Volatilitas Harga Bunga Kol (Brassica oleracea) di Jawa Timur

Ayudha, VivinSrihardilaTanti (2013) Volatilitas Harga Bunga Kol (Brassica oleracea) di Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang membudidayakan bunga kol (Brassica oleracea). Bunga ko lmemiliki cirri khas yaitu bentuk mirip brokoli hanya saja bunga kol berwarna putih, bunga yang dapat tumbuh bersamaan, memiliki tangkai yang lunak, tanaman yang dikenal oleh masyarakat. Bunga kol yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat ini dapat digunakan sebagai bahan makanan. Hal ini yang membuat beberapa petani melihat peluang untuk membudidayakan bunga kol. Namun permasalahan yang terjadi saat panen, jumlah bunga kol yang banyak membuat harga bunga kol itu sendiri menjadi rendah. Sedangkan pada saat bukan musim bunga kol atau bencana alam yang menyebabkan bunga kol gagal panen, harga bunga kol naik signifikan. Sehingga, penawaran yang terjadi pada komoditas bunga kol ini akan menentukan harga yang berada di pasaran. Hal inilah menjadikan salah satu factor yang dapat dipengaruhi volatilitas. Kaitan harga bunga kol yang volatil ini tentu akan mempengaruhi keputusan petani dalam mengambil keputusan menanam pada musim berikutnya. Sehingga secara tidak langsung volatilitas harga juga berpengaruh terhadap pasokan bunga kol pada periode berikutnya. Jika harga cenderung volatile rendah, maka pada musim berikutnya petani cenderung mengurangi luasan areal tanam. Hal ini menyebabkan produksi berkurang, ditambah lagi dengan kondisi musim yang tidak menentu, atau terjadinya serangan hama sehingga pasokan bunga kol berkurang. Berkurangnya pasokan di pasaran membuat harga bunga kol menjadi volatile tinggi, maka petani akan menambah areal tanam pada musim berikutnya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini, (1) untuk mengetahui dan menganalisis volatilitas harga bunga kol (Brassica oleracea) di JawaTimur. (2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh volatilitas terhadap penawaran bunga kol (Brassica oleracea) di JawaTimur. Metode analisis yang untuk menjawab penelitian ini menggunakan program e-views, dimana data yang diolah time series dari harga bunga kol di tingkat produsen. Dari permaslahn yng diatas metode analisis ini menggunkan 2 metode yaitu, historical volatility dan ECM. Metode yang pertama untuk mengetahui volatilitas harga bunga kol yang terjadi dipasar, sedangkan metode ke dua untuk melihat pengaruh volatilitas terhadap penawaran yang terjadi di pasaran. Hasil dari volatilitas harga bunga menunjukkan peningkatan volatilitas tertinggi terdapat pada tahun 2005.Hal ini dikarenakan adanya pendistribusian komoditas bunga kol yang terhambat akibat adanya cuaca yang tidak menentu, gelombang di laut pun juga tidak stabil, sehingga terjadi penumpukan bunga kol di dermaga-dermaga pulau jawa terutama Jawa Timur.Terlalu lamanya penumpukan dideraga membuat bunga kol menjadi rusak. Dengan demikian semakin sedikitnya penawran bunga kol yang berada di Jawa Timur membuat volatiltas dari harga bunga kol meningkat. Kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 1999, dimana volatilitas terendah dikarenakan adanya kondisi alam yang mendukung budidaya bunga kol, diantaranya curah hujan yang sesuai, intensitas sinar matahari yang cukup dan tidak banyak serangan hama penyakit pada tanaman bunga kol. Hal ini membuat penawaran bunga kol dipasaran tinggi, sehingga membuat dari bunga kol rendah. Di sisi lain hasil dari pengujian pengaruh jangka panjang volatilitas terhadap penawaran menghasilkan tidak adanya pengaruh, hal ini dikarenakan bunga kol merupakan komoditas yang digunakan sebagai sayuran bahan pelengkap makanan. Sehingga bila bunga kol tidak ada atau harganya terlalu tinggi, maka konsumen dengan mudah menggantikan bunga kol dengan komoditas hortikultura yang lain.Kondisi ini membuat naik atau turunnya volatilitas tidak berpengaruh terhadap permintaan, permintaan yang stabil membuat produksi mempengaruhi produsen. Sedangkan hasil dari pengujian pengaruh jangka pendek volatilitas terhadap penawaran tidak adanya pengaruh secara signifikan, hal ini dikarenakan dikarenakan bunga kol merupakan tanaman pendamping atau sayuran pelengkap, bila tidak ada pasokan atau harga tinggi maka konsumen akan mudah pindah ke komoditas lain. Kondisi ini membuat naik atau turunya volatilitas tidak berpengaruh terhadap permintaan.Permintaan yang stabil membuat produksi mempengaruhi produsen.Disisi penawaran, tanah yang dapat digunakan menanam bunga kol sangat spesifik seperti hanya tumuh pada suhu minimum 15,5 -18 derajat C, kelembapan antara 80-90%, kemasaman tanah 5,5- 6,5 dengan pengairan yang cukup, tanh harus gembur dan mengandung banyak bhan organic, ketinggian hanya cocok 1.000-2.000 m dpl. Sehingga tidak semua tanah dapat digunakan membudidayakan bunga kol. Hal ini membuat pasokan tidak dapat mempengaruhi volatilitas, dikarenakan faktor lain. Tidak adanya pengaruh secara jangka panjang maupun jangka pendek volatilitas terhadap harga bunga kol, bila diterus-teruskan akan membuat petani semakin lama tidak akan menanam bunga kol. Maka pemerintah perlu ambil andil dalam mengelurkan kebijakan yang dapat membuat petani menanam bunga ko secara optimal, karena peluang bunga kol untuk di eksport sangat besar. Karena pada tahun 2010 bunga kol di Indonesia masih mampu mengeksport sebanyak 70.908 kg selama setahun. Hal ini seharunya pemerintah dapat memberika penyuluhan tentang budidaya secara baik dan benar, agar petani merasa diperhatikan oleh pemerintah dan dapat menghasilkan produksi bunga kol yang melimpah

English Abstract

Indonesia is one country that cultivate cauliflower (Brassica oleracea). Cauliflower have a characteristic like broccoli but cauliflower is white, flower that can grow together, have a soft stalk and the plant known by the people. Cauliflower that has been widely known by the public can be used as a food ingredient. This makes some farmers see the opportunities to cultivate cauliflower. However, problems that occur during harvest, the abundant amount of cauliflower make cauliflower price it self becomes low. Whereas during the season instead of cauliflower or a natural disaster that make harvesting process is failure, it caused cauliflower price rise significantly. So, supply occurs in the cauliflower commodity prices will determine price in the market. This is makes one of the factors that can be influenced by volatility. Cauliflower volatile prices will certainly affect the decisions of farmers in making decision in planting cauliflower in next season. Thus indirectly affect the price volatility also influences cauliflower in next period of cauliflower supply. If the prices tend to be low volatile, then the next season farmers tend to reduce field of planting areas. This leads decrease production, in addition, the uncertain conditions of the season, or the occurrence of pests that are caused cauliflower supply is decreasing. Decreasing cauliflower supply in the market makes price of cauliflower become high volatile, then the farmers will largerthe field of planting area in the next season. Therefore the aim of this study, (1) identifying and analyze price volatility of cauliflower (Brassica oleracea) in East Java. (2)determining and analyzing the effect of volatility on cauliflower supply (Brassica oleracea) in East Java Analytical methods to answer this research using the historical volatility and naïve models. The data is time series secondary data that is price of cauliflower monthly at the producer level for 15 years, from 1996 to 2010. Prices at the producer level have been real price before use to process the data. The results show that (i) the highest increasing in volatility in 2005. This is due to the erratic weather, less sunshine, high rainfall and pest attacks make harvesting failure. Thus the least of cauliflower supply located in East Java made volatility of cauliflower price increases. Different conditions occur in 1999, with the lowest volatility due to natural conditions that favor the cultivation of cauliflower, including the appropriate rainfall, solar radiation, and pretty much no pest attacks on cauliflower harvesting. This makes high supply of cauliflowers in the market, thus making cauliflower at low price. (ii) On the supply side, volatility price does not affect the supply, in the short term. This is because land that could be used to plant cauliflower is very specific as only grew at 15.5 minimum temperature of -18 degrees C, humidity between 80-90%, soil acidity from 5.5 to 6.5 with adequate irrigation, the soil should be friable and contains a lot of organic material, suitable altitude only 1,000-2,000 m above sea level. So that not all land can be used to cultivate cauliflower.Besides that, cauliflower is secondary plantation or secondary vegetable, if none supply or the price is high caused consumer move to other commodity easily. This condition create volatility increasing or decreasing does not influence to demand. In other hand, the result of volatility influence to supply test, resulted in long term is no effect. Means if price volatility is increasing or decreasing, cauliflower supply tend to be constant. It suspected caused by cauliflower demand tend to be stable. Consider to cauliflower is not secondary vegetable. However, in demand side not all field is suitable in cultivating cauliflower. Based on the analysis above, it can be concluded that in the long term and short term, price volatility does not affect cauliflower supply. However, given the potential opportunities for export cauliflower Indonesia is still very large, then the government needs to take part in issuing policies that can support this opportunity, for example in 2009 in Indonesia cauliflower still able to export to some countries such as China, Australia, Belgium, Singapore, and Malaysia with a total of 155 280 kg, 17 048 kg, 1,057 kg, 979 kg and 684 kg for a year. One of the supportive policies such as subsidizing seeds, use proper irrigation, use fertilizers according to planting needs, proper soil tillage, and teach the way when attacked by pests and diseases. .

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2013/172/051307619
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 11 Nov 2013 09:32
Last Modified: 20 Oct 2021 03:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129286
[thumbnail of BAB_IV.pdf]
Preview
Text
BAB_IV.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_III.pdf]
Preview
Text
BAB_III.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_I.pdf]
Preview
Text
BAB_I.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_V.pdf]
Preview
Text
BAB_V.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_II.pdf]
Preview
Text
BAB_II.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_VI.pdf]
Preview
Text
BAB_VI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of cover.pdf]
Preview
Text
cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of KATA_PENGANTAR.pdf]
Preview
Text
KATA_PENGANTAR.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_RIWAYAT_HIDUP_PENULIS.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_RIWAYAT_HIDUP_PENULIS.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Lampiran.pdf]
Preview
Text
Lampiran.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of LEMBAR_PERSEMBAHAN.pdf]
Preview
Text
LEMBAR_PERSEMBAHAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of RINGKASAN.pdf]
Preview
Text
RINGKASAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of SUMMARY.pdf]
Preview
Text
SUMMARY.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item