selling prices in store partners left entirely to the store owner partners. The number of partner stores is 24 partner stores spread over 9 districts namely Gondanglegi District, Turen District, Sukun District, Kepanjen District, Bululawang District, Karangploso District, Bantur District, Gedangan District, and Pagelaran District. The average number of sales per month tend to increase over time. Sales on average per month in 2013 to reach 173 cartons per month, or about 5-6 boxes per day. Based on the description above can be concluded that this business is in the developing stage. It is characterized by the use of a simple and yet ISO standardized. Business prospects can also be said to be still low. This is because the quality of human resources or managers is low, do not dare to take big chances with the risk of loss, and technical marketing still relies on conventional in the competitive advanced technology. Business prospects are low can be improved in various ways, including in collaboration with academic institutions to conduct research in the field of a more specific focus, get closer to the government who determine the policy relating to the survival of micro businesses, and give sales targets at a time particular.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/378/051407190
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 17 Oct 2014 09:50
Last Modified: 20 Oct 2021 07:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129854
[thumbnail of Skripsi_DUWI_SISWANTO_0910440060.pdf]
Preview
Text
Skripsi_DUWI_SISWANTO_0910440060.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item