Analisis Produktivitas dan Kelayakan Usahatani Padi Anorganik dan Organik (Kasus di Desa Sumberporong dan Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang).

Arham, YusufRizki (2014) Analisis Produktivitas dan Kelayakan Usahatani Padi Anorganik dan Organik (Kasus di Desa Sumberporong dan Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman padi di Indonesia bisa dibudidayakan secara organik dan anorganik, padi organik adalah budidaya padi yang tidak menggunakan pupuk kimia atau petisida kimia, sedangkan padi anorganik adalah budidaya padi yang tergantung pada penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia. Berbagai tahapan kegiatan pertanian akan menentukan kualitas output yang akan dihasilkan. Tahapan yang tidak bisa ditinggalkan dari kegiatan pertanian yaitu proses pemupukan, kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman. Saat ini pertanian organik menjadi wacana yang mulai dikembangkan pada pertanian di Indonesia. Pertanian yang berbasis organik telah banyak dikembangkan di beberapa daerah yang berpotensi, salah satunya di Kabupaten Malang. Kecamatan Lawang menjadi salah satu daerah yang membudidayakan padi baik secara organik maupun anorganik. Di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang mulai dikembangkan sistem pertanian organik pada tahun 2007. Hadirnya pertanian organik di Desa Sumber Ngepoh dinilai oleh petani padi Desa Sumberporong sebagai jawaban atas permasalahan yang selama ini meraka hadapi seperti menurunnya produktivitas dan kesuburan tanah. Namun dengan adanya sistem pertanian yang berbeda, tentu saja input produksi, biaya produksi dan hasil yang diperoleh juga akan berbeda, hal ini tentu saja mengakibatkan kebingungan para petani padi Desa Sumberporong, dari kedua usahatani padi yang diusahakan, manakah yang memiliki tingkat kelayakan dan keuntungan lebih tinggi dan bagaimana dampak dari adanya usahatani padi organik terhadap produktivitas padi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perbedaan biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani padi organik dan anorganik, (2) Menganalisis tingkat kelayakan usahatani padi organik dan anorganik, (3) Menganalisis dampak usahatani padi organik terhadap produktivitas padi. Pada penelitian ini, dampak usahatani padi organik dibatasi oleh variabel benih, pupuk, tenaga kerja, lama usahatani, dan jenis usahatani padi. Penelitian dilakukan di Desa Sumberporong dan Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penentuan responden dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kekeliruan sebesar 15 persen. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer yang diambil adalah penggunaan faktor-faktor produksi dan biaya atas faktor-faktor produksi pada petani padi Desa Sumberporong dan Desa Sumber Ngepoh. Sedangkan data sekunder yang diambil adalah profil Desa Sumberporong dan Desa Sumber Ngepoh. Alat analisis yang digunakan adalah analisis R/C rasio, analisis regresi dan analisis uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat berbedaan nyata pada biaya produksi, penerimaan dan keuntungan antara usahatani padi organik dengan usahatani padi anorganik, (2) kedua jenis usahatani padi baik organik maupun anorganik layak untuk dikembangkan secara finansial, namun usahatani padi organik memiliki tingkat kelayakan usaha yang lebih tinggi, (3) Dampak adanya usahatani padi organik terhadap produktivitas padi ternyata mampu meningkatkan produktivitas padi per hektar dan mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat dari ketergantungan penggunaan pestisida kima dan pupuk kimia sebagi input produksinya Rata-rata biaya total usahatani padi anorganik per hektar adalah Rp.5.925.400,35, sedangkan usahatani padi organik sebesar Rp.7.270.937,01. Rata-rata produksi padi anorganik per hektar adalah 4,13 ton, sedangkan usahatani padi organik per hektar adalah 5,1 ton, tingginya biaya produksi pada usahatani padi organik disebabkan karena lahan yang terletak diatas bukit, sehingga memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak untuk mengangkut sarana produksi, selain itu juga jumlah penggunaan pupuk organik yang digunakan pada usahatani padi organik relatif lebih banyak. Rata-rata penerimaan usahatani padi anorganik Desa Sumberporong adalah Rp.15.962.155, sedangkan usahatani padi organik Desa Sumber Ngepoh adalah Rp.20.023.494. tingginya penerimaan usahatani padi organik disebabkan karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani padi anorganik. Sehingga, walaupun biaya produksi usahatani padi organik lebih tinggi, namun karena penerimaannya lebih tinggi, maka keuntungan usahatani padi organik lebih tinggi dibandingkan usahatani padi anorganik. Ratarata pendapatan usahatani padi anorganik Desa Sumberporong adalah Rp.10.036.754,65. Sedangkan usahatani padi organik Desa Sumber Ngepoh adalah Rp.12.752.556,99. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas padi adalah pupuk SP36, pupuk ZA, pupuk organik, lama berusahatani padi, dan dummy jenis usahatani padi, karena penggunaan faktor produksi masih belum optimal sehingga setiap penambahan faktor produksi masih bisa meningkatkan produktivitas padi. Sedangkan benih, pupuk phonska dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas padi karena penggunaan faktor produksi sudah optimal sehingga setiap penambahan faktor produksi sudah tidak bisa meningkatkan produktivitas padi. Pengaruh usahatani padi organik terhadap produktivitas padi ternyata mampu meningkatkan jumlah produktivitas padi yang dihasilkan. Ini terbukti dengan hasil analisis regresi yang ternyata usahatani padi organik memiliki koefisien yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan usahatani padi anorganik, selain itu dampak usahatani padi organik juga mampu memperbaiki ekologi dan struktur tanah yang selama ini menjadi permasalahan petani padi anorganik di Desa Sumberporong. Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya petani padi Desa Sumberporong jika ingin menerapkan sistem pertanian organik, perlu untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia secara perlahan, agar untuk jangka panjang akan berpengaruh pada semakin membaiknya kualitas lahan seperti bertambahnya kehidupan mikroorganisme dalam tanah, meningkatnya unsur hara dalam tanah dan berangsur-angsur dapat meningkatkan produksi padi untuk jangka panjang. Pada usahatani padi organik masih perlu adanya pembenahan dalam segi harga jual, dengan cara memperpendek saluran pemasaran yang ada di tingkat tengkulak dan perlu melakukan survei pasar ketika tiba musim panen, sehingga harga yang diterima petani sesuai dengan kondisi pasar pada saat itu, agar petani padi organik tidak terlalu dirugikan dengan harga jual yang diterima petani yang tergolong masih rendah untuk kualitas padi organik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/240/051405447
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 02 Sep 2014 10:50
Last Modified: 20 Oct 2021 06:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129701
[thumbnail of 01.pdf]
Preview
Text
01.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 02.pdf]
Preview
Text
02.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 05.pdf]
Preview
Text
05.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 04.pdf]
Preview
Text
04.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 03.pdf]
Preview
Text
03.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 06.pdf]
Preview
Text
06.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 07.pdf]
Preview
Text
07.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 08.pdf]
Preview
Text
08.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 13.pdf]
Preview
Text
13.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 09.pdf]
Preview
Text
09.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 16.pdf]
Preview
Text
16.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 17.pdf]
Preview
Text
17.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item