Teknik Aplikasi Trichoderma sp. Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).

Baihaqi, Achmad (2013) Teknik Aplikasi Trichoderma sp. Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di Indonesia. Daya tarik sayuran ini terletak pada umbi kentang dengan beberapa peranan penting sebagai; bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, memiliki prospek pasar ekspor yang baik, dapat disimpan dalam waktu yang cukup (tidak mudah rusak) serta sebagai sumber pendapatan. Prospek dan pengembangan agribisnis kentang di masa datang masih cukup strategis sejalan dengan meningkatnya komoditas ekspor non-migas, bahan baku industri dan program diversifikasi pangan serta potensi nilai ekonomi tinggi nantinya berimplikasi terhadap kesejahteraan (pendapatan) petani. Dalam perkembangannya, pada tahun 2009-2011 produksi dan luas panen kentang nasional cenderung menurun dengan rata-rata penurunan produksi dan luas panen per tahun masing-masing sebesar 9,83 persen, 6 persen, dan 3,5 persen. Namun pada produktivitas mengalami penurunan di tahun 2009 dan 2010 serta pada tahun 2011 mengalami peningkatan produktivitas 0,12 persen. Permasalahan umum terkait dengan penurunan produksi kentang ialah penyakit hawar daun yang merupakan salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman kentang di seluruh dunia dan karena penyakit tersebut dapat menyebabkan kehilangan hasil panen hingga 100%. Salah satu teknologi budidaya kentang yang mulai dikembangkan ialah pemanfaatan Trichoderma sp. sebagai mikroorganisme potensial yang bersifat antagonis. Mekanisme pengendalian yang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen serta diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi tanaman. Hal demikian merupakan alternatif dari penggunaan fungisida melalui aplikasi agen hayati Trichoderma sp. dalam budidaya kentang. Tujuan dari penelitian ialah Untuk mengetahui antara konsentrasi dan waktu aplikasi Trichoderma sp. menyebabkan interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Hipotesis yang diajukan ialah 1) Terdapat interaksi antara konsentrasi dan waktu aplikasi Trichoderma sp. pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dan 2) Aplikasi Trichoderma sp. dengan konsentrasi10 ml.l-1 dan waktu aplikasi dua hari sekali akan menunjukkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cangar, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berada di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada ketinggian tempat 1650 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012. Alat yang digunakan meliputi kamera, alat tulis, gelas ukur, meteran, termometer, timbangan analitik, label nama, gunting, kertas, cangkul atau alat pengolah tanah lain serta knapsack sprayer. Bahan yang digunakan meliputi bibit kentang varietas Granola K, pupuk kandang (kotoran kambing), larutan Trichoderma sp. dan pupuk majemuk NPK (16:1616). Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) Faktorial yakni dengan menggunakan dua faktor dan di ulang tiga kali. Faktor pertama sebagai petak utama ialah konsentrasi Trichoderma sp. cair yang terdiri atas T1= konsentrasi Trichoderma sp. cair 5 ml.l-1, T2 = konsentrasi Trichoderma sp. cair 10 ml.l-1. Faktor kedua sebagai anak petak ialah waktu aplikasi Trichoderma sp. cair yang terdiri atas W0 = aplikasi Trichoderma sp. hanya sekali, W1 = aplikasi Trichoderma sp. pada waktu 2 hari sekali, W2 = aplikasi Trichoderma sp. pada waktu 4 hari sekali, W3 = aplikasi Trichoderma sp. pada waktu 6 hari sekali, W4 = aplikasi Trichoderma sp. pada waktu 8 hari sekali. Pelaksanaan penelitian ialah pengolahan lahan (tanah), kriteria bibit, pemupukan, penanaman, aplikasi Trichoderma sp., pemeliharaan dan panen. Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan non destruktif dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam (hst) hingga 49 hst dengan interval 7 hst (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat mulai serangan penyakit hawar daun, perhitungan intensitas serangan penyakit) dan pengamatan hasil (panen) dilakukan pada saat umur panen yakni 55 hst (bobot segar umbi panen.tanaman-1, jumlah umbi. tanaman-1, bobot segar umbi.ha-1, dan bobot segar umbi sesuai grade). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Trichoderma sp. dan waktu aplikasi tidak memberikan pengaruh yang nyata pada peubah hasil tanaman kentang (jumlah umbi dan bobot segar umbi) dan pertumbuhan tanaman kentang (jumlah daun), namun terdapat hubungan interaksi antar perlakuan pada konsentrasi Trichoderma sp. dan waktu aplikasi pada peubah saat muncul serangan penyakit hawar daun (Phytophthora infestans). Hasil bobot segar umbi per hektar tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi Trichoderma sp. sebesar 10 ml-1 dengan waktu aplikasi delapan hari sekali (T2W4) ialah 2,34 ton.ha-1. Sedangkan hasil bobot segar umbi terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi Trichoderma sp. sebesar 5 ml-1 dengan waktu aplikasi empat hari sekali (T1W2), ialah sebesar 1,86 ton.ha-1. Namun, secara umum paramater hasil tidak menunjukkan korelasi antara parameter bobot segar umbi per hektar dan persentase intensitas serangan penyakit.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2013/28/051302084
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 07 May 2013 10:01
Last Modified: 20 Oct 2021 07:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129395
[thumbnail of SKRIPSI_0810480001.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_0810480001.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item