Putri, TiaDwinovita (2014) Analisis Perbandingan Struktur, Perilaku dan Kinerja Pemasaran Padi Organik, Semi Organik dan Konvensional di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Komoditas tanaman pangan utama masyarakat Indonesia adalah beras. Pangan sangat berperan penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup primer. Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia karena lebih dari 95 persen masyarakat Indonesia sebagian besar memilih mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Selain sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber penghasilan bagi petani dan kehidupan sehari-hari bagi jutaan penduduk Indonesia. Di samping masih tingginya jumlah konsumsi beras, dinamika pasar saat ini juga terus berkembang. Saat ini konsumen tidak hanya memilih pangan sebagai pemenuhan kebutuhan saja tetapi juga memperhatikan efek terhadap kesehatan. Adanya preferensi konsemen inilah yang menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh rata-rata 20 persen per tahun. Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah penghasil padi yang bergerak ke sistem pertanian organik. Namun, terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi oleh para petani padi organik, padi semi organik maupun konvensional di Desa Sumber Ngepoh. Yang utama yaitu harga jual beras organik, semi organik dan konvensional dikalangan petani masih tergolong rendah sedangkan harga beras organik, semi organik dan konvensional dikalangan konsumen tergolong tinggi. Permasalahan kedua yaitu petani padi organik kesulitan memiliki akses langsung ke pasar maupun konsumen karena petani diharuskan menjual hasil produksinya kepada para pengepul yang telah ditunjuk sebelumnya oleh para anggota kelompok tani. sedangkan untuk petani padi semi organik dan konvensional tidak mampu menjual langsung hasil usahataninya dan membutuhkan lembaga pemasaran untuk menyalurkan produk dari petani kepada konsumen. Permasalahan di atas menyebabkan pendapatan yang diterima oleh petani padi organik, semi organik, dan konvensional masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Mengidentifikasi saluran pemasaran beras organik, semi organik dan konvensional yang terbentuk di Desa Sumber Ngepoh 2) Menganalisis struktur dan perilaku pasar beras organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh 3) Menganalisis kinerja pemasaran beras organik, semi organik dan konvensional pada masing-masing saluran pemasaran di Desa Sumber Ngepoh 4) Membandingkan kinerja pemasaran antara beras organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh. Alat analisis struktur pasar menggunakan analisis kualitatif yaitu pangsa pasar dan indeks herfindahl. Alat analisis perilaku pasar adalah analisis deskriptif sedangkan kinerja pemasaran menggunakan analisis kuantitatif yaitu perhitungan margin, share dan rasio keuntungan dan biaya. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh yaitu struktur pasar padi organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh bersifat oligopsoni ditandai dengan adanya perbedaan varietas dan kualitas padi organik, semi organik dan konvensional. Sedangkan hambatan keluar masuk pasar pada tingkat petani terdapat pada padi organik dikarenakan ketersediaan air murni dari sumber mata air terbatas. ii Begitu juga dengan pemasaran padi organik menggunakan sistem pintu I dimana terdapat 4 tengkulak dan petani padi organik diharuskan menjual produk padi organik kepada tengkulak tersebut dan sistem pemasaran diawasi oleh Internal Control System (ICS). Sedangkan pada padi semi organik dan konvensional, tidak ada hambatan keluar masuk pasar bagi petani padi semi organik dan konvensional baru. Hambatan terjadi ditingkat tengkulak dikarenakan petani telah memiliki langganan tengkulak sejak lama dan tengkulak baru hanya mampu memberikan pinjaman usahatani kepada petani dengan jumlah kecil sehingga kalah bersaing dengan tengkulak lama yang lebih mampu memberikan pinjaman usahatani kepada petani dengan jumlah lebih tinggi. Analisis perilaku pemasaran padi organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh menunjukkan bahwa 1) Di daerah penelitian, penetapan harga padi organik dilakukan oleh kelompok tani yang didapat dari evaluasi harga di pasar rujukan sedangkan pada padi semi organik dan konvensional penetapan harga dipengaruhi oleh lembaga pemasaran. 2) Informasi harga ditingkat petani padi organik dan semi organik lebih mudah didapat karena adanya peran kelompok tani sedangkan pada padi konvensional petani kesulitan memperoleh informasi pasar karena kelompok taninya tidak aktif. 3) Adanya sistem pintu I pada pemasaran padi organik membuat petani tidak memiliki akses langsung ke pesar dan tergantung kepada lembaga pemasaran, sedangkan pada padi semi organik kelompok tani hanya membantu memberikan informasi budidaya dan tidak berkontribusi memberikan informasi pasar. 4) Pendistribusian produk padi organik, semi organik dan konvensional menuju konsumen akhir melewati beberapa perantara. Analisis kinerja pemasaran pada pemasaran padi organik menunjukkan perbedaan margin yang paling kecil yaitu pada padi IR64 kualitas 1 pada saluran pemasaran I sebesar Rp 2.498/kg. Hal ini dikarenakan harga gabah ditingkat petani lebih tinggi dibandingkan IR64 kualitas yang lain namun harga ditingkat konsumen sama. Untuk padi semi organik dan konvensional margin terendah berada di padi semi organik dan konvensional IR64 kualitas 2 di saluran pemasaran I sebesar Rp 1.620/kg. Sedangkan nilai share petani tertinggi berada di tingkat petani semi organik dan konvensional jenis IR64 kualitas 2 dengan nilai 48,20 persen. Sedangkan nilai rasio keuntungan dan biaya disemua saluran pemasaran padi organik dan konvensional yang paling merata yaitu pada padi organik varietas mentik wangi kualitas 1 di saluran pemasaran I. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Petani padi organik, semi organik dan konvensional sebaiknya menjual produknya di saluran pemasaran I karena merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. 2) Kegiatan kelompok tani di tingkat petani konvensional harus diaktifkan kembali untuk membantu petani padi konvensional agar mudah memperoleh informasi pemasaran. 3) Kegiatan gapoktan padi semi organik tidak hanya berpusat pada pengembangan usahatani saja tetapi juga dapat membantu petani menjual produk padi semi organik.
English Abstract
The main food crops are rice Indonesian society. Food is an important role for humans to meet the primary needs of life. Rice from rice is the staple food for the people of Indonesia for more than 90 percent of Indonesian people mostly prefer to consume rice as a source of carbohydrate. In addition to staple food, rice is also a source of income for farmers and daily life for millions of people. In addition to the high amount of rice consumption, the market dynamics are also constantly evolving. Currently consumers are not only choosing food as fulfillment, but also pay attention to the effects on health. Konsemen preference is what causes the demand for organic agricultural products around the world grew by an average 20 percent per year. Sumber Ngepoh village, District Lawang, Malang Regency which is located in the province of East Java is one of the rice-producing areas are moving to organic agriculture. However, there are some obstacles often faced by the farmers of organic rice, organic rice and conventional in Sumber Ngepoh village. The main one is the selling price of organic rice, organic and conventional spring among farmers is still low while the price of organic rice, semi-organic and conventional spring among consumers is high. The second problem is the difficulty farmers have direct access to markets and consumers because farmers are obliged to sell their products to the collectors who had been previously appointed by the members of farmer groups. The above problems led to the revenue earned by rice farmers organic, semi-organic, conventional and low. Based on these problems, the objectives of this research are 1 ) Identify marketing channels for organic rice, semi-organic and conventional semi formed in Sumber Ngepoh 2) Analyze the market structure and behavior of organic rice, semi-organic and conventional spring in the Sumber Ngepoh village 3) Analyze the performance marketing of organic rice, semi-organic and conventional spring on each marketing channel in Sumber Ngepoh 4 ) Comparing performance between the marketing of organic rice, semi-organic and conventional semi in Sumber Ngepoh village. Market structure analysis tools using qualitative analysis of market share and Herfindahl index. Market behavior analysis tool is a descriptive analysis of marketing performance while using qualitative analysis is the calculation of margins, share and ratio of benefits and costs. Based on the results obtained by the analysis of the market structure of organic rice, semi-organic and conventional spring in the village are oligopsonistic Sumber Ngepoh characterized by differences in the variety and quality of organic rice, organic and conventional spring. While the barriers and out of the market at the level contained in the organic rice farmers due to the availability of water from the water source is limited. So is the marketing of organic rice I use the door system where there are 4 middleman and organic rice farmers are required to sell products to middlemen such organic rice marketing system and supervised by the Internal Control System (ICS). While the semi-organic and conventional rice, no barriers and out of the market for rice farmers new semi-organic and conventional. Barriers occur because farmers level middleman middleman has had a subscription for a long time iv and new middleman only able to provide farm loans to farmers with small amounts so that can not compete with the old middlemen who are better able to provide loans to farmers farming with a higher number. Analysis of marketing behavior of organic rice, semi-organic and conventional spring in the village of Sumber Ngepoh indicate that 1) In the area of research, pricing is done by organic rice farmer group obtained from the evaluation of the price in the market right while in the semi-organic rice and konvensonal pricing is influenced by marketing agencies. 2) Information farm level prices of organic and semi- organic rice is more easily obtained because of the role of farmer groups whereas in conventional rice farmers markets because of the difficulty of obtaining information farming group is not active. 3) The system first door on the marketing of organic rice farmers do not have direct access to the market and subject to marketing agencies, while the semi-organic rice farmer groups Formatting only gives information and does not contribute to the cultivation of market information. 4 ) The distribution of organic rice products, organic and conventional spring towards the end consumer through several intermediaries. Analysis on the marketing performance of organic rice marketing margins showed the smallest difference is in the quality of IR64 rice 1 marketing channel I Rp 2.498/kg. This is because the price of grain farmer level is higher than the others but the quality IR64 prices at the consumer level. For semi-organic and conventional rice margins are the lowest in the semi-organic and conventional rice IR64 quality 2 in marketing channels I Rp 1.620/kg. While farmers share the highest value at the level of semi-organic and conventional farmers IR64 type 2 quality with value 48.20 percent. While the value and cost benefit ratio in all marketing channels and conventional organic rice is the most prevalent varieties of organic rice fragrant mentik 1 quality in marketing channels I. Suggestions in this study were 1) Rice farmers organic, semi-organic and conventional products should be sold in the first marketing channel because it is the most efficient market channels. 2) The farmer groups at the level of conventional farmers to be reactivated to assist conventional rice farmers in order to easily obtain marketing information. 3 ) The semi-organic rice farmer groups not only focus on the development of farming, but also can help farmers sell rice semi-organic products.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2014/198/051404668 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 Aug 2014 13:51 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 05:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129652 |
Preview |
Text
BAB_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_II_.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_III.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_VI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lampiran_1.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
KATA_PENGANTAR_FIX.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |