Sukmawati, Denny (2014) Analisis Perbandingan Usaha Agroindustri Tahu Skala Kecil Dan Skala Rumah Tangga. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Agroindustri merupakan suatu industri yang produksinya berbahan baku dari pertanian. Agroindustri tahu di Indonesia masih tergolong dalam skala kecil dan skala rumah tangga. Salah satu industri yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah industri tahu. Hal ini disebabkan produk olahan yang berbahan baku kedelai ini memiliki konsumen yang cukup luas, hampir di seluruh masyarakat gemar mengkonsumsi makanan tahu untuk kebutuhan sehari-hari. Tahu dikonsumsi oleh masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai kalangan menengah keatas. Oleh sebab itu perbedaan jenis usaha agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga tersebut dapat dilihat berdasarkan waktu dalam menghasilkan produk tahu, total biaya produksi yang dikeluarkan, pemakaian tenaga kerja dalam proses produksi serta kualitas produk tahu yang dihasilkan. Selain itu penggunaan peralatan produksi juga mempengaruhi terhadap produk yang dihasilkan. Adanya perbedaan jenis skala usaha tersebut, maka akan menimbulkan permasalahan dalam persaingan harga jual produk dipasar. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mendeskripsikan perbandingan system saluran distribusi pemasaran,kemitraan pemasok, ketenaga kerjaan, antara agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga; (2) menganalisis total biaya produksi, penerimaan dan keuntungan agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga; (3) menganalisis BEP dan R/C Ratio dari agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga; (4) menganalisis signifikan antara agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga. Metode yang digunakan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Untuk metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi yang ada pada agroindustri tahu skala rumah kecil dan tahu skala rumah tangga, sedangan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis biaya total produksi, penerimaan, keuntungan agroindustri, BEP, R/C Rasio dan signifikan antara agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian untuk saluran distribusi yang ada di agroindustri tahu skala kecil tersebar di lima pasar tradisional di Malang diantaranya adalah Blimbing, Kedung Kandang, Kepanjen, Kebalen dan Sumber Pucung, sedangkan untuk skala rumah tangga terdapat empat pasar tradisional diantaranya adalah Lawang, Singosari,Gadang, danKarang Lo. Untuk tenaga kerja yang ada di agroindustri tahu skala kecil terdapat 10 tenaga kerja sedangkan untuk agroindustri tahu skala rumah tangga terdapat 2 tenaga kerja. Dan untuk kemitraan yang dilakukan oleh agroindustri tahu skala kecil yaitu di daerah Pasuruan, sedangkan kemitraan pada agroindustri tahu skala rumah tangga yaitu di koperasi yang ada di Malang. Hasil analisis biaya menyebutkan bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh agroindustri tahu skala kecil sebesar Rp 3.035.321untuk sekali produksi. ii Sedangkan pada agroindustri tahu skala rumah tangga mengeluarkan sebesar Rp 955.578 untuk sekali produksi. Penerimaan yang diperoleh untuk sekali produksi pada agroindustri tahu skala kecil sebesar Rp 4.876.800, sedangkan pada skala rumah tangga sebesar Rp 1.720.000. Adapun keuntungan pada setiap kali produksi untuk skala kecil adalah sebesar Rp 1.841.478 sedangkan keuntungan untuk skala rumah tangga adalah sebesar Rp 764.421. Dari hasil Break Even Point (BEP) pada masing-masing skala usaha dihasilkan BEP Unit pada skala kecil untuk ukuran tahu kecil adalah 501 biji tahu, ukuran tahu sedang 426 biji tahu, dan ukuran tahu besar 532 tahu biji. sedangkan BEP Unit pada skala rumah tangga untuk ukuran tahu kecil adalah 175 biji tahu, ukuran tahu sedang adalah 138 biji tahu dan ukuran tahu besar adalah 69 biji tahu. Selain BEP Unit, BEP Penerimaan pada agroindustri tahu skala kecil untuk ukuran tahu kecil adalah Rp 1.087, ukuran tahu sedang adalah Rp 1.268, dan ukuran tahu besar adalah Rp 1.511, sedangkan BEP penerimaan pada agroindustri tahu skala rumah tangga untuk ukuran tahu kecil adalah Rp 1.096, ukuran tahu sedang adalah Rp 1.730, dan ukuran tahu besar adalah Rp 2.012. Artinya BEP kedua skala usaha tersebut sudah mencapai titik untung. Adanya perbedaan BEP pada kedua skala usaha terletak pada jumlah produksi yang dihasilkan dan harga yang ditawarkan oleh kedua agroindustri. Untuk kelayakan usaha pada agroindustri tahu skala kecil untuk ukuran tahu kecil adalah sebesar 1,56, ukuran tahu sedang sebesar 1,58, dan ukuran tahu besar sebesar 1,65, sedangkan pada skala rumah tangga untuk ukuran tahu kecil adalah 1,37, ukuran tahu sedang sebesar 1,44, dan ukuran tahu besar sebesar 2,48. Jika dilihat dari tingkat kelayakan usaha maka kedua skala usaha ini sudah efisien dan dikatakan layak untuk dikembangkan. setelah dilakukan uji beda rata-rata kedua agroindustri tahu tidak memiliki perbedaan secara signifikan dalam perhitungan biaya pendapatan, tetapi jika dilihat dalam segi kemitraan, saluran distribusi, dan tenaga kerja terdapat perbedaan. Saran dari penelitian ini adalah : (1) Produsen agroindustri tahu skala kecil dan skala rumah tangga diharapkan memperluas jaringan mitra pemasok bahan baku kedelai, supaya ketika terjadi kenaikan harga kedelai, pengusaha tidak hanya mengandalkan dalam satu pemasok; (2) Berdasarkan hasil penelitian untuk agroindustri tahu skala kecil lebih meningkatkan dalam harga jual produk khususnya untuk tahu besar, karena didalam perhitungan BEP tahu besar layak untuk dikembangkan serta memperluas pangsa pasar supaya keuntungan yang didapatkan bisa maksimal. Sedangkan agroindustri tahu skala rumah tangga diharapkan untuk meningkatkan hasil produksi tahu.terutama dalam menjaga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan, supaya lebih efisien dalam penjualan produk tahu dan memperbanyak agen yang ada dipasar, sehingga keuntungan yang didapatkan bisa maksimal. (3) untuk pemerintah Kabupaten Malang dan dinas perindustrian dan perdagangan malang mendukung perkembangan agroindustri tahu serta memberikan perlatihan kepada para pengusaha supaya kedepannya usaha tahu dikabupaten Malang dapat berkembang lebih baik lagi.
English Abstract
Agroindustry is an industry that made production of agriculture. Agroindustries know Indonesia is still relatively small and households scale. One of the industrys potential to be developed is the tahu industry.This is due to the processed products made of soybeans has pretty broad consumer, barely across the society fond of consuming food out for her daily needs. Tahu is consumed by people starting from middle class to top class. Because of that the type difference of small scale and household scale industry can be seen based on the tim to produce the tahu, total cost for production, employee for production and the product quality. Beside that the usage of industrial equipments also influence the produced tahu. The scale difference will produce problem in price competition in the market. The research aimed at (1) describing the comparison of marketing distribution system, suplier partnership, manpower, between small scale and household skill tahu agro industry (2) analyzing the production cost total, income and profit of small scale and household scale tahu industries (3) analyzing BEP and R/C ratio from the small scale and household scale tahu industries (4) analyzing the significance between small scale and household scale tahu agro industries. The used method was qualitative and quantitative. For qualitative method, it was used to describe condition at the small scale and household scale agro industry, while the quantitative method was used to analyze the production total cost, income, agro industry profit, BEP, R/C ratio and significance of small scale and household scale tahu agro industries. Based on the results for distribution channel at the small scale agro industry spread at five traditional market in Malang such as Blimbing, KedungKandang, Kepanjen, Kebalen, and SumberPucung, while for household scale at four traditional market such as Lawang, Singosari, Gadang, and Karanglo. For worker at small scale agro industry has 10 workers while for household scale tahu industry has 2 worker. While for partnership done by small scale tahu agro industry, that is at Pasuruan area, while partnership of household tahu agro industry at cooperative in Malang. The cost analysis showed that total expended cost by small scale tahu agro industry of Rp 3.035.321 for one production. While at household scale tahu agro industry expended Rp 955.578 for one production. The obtained income for one production for small scale tahu agro industry of Rp 4.876.800, while for household scale of Rp 1.720.000. While the profit for each production for small scale of Rp 1.841.478 while for household scale of Rp 764.421. From the break event point (BEP) at each business scale provided BEP Unit of small scale of 501 pieces of small tahu, 426 pieces of medium tahu, 532 pieces of big tahu. While for household scale of 175 pieces of small tahu, 138 pieces of medium tahu and 69 pieces of big tahu. Beside BEP Unit, BEP of income at small scale tahu agro industry for small tahu of Rp 1.087, medium tahu iv of Rp 1.268, and big tahu of Rp 1.511, while BEP of income for household scale of tahu agro industry for small tahu of Rp 1.096, medium tahu of Rp 1.730, and big tahu of Rp 2.012. It means BEP of both scale at the production amount and the offered price for both scale of agro industries. For business feasibility at small scale tahu agro industry for small pieces of 1.56, medium pieces of 1.58, and big pieces of 1.65, while at household scale tahu agro industry, for small pieces of 1.37, medium pieces of 1.44, and big pieces of 1.48. If it is viewed from the feasibility level of business that both scale of agro industries were efficient and feasible to develop. After being tested for average difference for both scale of agro industries there was not significant differences. The suggestions (1) small scale agro industry and household scale agro industry produces for is better to widen the suplier partners network for soybean materials, so if there is soybean price increase the entrepreneur will not depend only to one supplier. (2) based on research, for small scale agro industries more improve in product selling price especially for big pieces, because in the BEP calculation the big tahu was feasible to develop and to widen the market so the profit become maximal. While the household scale is expected to increase the tahu production, especially in keeping the quality and quantity so the product will be more efficient in selling the tahu product and increase the agents in market to get maximum profit (3) for Malang regency government and industrial and trading agency to support the tahu agro industries development and giving training to the entrepreneurs so the business in the Malang regency will develop well in the future.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2014/363/051407054 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 23 Oct 2014 09:35 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 07:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129838 |
Preview |
Text
DENNY.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |