Integrasi Spasial Harga Bawang Merah Antar Kota Di Jawa Timur

Tamami, AfifWildan (2012) Integrasi Spasial Harga Bawang Merah Antar Kota Di Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pertanian memberikan kontribusi sangat besar terhadap perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur. Namun fluktuasi harga komoditas pertanian utamanya bawang merah menyebabkan inflasi dan deflasi bagi perekonomian Jawa Timur. Fluktuasi ini disebabkan karena bawang merah merupakan komoditas musiman dan tidak bisa diproduksi disemua tempat serta umumnya di daerah pedesaan yang relatif kekurangan terhadap informasi pasar dan infrastruktur yang memadai sehingga harga yang terbentuk rendah sementara di pasar konsumen harga relatif lebih tinggi karena jumlah konsumsi tidak sebanding dengan jumlah produksi. Harga yang terbentuk merupakan harga dasar ditambahkan dengan biaya trasnsaksi perdagangan. Namun penentuan harga oleh kelompok tertentu menyebabkan posisi tawar petani dan konsumen relatif rendah. Sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat integrasi pasar antar pasar konsumen, antar kota konsumen dan antara kota produsen dan kota konsumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data seri harga bawang merah bulanan antara tahun 2005-2009 dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur dengan memilih Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo sebagai daerah potensial surplus dan daerah potensial defisit yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri dan Kabupaten Jember. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ADL (Autoregressive Distribution Lag) untuk seri harga yang stasioner di tingkat level atau ordo I(0) dan ECM (Error Correction Model) untuk seri harga yang stasioner di tingkat first difference atau ordo I(1). Selanjutnya uji kausaslitas granger untuk mengetahui arah hubungan antar pasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data stasioner pada ordo I(0) untuk Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Jember, sedangkan Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Kediri stasioner pada ordo I(1). Sehingga untuk menjawab tujuan maka model yang digunakan adalah model ADL dan ECM. Analisis integrasi pasar antar kota produsen dengan model ADL menunjukkan bahwa pasar terintegrasi dimana perubahan harga di Kabupaten Nganjuk akan direspon di Kabupaten Probolinggo begitu pula sebaliknya. Arah integrasi pasar didominasi oleh Kabupaten Nganjuk dengan pengaruh nyata pada α lima persen terhadap perubahan harga karena sebagai daerah produsen terbesar di Jawa Timur sehingga perubahan penawaran sedikit saja akan mempengaruhi keseimbangan harga yang terbentuk antar pasar produsen. Analisis antar kota konsumen dengan model ECM menunjukkan bahwa antar kota konsumen terkointegrasi. Sehingga ada keseimbangan dalam jangka panjang sementara dalam jangka pendek ketidakseimbangan akan dikoreksi dengan nilai ECT yang terbentuk. Namun antar kota konsumen tidak mempunyai pengaruh nyata pada taraf signifikansi α lima persen. Pengaruh terkuat di pasar konsumen didominasi oleh Kota Kediri dan Kota Surabaya. Sementara Kabupaten Jember dan Kota Malang memiliki pengaruh yang lebih lemah. Kuatnya pengaruh Kota Kediri ke pasar konsumen lainnya karena Kota tersebut disuplai bawang merah dari Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk yang mempunyai posisi geograsfis lebih dekat dengan Kota Kediri daripada kota konsumen lainnya. Sementara kuatnya pengaruh Kota Surabaya ke Kota konsumen lainnya dikarenakan Kota tersebut memiliki akses infrastruktur yang lebih baik daripada kota konsumen lain. Hasil analisis terhadap integrasi pasar produsen dan konsumen menujukkan bahwa terdapat kointegrasi antar kota tersebut pada α lima persen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar pasar dalam jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek ketidakseimbangan akan dikoreksi oleh ECM yang terbentuk. Hasil analisis antara kota Produsen dengan kota konsumen dan sebaliknya menunjukkan bahwa Kabupaten Probolinggo mempunyai hubungan lebih kuat dengan kota konsumen daripada Kabupaten Nganjuk dengan pengaruh nyata terhadap perubahan harga lebih banyak. Hal ini dikarenakan posisi geografis Kabupaten Probolinggo lebih dekat dengan kota konsumen lain dalam penelitian ini. Selain itu, akses terhadap infrastruktur lebih baik daripada Kabupaten Nganjuk sehingga informasi pasar lebih cepat diterima oleh agen pemasaran.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/285/051204006
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 02 Nov 2012 15:26
Last Modified: 21 Oct 2021 06:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129082
[thumbnail of Skripsi_Afif.pdf] Text
Skripsi_Afif.pdf

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item