Peran Industri Pengolahan Tembakau Dalam Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

Ningrum, DwiRahayu (2014) Peran Industri Pengolahan Tembakau Dalam Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam rencana pembangunan jangka menengahnya menuangkan salah satu strategi pemerintah untuk mengembangkan agroindustri yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Salah satu agroindustri yang potensial untuk dikembangkan di wilayah ini adalah industri pengolahan tembakau, yang terdiri dari industri rokok, bumbu rokok, dan oven tembakau. Pada tahun 2012, tercatat nilai produksi yang diciptakan oleh sektor industri pengolahan tembakau sebesar 25 , 96 milyar rupiah (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2013) . Akan tetapi, saat ini keberadaan produk olahan tembakau (rokok) semakin marak ditentang oleh masyarakat. Hal ini karena mulai tingginya kesadaran masyarakat tentang kerugian yang ditimbulkan oleh konsumsi rokok , khususnya gangguan kesehatan. Adanya masyarakat yang menentang keberadaan rokok ini semakin diperkuat dengan di sahkannya hukum internasional Konvensi Kerangka Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) pada Februari 2005 dan PP No 109 Tahun 2012 tentang perlindungan produk tembakau . Hal ini yang kemudian dikhawatirkan menjadikan industri rokok terancam merugi bahkan gulung tikar karena menurunnya permintaan produk tembakau. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kontribusi sektor industri pengolahan tembakau terhadap perekonomian dilihat dari pembentukan permintaan, output sektoral, nilai tambah bruto, ekspor-impor, dan ketenagakerjaan; 2) Menganalisis peran industri pengolahan tembakau dilihat dari keterkaitannya dengan sektor perekonomian lain baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang; 3) Menganalisis dampak ekonomi industri pengolahan tembakau terhadap sektor-sektor perekonomian lain dilihat dari angka pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja; dan 4) Menganalisis seberapa besar industri pengolahan tembakau mampu menyediakan kesempatan kerja berdasarkan pertambahan output sektor industri pengolahan tembakau. Analisis data dilakukan dengan analisis input output (IO) dan analisis Incremental Labor Output Ratio (ILOR) . Analisis IO digunakan untuk menjawab tujuan pertama hingga ketiga penelitian. Analisis IO meliputi analisis kontribusi sektor, keterkaitan, dan angka pengganda sektor pertanian tembakau, industri rokok, serta tembakau olahan. Sedangkan analisis ILOR digunakan untuk menjawab tujuan keempat penelitian. Hasil penelitian antara lain adalah: 1) Industri rokok memiliki kontribusi relatif besar pada struktur permintaan dan ouput senilai Rp 526.061,63 juta (peringkat ke-6.) dan pembentukan ekspor pada peringkat ke-1 (Rp 104.143,42 juta). Sementara itu, kontribusi industri tembakau olahan dalam struktur permintaan, output, nilai tambah bruto, ekspor-impor, ataupun tenaga kerja cenderung kecil. 2) Analisis koefisien penyebaran menunjukkan bahwa sektor tembakau olahan lebih berperan dalam menarik sektor hulunya yakni pertanian tembakau dengan nilai koefisien sebesar 1,28748. Sementara itu, nilai kepekaan penyebaran industri tembakau olahan dan industri rokok masing-masing 0,73901 dan 0,71794 yang tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan industri rokok dalam mendorong sektor hotel dan restoran dan tembakau olahan dalam mendorong sektor industri rokok sebagai sektor hilirnya masih rendah. 3) Sektor tembakau olahan memiliki dampak pengganda relatif besar untuk meningkatkan output dan pendapatan rumah tangga di seluruh sektor perekonomian Kabupaten Ponorogo karena bertambahnya jumlah permintaan akhir sektor tersebut. Nilai pengganda output industri tembakau olahan, dan industri rokok berturut-turut 1,79927 dan 1,2272, sedangkan nilai pengganda pendapatan masing-masing 14,56068 dan 1,33565. Sementara itu, industri rokok memiliki dampak pengganda relatif besar untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada keseluruhan sektor perekonomian. Nilai pengganda tenaga kerja sektor industri rokok mencapai 1,91633 dan tembakau olahan sebesar 1,13523. 4) Hasil perhitungan Incremental Labor Output Ratio (ILOR) industri rokok dan tembakau olahan menunjukkan nilai nol. Hal ini berarti bahwa adanya penambahan output pada sektor tersebut tidak menyebabkan peningkatan ataupun

English Abstract

The government of Ponorogo regency creates a strategy to develope the sustainable agro-industry in the medium-term development strategy planning. One of the potential agro-industry that has to be developed in this region is tobacco processing industry, which is co nsisted of cigarette industry, cigarette flavoring, and oven tobacco. In 2012, the value of production created by the tobacco processing industry sector is 25.96 billion rupiahs (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2013) . However, the presence of cigarettes was opposed by the public nowadays . This is due to the public awareness about the disadvantage caused by tobacco consumption, especially the health problem. The existence of people who oppose the existence of this cigarette is strengthened with the

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/369/051407116
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 24 Oct 2014 13:48
Last Modified: 20 Oct 2021 07:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129844
[thumbnail of Skripsi_Dwi_Rahayu_N_105040113111009.pdf]
Preview
Text
Skripsi_Dwi_Rahayu_N_105040113111009.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item