Priyaandika, Dimas (2013) Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuva Sativa). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Media tanam adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah. Tanah sebagai media bercocok tanam memiliki beberapa kekurangan, yaitu bekerja tidak bersih, penggunaan nutrient oleh tanaman kurang efisien, banyak gulma, dan pertumbuhan tanaman kurang terkontrol. Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mencari bahan-bahan selain tanah dan tanpa membutuhkan lahan yang luas untuk bercocok tanam. Tetapi belum diketahuinya berapa besar air yang dibutuhkan oleh media tanam, perlu ada pemberian air. Padahal seperti diketahui kekurangan air pada media tanam dapat mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang akhirnya berpengaruh pada produksi tanaman. Salah satu sistem irigasi modern yang dapat digunakan pada media arang sekam padi adalah irigasi tetes (drip irrigation). Penggunaan sistem irigasi tetes diharapkan lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan air sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman, baik kualitas maupun kuantitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interval dan komposisi media tanam yang sesuai terhadap produksi tanaman selada pada sistem irigasi tetes. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Brawijaya dan Laboratorium Fisika Tanah. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu perbandingan media tanam meliputi Andisol saja (M1), campuran arang sekam padi (75%) dan Andisol (25%) (M2), campuran sekam padi (50%) dan Andisol (50%), dan campura sekam padi (25%) dan Andisol (75%). Faktor kedua adalah interval pemberian air yaitu selama 1 hari sekali (T1), 2 hari sekali (T2) dan 3 hari sekali (T3). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali dengan 1 emitter per pot. Pada penelitian ini pengamatan dan pengambilan data meliput pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, lebar, panjang, dan luas daun), produksi tanaman (bobot basah dan bobot kering), panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan perlakuan media campuran arang sekam padi (50%) dan tanah Andisol (50%) dengan interval pemberian air 2 hari sekali (M3T2) cenderung memiliki pertumbuhan yang paling baik dibanding perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perpaduan komposisi antara arang sekam dan Andisol. Arang sekam padi dan Andisol memiliki karakteristik yang berbeda dalam menyerap air. Kemampuan Andisol dalam menyerap air lebih tinggi dibanding arang sekam padi, karena Andisol memiliki tekstur liat berlempung.
English Abstract
Growing media is the medium or material used as a place of growth and development of plants, either in the form of land and non-land. Soil as a medium of cultivation has several shortcomings, is works not clean, nutrient use by plants less efficient, a lot of weeds, and plant growth is out of control. Alternative solutions to the problem is to find materials in addition to land and without the need for large tracts of land to grow crops. But not knowing how much water is needed by the growing media, there needs to be provision of water. In fact, as is well known lack of water in the growing media can interfere with plant growth and productivity which ultimately impact on crop production. One of the modern irrigation system that can be used on rice husk charcoal is drip irrigation. The use of drip irrigation systems is expected to be more effective and efficient in the use of water so as to increase crop production, both quality and quantity. This study aims to determine the intervals and appropriate planting medium composition on the production of lettuce plants on a drip irrigation system. The research was conducted in the greenhouse and the UB Faculty of Agriculture Soil Physics Laboratory. Experiments using Randomized Block Design (RBD) factorial with two factors and three replications. The first factor is the ratio of growing media covering Andisol only (M1), a mixture of rice husk charcoal (75%) and Andisol (25%) (M2), a mixture of rice husk charcoal (50%) and Andisol (50%), and rice husk charcoal (25%) and Andisol (75%). The second factor is the interval that the provision of water for 1 days (T1), 2 days (T2) and 3 days (T3). Each treatment combination was repeated three times with 1 emitter every pot. In this research, observation and collection of data covering plant growth (plant height, leaf number, width, length, and leaf area), crop production (wet weight and dry weight), root length. The results showed that, with the treatment of rice husk charcoal mixed rice husk charcoal (50%) and Andisol (50%) with interval breast 2 days (M3T2) tend to have the most growth better than other treatments. It is caused by a combination of the composition of rice husk charcoal and Andisol. Rice husk charcoal and Andisol have different characteristics in absorbing water. Andosol ability to absorb water is higher than paddy husk charcoal, because it has the texture of loamy clay Andisol.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2013/162/051307136 |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
| Depositing User: | Hasbi |
| Date Deposited: | 22 Nov 2013 09:15 |
| Last Modified: | 20 Oct 2021 03:09 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129276 |
Preview |
Text
SKRIPSI_DIMAS.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |