Proses dan Dampak Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani (Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalim

IsaNur (2014) Proses dan Dampak Alih Fungsi Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani (Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalim. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hutan merupakan asset yang paling besar dimiliki oleh Negara Indonesia karena menurut penelitian FWI ( Forest Watch Indonesia ) pada tahun 2009 luas daratan Indonesia adalah 190,31 juta ha, sementara luas tutupan hutannya adalah 88,17 juta ha atau sekitar 46,33 persen dari luas daratan Indonesia. Dari luasan ini terdapat berbagai sumberdaya alam baik yang dapat di perbarui maupun tidak dapat diperbarui. Faktor-faktor penghambat pada alih fungsi Hutan Lindung Sungai Wain majadi lahan pertanian sangatlah beragam tergantung dari masing-masing individu dan lingkungan sekitar. Rumah tangga petani yang melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian akan berdampak pada kesejahteraan keluarga petani tersebut. Kesejahteraan itu bisa terlihat dari kondisi sosial dan ekonominya. Perbedaan kondisi sosial dan ekonomi dapat terlihat dari luas dan besarnya lahan yang mereka miliki dan keadaan sosial masyarakat. Rasa ingin diakui dan terlihat keberadaannya yang tinggi menjadikan kondisi sosial dan ekonomi di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain menjadi unik untuk dilakukan penelitian. Untuk menjawab masalah tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini yaitu Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan proses alih fungsi hutan yang menjadi lahan pertanian oleh masyarakat sekitar hutan. 2) Menganalisis faktor-faktor yang mendorong dan menghambat dalam proses alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian. 3) Mendeskripsikan dan menganalisis dampak alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian terhadap kesejahteraan rumah tangga petani. Metode analisis kesejahteraan menggunakan PPAM (Parcipatory Poverty Assessment and Monitoring ) yang memiliki 8 dimensi sebagai indikator kesejahteraan yaitu materi, kesehatan, pengetahuan, sosial, ekonomi, politik, sumberdaya alam, dan layanan. Penenentuan informan untuk menjawab tujuan satu dan dua menggunakna purposive dan menggunakan metode kualitatif in-dept interview sedangkan untuk menjawab tujuan ketiga menggunakan purposive yang diambil 10 persen dari setiap kelompok tani dengan wawancara yang pertanyaannya didapatkandari hasil focus grup discussion . Hasil penelitian menunjukkan terjadinya alih fungsi hutan lindung menjadi lahan pertanian yaitu . di mulai pada tahun 1997-1998 terjadi kebakaran hutan yang mengakibatkan 60 persen dari Hutan Lindung Sungai Wain terbakar, awal mulanya hutan yg telah di bakar langsung ditanami dengan padi gunung lalu di tanami dengan tanaman sayuran, hingga pada tahun 2011 dikeluarkan keputusan untuk di jadikan hutan kemasyarakatan seluas 1.400 ha dan dilarang menanam tanaman semusim, guna memperbaiki erosi dan ekologi yang terdapat di Hutan Lindung Sungai Wain. Faktor yang mendorong terjadinya alih fugsi Hutan Lindung Sungai Wain menjadi lahan pertanian yaitu kondisi pasar, tekanan penduduk, sarana dan prasarana serta kebijakan pemerintah. Faktor yang menghambat alih fungsi Hutan Lindung Sungai Wain konflik SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan), serta akses transportasi yang sulit. Dampak adanya alih fungsi hutan lindung menjadi lahan pertanian, salah satunya yaitu kesejahteraan masyarakat. Hasil dari profil kesejahteraan yaitu di Kawasan hutan Lindung Sungai Wain Kota Balikpapan 38 persen sejahtera. Hal ini naik sebesar 35 persen dari sebelumnya yang hanya 3 persen.

English Abstract

Forests are the greatest asset owned by the Indonesian state according to a study from FWI (Forest Watch Indonesia) in 2009 that Indonesias land area is 190.31 million ha, while the vast forest cover is 88.17 million ha, or about 46.33 percent of the total mainland in Indonesia. From this area, there are variety of natural resources that can be updated and can not be updated. The factors that are inhibiting the conversion of Hutan Lindung Sungai Wain to be agricultural land are very diverse depending on each individual and the surrounding environment. Households that do conversion of forests into agricultural land will have an impact on the welfare of the farm families. Welfare can be seen from the social and economic conditions. Social and economic differences can be seen from the extent and magnitude of their land and social circumstances. The feels to be recognized and seen made ​​the social and economic conditions of the society in the Hutan Lindung Sungai Wain Areas unique to be the object of this research. To answer these problems, the objectives of this study can be formulated into: 1) Describing the process of forest conversion into agricultural land by forest communities. 2) Analyzing the factors that drive and inhibit the process of forest conversion into agricultural land. 3) Describing and analyzing the impact of forest conversion to agriculture on the welfare of farm households. Welfare analysis method using the PPAM (Parcipatory Poverty Assessment and Monitoring) which has 8 dimensions as indicators of material well-being, namely, health, science, social, economic, political, natural resources, and services . Purposive informan is used to answer the purpose number one and two and qualitative methods in-dept interviews is used to answer the third objective using simple random sampling using a questionnaire which the questions are gotten from the survey. The results shown that the conversion of forests into agricultural land is protected. Starting from 1997-1998, forest fires resulting in 60 percent of the Hutan Lindung Sungai Wain burning, at the beginning the burning forest is directly planted with rice and then planted with vegetable crops, until in 2011 a decision made that kemasyarakatan forest will be made in the are of 1.400ha measuring social and banned planting crops, to improve erosion and ecological contained in Hutan Lindung Sungai Wain. The factors that encourage the transfer functions of Hutan Lindung Sungai Wain to agriculture are market conditions, the pressure of population, infrastructure and government policy. The factors that inhibit the conversion of Hutan Lindung Sungai Wain are racial conflict (Tribal Religion Race and Inter-Group), as well as access to transportation which is difficult. The impact of the presence of the protected forest conversion to agriculture, one of which is the well-being of society. The results of the welfare profile in Hutan Lindung Sungai Wain is 38 percent prosperous. This is an increase of 3 5 percent from the previous which is only 3 percent .

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/256/051406084
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 16 Oct 2014 08:48
Last Modified: 16 Oct 2014 08:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129718
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item