Pelaksanaan Dan Dampak Kredit Usaha Rakyat (Kur) Mikro Terhadap Pendapatan Usahatani Tebu Di Bri Unit Jabung-Malang

Putra, AlwinEka (2014) Pelaksanaan Dan Dampak Kredit Usaha Rakyat (Kur) Mikro Terhadap Pendapatan Usahatani Tebu Di Bri Unit Jabung-Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kurangnya Ketersediaan modal bagi petani di Indonesia merupakan salah satu penghambat utama bagi petani untuk mengembangkan usahanya, sehingga usaha agribisnis yang dilakukan dapat berkembang lebih besar. Peran Lembaga yang dapat membantu dalam ketersediaan modal bagi petani maupun pengusaha agribisnis sangat dibutuhkan untuk menunjang usaha tersebut. Salah satu lembaga yang menunjang ketersediaan modal tersebut yaitu Bank Rakyat Indonesia melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adanya KUR diharapkan pengusaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat menerima pinjaman dengan mudah melalui proses yang cepat dengan melengkapi Surat Keterangan Usaha (SKU). Kredit Usaha Rakyat (KUR) dihadirkan dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan yang bertujuan meningkatkan sektor riil dan memberdayakan UMKM. BRI merupakan salah satu bank pelaksana yang tidak hanya menyalurkan ritel tetapi juga sebagai pihak penyalur KUR Mikro, bahkan penyaluran KUR Mikro jauh meninggalkan KUR Ritel. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan KUR pada BRI Unit Jabung Malang. (2) Apa damapak penerimaan dan penolakan KUR terhadap penerapan teknologi usahatani tebu serta pendapatan usahatani tebu anatara petani yang menerima KUR dengan yang tidak menerima KUR di BRI Unit Jabung Malang. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk Mengetahui pelaksanaan KUR pada BRI Unit Jabung apakah sesuai dengan aturan pemerintah atau tidak sesuai. (2) Untuk Menganalisis dampak penerimaan dan penolakan KUR terhadap penerapan teknologi usahatani tebu serta pendapatan usahatani tebu antara petani yang menerima KUR dengan yang tidak menerima KUR di BRI Unit Jabung. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja karena pada Kecamatan Jabung mempunyai lahan usahatani tebu yang dominan dan jumlah nasabah yang paling banyak mengakses KUR adalah petani tebu. Dalam penentuan sampel pada penelitian ini dibatasi oleh petani tebu yang mengakses KUR dan dilakukan secara sensus yaitu terdiri dari 27 petani yang menerima KUR dan 6 petani yang non KUR. Metode penelitian yang digunakan untuk mengamatai pelaksanaan dan dampak KUR terhadap pendapatan usahatani tebu di BRI Unit Jabung, Kecamatan Malang yaitu menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui pelaksanaan KUR serta analisis kredit di BRI Unit Jabung, sedangkan analisis kuantitatif yang digunakan yaitu terdiri atas analisis usahatani tebu dan uji beda. Analisis usahatani tebu tersebut digunakan untuk menganalisis usahatani tebu yang terdiri dari biaya, penerimaan dan pendapatan, sedangkan uji beda digunakan untuk menguji perbedaan dari pendapatan usahatani tebu antara petani yang menerima KUR dan petani non KUR. Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan, diketahui bahwa pelaksanaan KUR pada Unit Jabung telah sesuai dengan aturan pemerintah, dimana pemerintah telah menetapkan ketentuan dasar pemberian KUR oleh Bank pelaksana. Pemerintah telah menentukan beberapa prosedur pengajuan KUR yang harus dilaksanakan oleh Bank pelaksana dimana debitur harus menyusun rencana kebutuhan kredit pada usahatani yang dijalankan, pengajuan surat permohonan kredit langsung kepada perbankan yang telah diketahui oleh Dinas Teknis setempat, sehingga Bank pelaksana dapat memberikan penilaian tentang kelayakan usaha terhadap usaha yang dimiliki oleh debitur dan menetukan persetujuan kredit oleh Bank BRI selaku Bank pelaksana. Terdapat dua jenis debitur, debitur yang disetujui dan menerima KUR dan debitur yang tidak menerima KUR. Berdasarkan hasil analisa usahatani riil, petani yang menerima KUR memiliki pendapatan yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 35.021.500 dengan produktivitas sebesar 800 Kw/Ha dan total pendapatan petani yang tidak menerima KUR sebesar Rp. 32.998.000 dengan produktivitas sebesar 783 Kw/Ha. Dalam analisis uji beda pendapatan dari petani yang menerima KUR dan petani non KUR hasilnya tidak signifikan. Ketidak signifikanan tersebut disebabkan karena petani tebu yang menerima KUR tidak sepenuhnya menggunakan dana KUR untuk usahatani tebu, ada petani tebu yang menerima KUR menggunakan dana KUR untuk keperluan lainnya, seperti digunakan untuk biaya sekolah anaknya, cicilan sepeda motor, dan kehidupan sehari-hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Dalam pelaksanaan KUR pada BRI Unit Jabung Malang telah sesuai dengan aturan pemerintah, seperti syarat-syarat yang diberikan kepada calon nasabah, akan tetapi pada BRI Unit Jabung Malang menambahkan adanya collateral/jaminan dalan persyaratan pengajuan KUR. Hal tersebut sebenarnya tidak ada dalam aturan pemerintah. Akan tetapi BRI Unit Jabung Malang tetap memberikan adanya jaminan karena untuk memberikan rasa tanggung jawab untuk mengembalikan pinjaman yang akan dipinjam oleh nasabah KUR pada BRI Unit Jabung Malang. (2) Berdasarkan analisis usahatani para petani sama-sama menerapkan tekonolgi uahatani, akan tetapi yang berbeda adalah pemilihan bibit unggul, penyulaman dan pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan oleh beberapa petani tebu saja yang berada di Kecamatan Jabung.

English Abstract

Lack of availability of capital for farmers in Indonesia is one of the main obstacles for farmers to develop their business, so that agribusiness committed to grow larger. Role of Institutions that can help in the availability of capital for farmers and agribusiness entrepreneurs are needed to support these efforts. One of the institutions that support the availability of capital, Bank Rakyat Indonesia through the Peoples Business Credit (KUR). The presence of the expected KUR micro small medium enterprises (SMEs) can receive a loan easily through a quick process to complete the Certificate of Business (SKU). Peoples Business Credit (KUR) is presented in order to empower the Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), job creation and poverty reduction aimed at improving real sector and empower SMEs. BRI is one bank that is not only executing a retail channel but also as the Micro KUR, even KUR Retail Micro far left. The problems of this study were (1) How does the implementation of the KUR Jabung BRI Malang. (2) What the effect acceptance and rejection of the application of technology KUR sugarcane and sugarcane farming income group should receive KUR with farmers who did not receive KUR in Jabung BRI Malang. The purpose of this study is (1) For the implementation of the KUR Knowing the BRI Jabung whether in accordance with the rules of the appropriate government or not. (2) To analyze the impact of acceptance and rejection of the application of technology KUR sugarcane farming and sugar cane farm income among farmers who did not receive the KUR KUR at BRI receive Jabung. Method of determining the location of the research done on purpose because the District of sugar cane farming land has Jabung dominant and the most number of clients accessing KUR is a sugar cane farmer. In determining the sample in this study was limited by the sugarcane farmers accessing KUR and carried out the census consists of 27 farmers who received KUR and 6 non-KUR farmers. The method used for the implementation and impact of KUR observe the sugarcane farm income in Jabung BRI, District of Malang is using qualitative descriptive analysis. Qualitative descriptive analysis is used to determine the implementation of the KUR and credit analysis in Jabung BRI, while the quantitative analysis used is composed of analysis and test different sugarcane. Analysis of sugarcane is used for sugar cane farming analyze consisting of cost, revenue and earnings, while the different test is used to test the difference of income between the sugarcane farmers and farmers who receive non-KUR. Based on the analysis results obtained, it is known that the implementation of the KUR at Jabung unit complies with the rules of government, where the government has set the basis for the provision of KUR by Bank executive. The government has set some KUR filing procedures that must be implemented by executing Bank should develop a plan where the debtor credit needs to run farm, applying for a loan application directly to the bank that has been known by the local Technical Department, so that the Bank can provide an assessment of implementing the feasibility of the businesses owned by the debtor and determine credit approval by the Bank BRI as executor. There are two types of the debtor, the debtor approved and receive KUR and the debtor does not receive KUR. Based on the analysis results in real farming, farmers who receive KUR has a higher income in the amount of Rp. 35,021,500 with a productivity of 800 Kw / ha and the total income of farmers who did not receive the KUR of Rp. 32.998 million with a productivity of 783 Kw / ha. In a different test analysis of the income of farmers and farmers who receive non-KUR results are not significant. The lack significant due to sugarcane farmers who receive KUR not fully use funds for sugarcane farming, there are cane farmers who receive KUR use the funds for other purposes, such as are used for their childrens school fees, installment motorcycles, and everyday life. The conclusion of this study were (1) In the implementation of the KUR Jabung BRI Malang in compliance with government regulations, such as the terms given to prospective customers, but the BRI Malang added Jabung presence of collaterals / guarantees role in KUR filing requirements. It actually does not exist in government regulation. However Jabung BRI Malang still provide a guaranteed due to give a sense of responsibility to repay the loan to be borrowed by the customer at the KUR Jabung BRI Malang. (2) Based on the analysis of farming farmers alike implementing technology in uahatani, but that is different is the selection of seeds, replanting and pest and disease control is only carried out by some sugarcane farmers are located in the District Jabung.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/300/051406405
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 23 Oct 2014 09:46
Last Modified: 20 Oct 2021 06:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129770
[thumbnail of fix.pdf]
Preview
Text
fix.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item