Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Cokelat Untuk Produk ‘Suoklat’ Di Surabaya, Jawa Timur (Studi Kasus : CV. Tritunggal Jaya)

Yunita, RismaHasna (2014) Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Cokelat Untuk Produk ‘Suoklat’ Di Surabaya, Jawa Timur (Studi Kasus : CV. Tritunggal Jaya). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas unggul perkebunan Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi Indonesia dalam memproduksi biji kakao menempati urutan ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Masing-masing negara tersebut mempunyai pangsa produksi sekitar 44 persen dan Indonesia memasok 13 persen dari total produksi dunia (Statistik Perkebunan Indonesia, 2012). Masalah yang terjadi di Indonesia mengenai komoditas kakao salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang mengekspor kakao dalam bentuk biji kering. Pemerintah menetapkan PPN 10% untuk pembelian biji kakao. Hal tersebut yang menyebabkan produsen kakao memilih mengekspor biji kakao kering daripada melakukan pengolahan. Industri pengolahan kakao menjadi lemah dan keragaman produk olahan kakao juga menjadi rendah (Statistik Perkebunan Indonesia, 2012). Cokelat merupakan produk olahan dari kakao.Salah satu cara meningkatkan nilai tambah cokelat adalah dengan mengolah cokelat menjadi bahan olahan yang bermutu. Industri pengolahan cokelat tidak hanya didominasi oleh perusahaan besar saja, namun usaha kecil dan menenga pun memberikan andil dalam perkembangan perekonomian Indonesia (BPS , 2012). Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan bahan baku cokelat yang terbatas, maka mengharuskan suatu industri khususnya industri pengolahan cokelat mampu menjaga kelangsungan produksinya agar tujuan perusahaan dapat dilakukan secara optimal sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu usaha dalam mendukung hal tersebut adalah dengan persediaan bahan baku yang memadai. Perencanaan dalam persediaan bahan baku dilakukan karena suatu usaha mengharapkan keberhasilan apabila didukung oleh perencanaan bahan baku yang optimal. Persediaan bahan baku yang optimal adalah persediaan yang dapat mencukupi kebutuhan produksi dimana bahan baku tersebut tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Dengan persediaan yang optimal, maka akan menjamin kontinyuitas produksi Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan cokelat di Surabaya adalah CV. Tritunggal Jaya. CV. Tritunggal Jaya merupakan usaha menengah yang mengolah cokelat batang menjadi produk olahan cokelat dengan varian rasa. Permintaan konsumen yang tinggi pada waktu tertentu mengharuskan ii CV. Tritunggal Jaya melakukan manajemen khususnya manajemen persediaan bahan baku. Direktur utama CV. Tritunggal Jaya memiliki keluhan tentang ketersediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan. Penyediaan bahan baku yang dilakukan CV. Tritunggal Jaya terdapat kendala yang dihadapi seperti kekurangan bahan yang diperlukan dalam proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perencanaan penggunaan cokelat batang sebagai bahan baku produk SUOKLAT pada CV. Tritunggal Jaya dengan menggunakan analisis peramalan, menganalisis efektivitas sistem pengendalian bahan baku di CV. Tritunggal Jaya dengan pengendalian bahan baku dengan metode EOQ, menganalisis tentang persediaan pengaman, titik pemesanan kembali, serta persediaan maksimum dan minimum yang dimiliki CV. Tritunggal Jaya,dan menganalisis peramalan kuantitas pemesanan bahan baku optimal untuk tahun 2014 dan 2015. Metode EOQ (Economic Order Quantity) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku. Pemilihan metode EOQ (Economic Order Quantity) didasarkan pada asumsi pada metode ini bahwa barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam, kebutuhan barang dapat diketahui , biaya pemesanan dan penyimpanan dapat diketahui, dan waktu tenggang (lead time) dapat diketahui (Yamit, 2005). Dengan asumsi metode EOQ tersebut, maka metode tersebut dapat digunakan pada CV. Tritunggal Jaya karena CV. Tritunggal Jaya masuk dalam asumsi tersebut. Hasil penelitian antara lain : 1. Peramalan penggunaan bahan baku pada CV. Tritunggal Jaya untuk tahun 2014 dari bulan Januari hingga bulan Desember secara berturut-turut adalah sebesar 299,95kilogram ; 302,25kilogram ; 304,55kilogram ; 306,85kilogram ; 309,15kilogram ; 311,45kilogram ; 313,75kilogram ; 316,05kilogram ; 318,35 kilogram ; 320,65kilogram ; 322,95kilogram ; 325,25kilogram. 2. Berdasarkan perhitungan menggunakan menggunakan metode EOQ , maka didapatkan kuantitas pemesanan optimal dan frekuensi pemesanan optimal untuk tahun 2010 sampai tahun 2013 berturut-turut adalah145,17kilogram dengan 9 kali pesan,188,94kilogram dengan 11kali pesan,210,45kilogram dengan 11kali dan 250,30kilogram dengan 14 kali pesan. 3. Kuantitas persediaan pengaman atau safety stock menurut metode Economic Order Quantity untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,86 kilogram ; 10,20kilogram ; 11,78kilogram ; 14,82kilogram. Sementara untuk kebijakan perusahaan tidak menentukan jumlah safety stock.. Reorder point atau titik pemesanan kembali menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,95kilogram ; 10,33kilogram ; 11,92kilogram ; 15,05kilogram. iii 4. Selisih biaya persediaan antara metode Economic Order Quantity dengan kebijakan di perusahaan dari tahun 2010 sampai tahun 2013 berturut-turut adalah sebesar Rp 683.262 ; Rp 1.256.968 ; Rp 1.160.225 dan Rp 1.491.904. 5. Untuk perencanaan kuantitas pemesanan persediaan bahan baku cokelat yang optimal pada tahun 2014 dan tahun 2015 adalah 278,7 kilogram dan 307,2 kilogram dengan frekuensi pemesanan optimal sebanyak 14 kali untuk tahun 2014 dan 15 kali untuk tahun 2015 dan dengan total biaya persediaan Rp 684.868 untuk tahun 2014 dan Rp 762.212 untuk tahun 2015. Biaya penyimpanan yang terkait menggunakan opportunity cost. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuantitas pemesanan cokelat dengan metode EOQ pada tahun 2010 adalah 145, 17 kg dengan frekuensi pemesanan 9 kali per tahun , tahun 2011 adalah 188,94 kg dengan frekuensi pemesanan 11 kali per tahun , tahun 2012 adalah 210,45 kg dengan frekuensi pemesanan 11 kali per tahun, dan tahun 2013 adalah sebesar 250,30 kali dengan frekuensi pemesanan 14 kali per tahun. Peramalan yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan bahan baku pada tahun yang akan datang dilakukan dengan menggunakan aanalisis trend. Hasil peramalan kebutuhan bahan baku dalam satu tahun yaitu tahun 2014 adalah sebesar 3.751,2 kg. Kuantitas persediaan pengaman atau safety stock menurut metode Economic Order Quantity untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,86 kg ; 10,20kg ; 11,78kg ; 14,82kg. Reorder point atau titik pemesanan kembali menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,95kg ; 10,33kg ; 11,92kg ; 15,05kg. Untuk persediaan maksimal dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 155,92kg ; 239,29kg ; 253,18 ; dan 384,08kg. Sementara untuk persediaan minimal secara berturut- turut adalah 0,09kg ; 0,13 kg ; 0,15kg dan 0,23kg. Perencanaan kuantitas pemesanan persediaan bahan baku cokelat yang optimal pada tahun 2014 dan tahun 2015 adalah 278,7 kg dan 307,2 kg dengan frekuensi pemesanan optimal sebanyak 14 kali untuk tahun 2014 dan 15 kali untuk tahun 2015. Saran dari penelitian ini terhadap perusahaan CV. Tritunggal Jaya adalah CV. Tritunggal Jaya perlu melakukan perbaikan pada perencanaan dan pengendalian bahan baku cokelat, yaitu dengan melakukan pemesanan bahan baku cokelat yang ekonomis dengan frekuensi yang tepat sehingga dapat mengurangi biaya persediaan dan permintaan konsumen dapat terpenuhi, Analisis pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk pengendalian bahan baku yang ekonomis. Metode ini tepat digunakan pada CV. Tritunggal Jaya karena waktu tenggang selalu konstan, yaitu selama 4 hari. Sistem pengendalian EOQ (Economic Order Quantity) dapat memberikan jumlah pemesanan yang ekonomis sehingga dapat memberik

English Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas unggul perkebunan Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi Indonesia dalam memproduksi biji kakao menempati urutan ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Masing-masing negara tersebut mempunyai pangsa produksi sekitar 44 persen dan Indonesia memasok 13 persen dari total produksi dunia (Statistik Perkebunan Indonesia, 2012). Masalah yang terjadi di Indonesia mengenai komoditas kakao salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang mengekspor kakao dalam bentuk biji kering. Pemerintah menetapkan PPN 10% untuk pembelian biji kakao. Hal tersebut yang menyebabkan produsen kakao memilih mengekspor biji kakao kering daripada melakukan pengolahan. Industri pengolahan kakao menjadi lemah dan keragaman produk olahan kakao juga menjadi rendah (Statistik Perkebunan Indonesia, 2012). Cokelat merupakan produk olahan dari kakao.Salah satu cara meningkatkan nilai tambah cokelat adalah dengan mengolah cokelat menjadi bahan olahan yang bermutu. Industri pengolahan cokelat tidak hanya didominasi oleh perusahaan besar saja, namun usaha kecil dan menenga pun memberikan andil dalam perkembangan perekonomian Indonesia (BPS , 2012). Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan bahan baku cokelat yang terbatas, maka mengharuskan suatu industri khususnya industri pengolahan cokelat mampu menjaga kelangsungan produksinya agar tujuan perusahaan dapat dilakukan secara optimal sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu usaha dalam mendukung hal tersebut adalah dengan persediaan bahan baku yang memadai. Perencanaan dalam persediaan bahan baku dilakukan karena suatu usaha mengharapkan keberhasilan apabila didukung oleh perencanaan bahan baku yang optimal. Persediaan bahan baku yang optimal adalah persediaan yang dapat mencukupi kebutuhan produksi dimana bahan baku tersebut tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Dengan persediaan yang optimal, maka akan menjamin kontinyuitas produksi Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan cokelat di Surabaya adalah CV. Tritunggal Jaya. CV. Tritunggal Jaya merupakan usaha menengah yang mengolah cokelat batang menjadi produk olahan cokelat dengan varian rasa. Permintaan konsumen yang tinggi pada waktu tertentu mengharuskan ii CV. Tritunggal Jaya melakukan manajemen khususnya manajemen persediaan bahan baku. Direktur utama CV. Tritunggal Jaya memiliki keluhan tentang ketersediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan. Penyediaan bahan baku yang dilakukan CV. Tritunggal Jaya terdapat kendala yang dihadapi seperti kekurangan bahan yang diperlukan dalam proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perencanaan penggunaan cokelat batang sebagai bahan baku produk SUOKLAT pada CV. Tritunggal Jaya dengan menggunakan analisis peramalan, menganalisis efektivitas sistem pengendalian bahan baku di CV. Tritunggal Jaya dengan pengendalian bahan baku dengan metode EOQ, menganalisis tentang persediaan pengaman, titik pemesanan kembali, serta persediaan maksimum dan minimum yang dimiliki CV. Tritunggal Jaya,dan menganalisis peramalan kuantitas pemesanan bahan baku optimal untuk tahun 2014 dan 2015. Metode EOQ (Economic Order Quantity) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku. Pemilihan metode EOQ (Economic Order Quantity) didasarkan pada asumsi pada metode ini bahwa barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam, kebutuhan barang dapat diketahui , biaya pemesanan dan penyimpanan dapat diketahui, dan waktu tenggang (lead time) dapat diketahui (Yamit, 2005). Dengan asumsi metode EOQ tersebut, maka metode tersebut dapat digunakan pada CV. Tritunggal Jaya karena CV. Tritunggal Jaya masuk dalam asumsi tersebut. Hasil penelitian antara lain : 1. Peramalan penggunaan bahan baku pada CV. Tritunggal Jaya untuk tahun 2014 dari bulan Januari hingga bulan Desember secara berturut-turut adalah sebesar 299,95kilogram ; 302,25kilogram ; 304,55kilogram ; 306,85kilogram ; 309,15kilogram ; 311,45kilogram ; 313,75kilogram ; 316,05kilogram ; 318,35 kilogram ; 320,65kilogram ; 322,95kilogram ; 325,25kilogram. 2. Berdasarkan perhitungan menggunakan menggunakan metode EOQ , maka didapatkan kuantitas pemesanan optimal dan frekuensi pemesanan optimal untuk tahun 2010 sampai tahun 2013 berturut-turut adalah145,17kilogram dengan 9 kali pesan,188,94kilogram dengan 11kali pesan,210,45kilogram dengan 11kali dan 250,30kilogram dengan 14 kali pesan. 3. Kuantitas persediaan pengaman atau safety stock menurut metode Economic Order Quantity untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,86 kilogram ; 10,20kilogram ; 11,78kilogram ; 14,82kilogram. Sementara untuk kebijakan perusahaan tidak menentukan jumlah safety stock.. Reorder point atau titik pemesanan kembali menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,95kilogram ; 10,33kilogram ; 11,92kilogram ; 15,05kilogram. iii 4. Selisih biaya persediaan antara metode Economic Order Quantity dengan kebijakan di perusahaan dari tahun 2010 sampai tahun 2013 berturut-turut adalah sebesar Rp 683.262 ; Rp 1.256.968 ; Rp 1.160.225 dan Rp 1.491.904. 5. Untuk perencanaan kuantitas pemesanan persediaan bahan baku cokelat yang optimal pada tahun 2014 dan tahun 2015 adalah 278,7 kilogram dan 307,2 kilogram dengan frekuensi pemesanan optimal sebanyak 14 kali untuk tahun 2014 dan 15 kali untuk tahun 2015 dan dengan total biaya persediaan Rp 684.868 untuk tahun 2014 dan Rp 762.212 untuk tahun 2015. Biaya penyimpanan yang terkait menggunakan opportunity cost. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuantitas pemesanan cokelat dengan metode EOQ pada tahun 2010 adalah 145, 17 kg dengan frekuensi pemesanan 9 kali per tahun , tahun 2011 adalah 188,94 kg dengan frekuensi pemesanan 11 kali per tahun , tahun 2012 adalah 210,45 kg dengan frekuensi pemesanan 11 kali per tahun, dan tahun 2013 adalah sebesar 250,30 kali dengan frekuensi pemesanan 14 kali per tahun. Peramalan yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan bahan baku pada tahun yang akan datang dilakukan dengan menggunakan aanalisis trend. Hasil peramalan kebutuhan bahan baku dalam satu tahun yaitu tahun 2014 adalah sebesar 3.751,2 kg. Kuantitas persediaan pengaman atau safety stock menurut metode Economic Order Quantity untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,86 kg ; 10,20kg ; 11,78kg ; 14,82kg. Reorder point atau titik pemesanan kembali menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 9,95kg ; 10,33kg ; 11,92kg ; 15,05kg. Untuk persediaan maksimal dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 berturut-turut adalah 155,92kg ; 239,29kg ; 253,18 ; dan 384,08kg. Sementara untuk persediaan minimal secara berturut- turut adalah 0,09kg ; 0,13 kg ; 0,15kg dan 0,23kg. Perencanaan kuantitas pemesanan persediaan bahan baku cokelat yang optimal pada tahun 2014 dan tahun 2015 adalah 278,7 kg dan 307,2 kg dengan frekuensi pemesanan optimal sebanyak 14 kali untuk tahun 2014 dan 15 kali untuk tahun 2015. Saran dari penelitian ini terhadap perusahaan CV. Tritunggal Jaya adalah CV. Tritunggal Jaya perlu melakukan perbaikan pada perencanaan dan pengendalian bahan baku cokelat, yaitu dengan melakukan pemesanan bahan baku cokelat yang ekonomis dengan frekuensi yang tepat sehingga dapat mengurangi biaya persediaan dan permintaan konsumen dapat terpenuhi, Analisis pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk pengendalian bahan baku yang ekonomis. Metode ini tepat digunakan pada CV. Tritunggal Jaya karena waktu tenggang selalu konstan, yaitu selama 4 hari. Sistem pengendalian EOQ (Economic Order Quantity) dapat memberikan jumlah pemesanan yang ekonomis sehingga dapat memberik

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/135/051403233
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 16 Jun 2014 09:54
Last Modified: 20 Oct 2021 03:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129585
[thumbnail of SKRIPSI_RISMA_HASNA_YUNITA_105040104111003.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_RISMA_HASNA_YUNITA_105040104111003.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item