Putri, DessyIriani (2014) Analisis Persepsi Petani Padi Terhadap Resiko Sistem Pertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada masa orde baru dalam upaya pembangunan di sektor pertanian, Indonesia menerapkan teknologi baru dalam bidang pertanian, yaitu revolusi hijau sehingga Indonesia mampu menjadi negara swasembada pangan. Tetapi hal ini hanya berlangsung selama 5 tahun. Teknologi revolusi hijau mulai menampakkan dampak negatifnya. Petani mulai ketergantungan dengan pupuk dan pestisida kimia. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan kelestarian lingkungan mendorong timbulnya sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan input yang berasal dari bahan-bahan alami dan menghindari penggunaan input dari bahan kimia sintetis. Desa Permanu Kecamatan Pakisaji memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan usahatani padi organik. Tetapi potensi ini tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji. Keputusan petani untuk belum beralih ke budidaya padi organik disebabkan ketidaksiapan petani menghadapi resiko pertanian organik. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi resiko pertanian organik menurut persepsi petani padi Desa Permanu, menganalisis tingkat resiko pertanian organik menurut persepsi petani padi Desa Permanu, dan mengetahui strategi yang dapat dilakukan petani untuk menghadapi resiko pertanian organik Indentifikasi resiko pertanian padi organik menurut persepsi petani dijelaskan secara deskriptif. Analisis tingkat resiko pertanian padi organik menurut persepsi petani menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya resiko dan dampak resiko terhadap pendapatan petani. Strategi yang dapat dilakukan petani dijelaskan secara deskriptif. Sebelum menjabarkan strategi yang dapat dilakukan petani, maka dicari akar permasalahan resiko terlebih dahulu dengan menggunakan analisis fishbone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko-resiko pertanian organik dapat diidentifikasi berdasarkan sumbernya. Resiko yang tergolong dalam resiko produksi adalah peningkatan biaya benih, peningkatan biaya pestisida dan pupuk, peledakan serangan OPT, hasil panen menurun, dan gagal panen. Resiko yang tergolong dalam resiko pasar adalah minimnya ketersediaan lembaga yang menampung padi organik, minimnya jumlah permintaan beras organik, dan harga beras organik tidak stabil. Resiko yang tergolong dalam resiko institusi adalah kurangnya ketersediaan subsidi input organik, kurangnya dukungan dari pemerintah setempat, minimnya lembaga yang memberi asuransi usahatani organik, minimnya lembaga yang memberi modal usahatani organik, dan kurangnya penyuluhan tentang usahatani organik. Resiko yang tergolong dalam resiko manusia adalah meningkatnya biaya tenaga kerja, minimnya tenaga kerja yang terampil melakukan budidaya padi organik, kecelakan kerja pada usahatani organik, dan rendahnya moral tenaga kerja. Analisis AHP menunjukkan bahwa resiko sistem petanian padi organik yang memiliki tingkat resiko tertinggi menurut persepsi petani adalah resiko minimnya tenaga kerja yang terampil melakukan budidaya padi organik dengan nilai resiko sebesar 0,01158. Menurut petani sistem pertanian padi dianggap cukup sulit dan rumit, sehingga diperlukan tenaga kerja yang sabar dan terampil untuk melakukannnya. Sedangkan resiko sistem petanian padi organik yang memiliki tingkat resiko terendah menurut persepsi petani adalah resiko kurangnya penyuluhan tentang usahatani organik dengan nilai resiko sebesar 0,00012. Strategi yang dapat dilakukan petani untuk menghadapi resiko tertinggi tersebut adalah dengan memberikan pelatihan budidaya organik secara rutin kepada tenaga kerja.
English Abstract
In the new order in the development efforts in the agricultural sector , Indonesia has adopted new technologies in the fields of agriculture, is the green revolution so that Indonesia could become self-sufficient in food. But this only lasts for 5 years. Green revolution technology began to show its negative impact. Farmers start dependency with chemical fertilizers and pesticides. Increased public awareness of the health and environmental sustainability encourage organic farming systems. Organic farming is a system of agricultural production systems that rely on inputs derived from natural materials and avoid the use of synthetic chemical inputs . Permanu village District of Pakisaji has considerable potential in developing organic rice farming. But this potential is not fully utilized by the farmers in the village of the District Permanu Pakisaji . Farmers decision to not switch to organic rice cultivation due to the perceptions of the farmers themselves. So the purpose of this research is to identify the risks of organik farming as perceived by Permanu village rice farmers, analyze of organic farming risk level perceived by Permanu village of rice farmers, and know strategies that can do farmers to dealing organic farming risk. Identification of organic rice farming risks perceived by farmers described descriptively. Analysis of organic rice farming level of risk perceived by farmers using AHP ( Analytical Hierarchy Process ) method to consider the possibility of the risk and impact of risk on the income of farmers. Strategies that can do farmers described descriptively . Before outlining strategies do farmers, then look for the root causes of risk in advance using fishbone analysis. The results showed that organic farming risks can be identified by its source. Risks are classified as at production risk are the increased cost of seed, the increase in the cost of pesticides and fertilizers, pest attack blasting, declining crop yields and crop failure. Risks are classified as market risk are the lack of availability of institutions that accommodate organic rice, organic rice inadequate number of requests, and volatile organic rice prices. The risk of belonging to the institution risk are the lack of availability of organic input subsidies, lack of support from the local government, the lack of insurance agencies that give organic farming, the lack of institutions that give organic farming capital, and lack of education about organic farming. The risk of belonging to the human risk are rising labor costs, lack of skilled labor do organic rice cultivation, organic farming accident at work, and the low workforce morale . AHP analysis showed that the risk of organic rice agricultural system that has the highest level of risk according to the risk perception of farmers is the lack of skilled labor do organic rice cultivation with the risk value of 0,01158. According to the farmers of rice farming systems are considered quite difficult and complicated, so it requires patient labor and skilled to do so. While the risk of organic rice agricultural system that has the lowest level of risk according to the risk perception of farmers is the lack of education about organic farming with the risk value of 0,00012. Strategies that can do farmers to face the highest risk is providing training of organic farming to the workforce on a regular basis.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2014/152/051403661 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 04 Jul 2014 10:00 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 03:50 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129604 |
Preview |
Text
SKRISPI_DESSY_IRIANI_PUTRI_(105040101111028).pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |