Maharina, KhoirunEnisa (2013) Aplikasi Agens Hayati dan Bahan Nabati sebagai Pengendalian Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) pada Budidaya Tanaman Tomat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Buah tomat merupakan salah satu produk hortikultura yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga. Saat ini harga buah tomat mengalami peningkatan karena produksi buah sedikit menurun. Berdasarkan hasil laporan BPS (2013), telah terjadi penurunan produksi pada tahun 2012 sebesar 6,96 %. Rata-rata produksi buah tomat di Indonesia pada tahun 2011 sebesar 954.046 ton, sedangkan pada tahun 2012 hanya 887.556 ton. Kegiatan pengendalian terpadu (PHT) untuk meningkatkan produksi buah tomat di dataran menengah perlu dilakukan, mengingat di dataran menengah tanaman tomat mudah terserang penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Tingkat serangan Ralstonia solanacearum di Indonesia dapat menyebabkan kehilangan hasil panen buah tomat sebesar 7-75 % (Purwanto dan Tjahyono, 2002). Tindakan PHT dapat dilakukan dengan memanfaatkan agens hayati dan bahan nabati yang lebih ramah lingkungan. Terdapat beberapa jenis agens hayati yang bersifat antagonis terhadap Ralstonia solanacearum antara lain, Streptomyces sp., Pseudomonas fluorecens, dan Trichoderma viride (Paath, 1994 dalam Paath., 2005). Bahan nabati juga dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian karena menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat antibakteri. Daun sirih dan kubis ialah beberapa diantara bahan nabati yang memiliki kemampuan mencegah perkembangan bakteri di dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi agens hayati dan bahan nabati sebagai pestisida alternatif dalam menekan populasi Ralstonia solanacearum, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat di dataran menengah, dan untuk mengetahui pengaruh interval aplikasi pestisida alternatif terhadap perkembangan populasi Ralstonia solanacearum pada budidaya tanaman tomat di dataran menengah. Penelitian ini dilakukan dengan sistem polybag yang diletakkan di dalam rumah kasa (screen house). Lokasi Penelitian berada di Desa Tegal Weru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Terletak pada ketinggian 700 m dpl, suhu udara 25-27 ºC, dan kelembaban 75 %. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 11 perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2013. Perlakuan yang diberikan ialah B0: Kontrol (Tanpa inokulasi dan tanpa pengendalian), B1: Kontrol (Inokulasi Ralstonia solanacearum, tanpa pengendalian), B2: Agens hayati interval 3 hari, B3: Agens hayati interval 6 hari, B4: Agens hayati interval 9 hari, B5: Ekstrak daun sirih interval 3 hari, B6: Ekstrak daun sirih interval 6 hari, B7: Ekstrak daun sirih interval 9 hari, B8: Ekstrak kubis interval 3 hari, B9: Ekstrak kubis interval 6 hari, dan B10: Ekstrak kubis, interval 9 hari. Pelaksanaan penelitian meliputi penanaman pada umur 28 hari setelah semai, pemeliharaan, perlakuan mulai diberikan pada umur 7 sampai dengan 25 hst. Tanaman yang diberi perlakuan dengan interval 3 hari mendapatkan 7 kali penyiraman, interval 6 hari mendapat 4 kali penyiraman dan interval 9 hari mendapat 3 kali penyiraman dan inokulasi Ralstonia solanacearum pada umur 14 hst. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 7, 14, 21, 28, dan 35 hst untuk variabel pertumbuhan sedangkan variabel jumlah bunga diamati pada saat tanaman berumur 21, 28, 35, dan 42 hst. Pengamatan jumlah buah dan bobot buah dilakukan pada saat panen umur 72, 79, dan 86 hst. Hasil penelitian menunjukkan pestisida alternatif dan interval aplikasi berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah, persentase tanaman sakit dan populasi Ralstonia solanaecearum. Penggunaan agens hayati sebagai pestisida alternatif berpotensi menekan tingkat serangan penyakit layu bakteri hingga 6,03 % pada interval 3 hari dan menekan populasi Ralstonia solanacearum dengan jumlah 0,74x106 cfu g-1 pada interval 9 hari. Penggunaan bahan nabati ekstrak daun sirih interval 3 hari dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dalam hal tinggi tanaman dan jumlah daun dibanding penggunaan bahan nabati lainnya. Penggunaan agens hayati dan bahan nabati juga berpotensi meningkatkan produksi tomat di dataran menengah walaupun hasilnya tidak selalu berbeda nyata. Selain itu, pestisida nabati ekstrak daun sirih juga berpotensi meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan virus Gemini yang menyebabkan tanaman mengalami gejala daun mosaik, keriting dan pertumbuhan terhambat atau kerdil. Persentase tanaman yang terserang virus pada perlakuan aplikasi ekstrak daun sirih interval 3 hari sebanyak 8,33 % paling rendah diantara perlakuan lain dan kedua kontrol.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2013/231/051308419 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 21 Nov 2013 14:22 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 06:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129346 |
Preview |
Text
SKRIPSI_KHOIRUN_ENISA_(0910480098).pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |