Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Kecap Manis Cap Mencoo (Studi Kasus Pada Perusahaan Murni Jaya, Kediri, Jawa Timur).

Praseptianingtyas, Haryani (2014) Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Kecap Manis Cap Mencoo (Studi Kasus Pada Perusahaan Murni Jaya, Kediri, Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia memiliki beberapa perusahaan kecap yang menguasai pasar nasional seperti Unilever (kecap Bango), Heinz ABC (kecap ABC), Sari Sedap Indonesia (kecap Nasional), Indofood (kecap Indofood), dan Wings Food (kecap Sedap). Hal tersebut menunjukkan bahwa industri kecap memiliki tingkat persaingan yang ketat. Persaingan yang ketat dalam industri kecap mengakibatkan perusahaan kecil dan menengah sulit untuk mendapatkan bahan baku dan memasarkan produk kecap yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk membangun kelembagaan kemitraan usaha yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Perusahaan Murni Jaya merupakan industri menengah dibidang produksi kecap yang berlokasi di kota Kediri. Produk kecap manis Cap Mencoo merupakan produk unggulan di Perusahaan Murni Jaya. Perusahaan Murni Jaya melakukan kerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku, kerjasama dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Evaluasi kinerja pemasok merupakan salah satu strategi untuk menciptakan keseimbangan aktivitas-aktivitas di dalam suatu perusahaan serta memastikan kualitas barang dari hulu ke hilir. Perusahaan Murni Jaya tidak melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok bahan baku, perusahaan hanya memperhatikan ketersediaan bahan baku tanpa memperhatikan kinerja masing-masing pemasok. Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja supply chain atau rantai pasok kecap manis Cap Mencoo pada Perusahaan Murni Jaya, menganalisis kinerja masing-masing pemasok bahan baku utama kecap manis Cap Mencoo berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh Perusahaan Murni Jaya, dan menentukan pemasok yang memiliki kinerja terbaik dalam menyediakan bahan baku utama kecap manis Cap Mencoo untuk Perusahaan Murni Jaya. Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Murni Jaya. Lokasi perusahaan terletak di Jl. Mauni Gg. Industri No. 35, Kecamatan Pesantren, Kediri, Jawa Timur dengan penentuan secara purposive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui observasi dan wawancara. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi tempat penelitian berupa data jumlah produksi kecap manis Cap Mencoo, data inventory bahan baku, data supplier yang bermitra dengan perusahaan dan sumber pustaka lainnya yang menunjang penelitian. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) untuk menggambarkan kinerja rantai pasok produk kecap manis Cap Mencoo. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui pemasok mana yang memiliki kinerja terbaik dan dibantu dengan software Expert Choice 11. ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja supply chain atau rantai pasokan kecap manis Cap Mencoo di Perusahaan Murni Jaya berdasarkan model SCOR (plan, source, make, deliver, dan return) sudah berjalan dengan baik, akan tetapi dalam kegiatan produksi perusahaan tidak melakukan perencanaan secara terjadwal. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya melakukan perencanaan ketika terjadi peningkatan permintaan kecap manis Cap Mencoo oleh konsumen, perusahaan akan melakukan pemesanan apabila persediaan di gudang penyimpanan tidak mencukupi untuk melakukan peningkatan produksi. Hasil analisis kedua adalah kinerja masing-masing pemasok bahan baku utama kecap manis Cap Mencoo yaitu pemasok gula kelapa dari Blitar memiliki kinerja terbaik pada kriteria reliability, responsive, flexibility dan service. Pemasok gula kelapa dari Banyuwangi memiliki kinerja terbaik pada kriteria price. Sedangkan pemasok kedelai hitam dari Ngawi memiliki kinerja terbaik pada kriteria reliability, responsive, flexibility, price, dan service. Penentuan pemasok yang memiliki kinerja terbaik dalam menyediakan bahan baku utama kecap manis Cap Mencoo berdasarkan perhitungan AHP didapatkan bobot masing-masing pemasok gula kelapa yaitu: 1) Pemasok dari Lumajang sebesar (0,098); 2) Pemasok dari Jember sebesar (0,144); 3) Pemasok dari Blitar sebesar (0,318); 4) Pemasok dari Banyumas sebesar (0,138); dan 5) Pemasok dari Banyuwangi sebesar (0,302). Berdasarkan nilai bobot tersebut dapat diketahui bahwa pemasok gula kelapa dari Blitar merupakan pemasok gula kelapa terbaik. Sedangkan nilai bobot akhir pemasok kedelai hitam yaitu: 1) Pemasok dari Pati sebesar (0,253); 2) Pemasok dari Jember sebesar (0,249); dan 3) Pemasok dari Ngawi sebesar (0,499). Berdasarkan nilai bobot tersebut dapat diketahui bahwa pemasok kedelai hitam dari Ngawi merupakan pemasok kedelai hitam terbaik. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian diatas maka saran yang dapat diajukan adalah: 1) Perusahaan Murni Jaya perlu melakukan perencanaan secara terjadwal. Perencanaan dapat dilakukan perusahaan dengan mengevaluasi kegiatan produksi kecap manis Cap Mencoo selama satu tahun, pada akhir tahun perusahaan dapat merencanakan untuk kegiatan produksi tahun berikutnya. 2) Perusahaan Murni Jaya perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja setiap pemasok bahan baku yang bekerjasama dengan perusahaan. Evaluasi kinerja pemasok dapat dilakukan dengan cara mencatat kinerja masing-masing pemasok berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Evaluasi kinerja pemasok gula kelapa sebaiknya dilakukan setiap satu bulan sekali setelah penerimaan bahan baku dari pemasok, sedangkan evaluasi kinerja pemasok kedelai hitam dapat dilakukan setiap tiga bulan sekali setelah penerimaan bahan baku dari pemasok. Hal tersebut dapat membantu perusahaan untuk menentukan pemesanan berikutnya kepada pemasok tersebut.

English Abstract

Indonesia has several soy sauce companies dominate the national market such as Unilever (Bango soy sauce), Heinz ABC (ABC soy sauce), Sari Sedap Indonesia (National soy sauce), Indofood (Indofood soy sauce), and Wings Food (Sedap soy sauce). It shows that soy sauce industry has a very tight competition. The tightest competition in the soy sauce industry the most difficult result for small and medium company obtains the raw materials and markets the soy sauce products. It is important to build institutional partnerships require in mutual effort and benefit as well as implementing a reliable quality management. Murni Jaya Company is a middle company engaged in the production of soy sauce which is located in Kediri City. Cap Mencoo sweet soy sauce product is a top brand in Murni Jaya Company. Murni Jaya Company cooperates with several suppliers of raw materials, cooperation is done to maintain the availability of raw materials. The evaluation of supplier performance is one of the strategies for creating the balance activities within a company as well as ensuring the quality of goods from upstream to downstream. Murni Jaya Company does not undertake performance evaluation of the raw materials supplier, companies only pay attention to the availability of raw materials without regard to the performance of each supplier. Based on the explanation above, the study aims to analyze the performance of supply chain or Cap Mencoo soy sauce supply chain in Murni Jaya Company, analyze the performance of each major raw material suppliers of Cap Mencoo soy sauce based on the criterias that have been determined by Murni Jaya Company, and decide which supplier has the best performance in providing the raw material Cap Mencoo soy sauce for Murni Jaya Company. This research was conducted in Murni Jaya Company, located in Jl. Mauni Gg. Industri No. 35, Pesantren Subdistrict, Kediri, East Java with determination purposively. The data collection was by collecting primary data through observation and interviews. The collection of secondary data obtained from the research institution where the amount of data in the form of Cap Mencoo soy sauce production, raw material inventory data, and supplier data which partnering with companies and other literature sources that support research. Data analysis used was descriptive analysis using the Supply Chain Operations Reference Model (SCOR) to describe the performance of Cap Mencoo soy sauce supply products. Quantitative data were analyzed using the technique of Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine which supplier had the best performance and aided with software Expert Choice 11. The results showed that the supply chain performance of Cap Mencoo soy sauce in Murni Jaya Company by the SCOR model (plan, source, make, deliver, and return) had been running well, but the company did not undertake production activities planning scheduled. This was because companies just did planning when iv there was an increased demand for Cap Mencoo soy sauce by consumers. Companies would place an order when the inventory in the warehouse was insufficient to make the increased production. The results of the second analysis was the performance of each main raw material suppliers Cap Mencoo soy sauce. It was coconut sugar supplier from Blitar; it has the best performance on the criteria of reliability, responsiveness, flexibility and service. Suppliers of coconut sugar Banyuwangi has the best performance on the criteria of price. While the black soybean supplier from Ngawi has the best performance on the criteria of reliability, responsiveness, flexibility, price, and service. The value of the final weights obtained from AHP calculation based on the weight of each supplier of coconut sugar that are: 1) Supplier from Lumajang, the amount is (0,098); 2) Supplier from Jember, the amount is (0,144); 3) Supplier from Blitar, the amount is (0,318); 4) Supplier from Banyumas, the amount is (0,138); and 5) Supplier from Banyuwangi, the amount is (0,302). Based on the weight values can be seen that the supplier of coconut sugar from Blitar is the best supplier. While the final weight values of black soybean supplier are: 1) Supplier from Pati, the amount is (0,253); 2) Supplier from Jember, the amount is (0,249); and 3) Supplier from Ngawi, the amount is (0,499). Based on the weight values can be seen that black soybean supplier from Ngawi is the best black soybean supplier. Furthermore, based on the above results the suggestions that can be submitted are: 1) Murni Jaya Company need to plan a scheduled basis. Planning can be done by evaluating Cap Mencoo soy sauce companys production activities for one year. At the end of the year, company can plan for next year production activities. 2) Murni Jaya Company need to evaluate the performance of each raw material suppliers in cooperation with the firm. Supplier performance evaluation can be done by noting the performance of each supplier based on the criteria set by the company. Coconut sugar supplier performance evaluation should be performed once a month, while the black soybean supplier performance evaluation can be done every three months after receipt of raw materials from suppliers. This can help the company to determine the next applicable to the supplier.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/205/051404739
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 20 Aug 2014 14:59
Last Modified: 20 Oct 2021 05:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129661
[thumbnail of EVALUASI_KINERJA_PEMASOK_BAHAN_BAKU_UTAMA_KECAP_MANIS_CAP_ME.pdf]
Preview
Text
EVALUASI_KINERJA_PEMASOK_BAHAN_BAKU_UTAMA_KECAP_MANIS_CAP_ME.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item