MuktiEsaAbhilasa (2012) Analisis Posisi Tawar Lembaga Pemasaran Cabai (Capsicum Frutescens) Di Desa Salamrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Di negara agraris seperti Indonesia, pertanian merupakan salah satu sektor potensial yang berperan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, sektor pertanian selalu mendapatkan perhatian pemerintah dan terus diupayakan agar tingkat produktivitasnya meningkat. Peningkatan produktivitas diharapkan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat khususnya para petani, sehingga mampu mendorong terjadinya peningkatan kesejahteraan mereka. Perhatian pemerintah tersebut terbukti pada program revitalisasi pertanian yang menjadi salah satu strategi pemerintah dalam memajukan iklim pertanian Indonesia. Revitalisasi dapat diartikan sebagai upaya membangun kembali dengan melakukan pembenahan. Kenyataan di lapangan, implementasi pencanangan pemerintah itu belum sepenuhnya bisa dirasakan masyarakat petani. Sebagai contoh dapat dicermati pada kasus yang sering dialami masayarakat petani desa Salamrejo. Cabai rawit, atau yang lebih dikenal dengan nama lombok, merupakan salah satu komoditas unggulan desa Salamrejo ini. Cabai rawit yang dihasilkan oleh pertanian desa Salamrejo termasuk lebih berkualitas jika dibandingkan dengan cabai rawit hasil pertanian wilayah lain. Oleh sebab itu, cabai rawit hasil pertanian desa Salamrejo sangat diminati oleh konsumen, terutama konsumen yang berada di wilayah Jawa Timur bagian barat antara lain Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, dan lain-lainnya, serta konsumen yang berada di Jakarta dan Kalimantan Selatan. Berkenaan dengan program Revitalisasi Pertanian, sebagaimana diutarakan di atas, pada masalah budidaya pertanian, dalam masyarakat ini, tidak banyak menghadapi persoalan. Persoalan yang banyak dan sering dihadapi petani tradisional di daerah kering dengan komoditas pertanian yang beragam itu adalah masalah pemasaran. Hasil komoditas pertanian petani seolah-olah menjadi permainan para tengkulak. Harga hampir sepenuhnya ditentukan secara sepihak oleh para tengkulak yang merupakan salah satu lembaga pemasaran yang menyalurkan komoditas itu dari produsen (petani) ke konsumen akhir. Akibatnya, meskipun sering sekali hasil pertanian mereka melimpah dengan pasar yang pontensial, tidak selalu berdampak pada peningkatan perekonomian mereka. Tengkulak cabai menjadi salah satu bagian dalam lembaga pemasaran cabai, bersama dengan petani cabai, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang eceran dan konsumen cabai. Dalam setiap bagian dalam lembaga pemasaran tersebut tentu saja didapati perilaku yang berbeda-beda dalam hal perlakuan kepada barang komoditas cabai, maupun perlakuan kepada masing-masing bagian dalam lembaga pemasaran lain yang secara langsung berinteraksi dalam hal tawar menawar harga. Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil perumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah;1) Bagaimanakah saluran pemasaran komoditas cabai di desa Salamrejo.; 2) Bagaimanakah fungsi-fungsi dari lembaga-lembaga pemasaran dari sejak produsen (petani) sampai kepada konsumen akhir.; 3) Bagaimanakah posisi tawar dalam masing-masing lembaga pemasaran. Berdasarkan masalah yang diangkat dalam permasalah di atas, tujuan yang di ambil adalah; 1) Mendeskripsikan saluran pemasaran komoditas cabai di desa Salamrejo; 2) Mendeskripsikan fungsi-fungsi dari lembaga-lembaga pemasaran dari sejak produsen (petani) sampai kepada konsumen akhir; 3) Mendeskripsikan posisi tawar dalam masing-masing lembaga pemasaran. Manfaat dari dilaksanakannya skripsi ini bagi perusahaan dan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Sebagai bahan pertimbangan terkait pemasaran cabai di desa Salamrejo dan sekitarnya.; 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi petani cabai untuk berembuk terkait permasalahan pemasaran pertanian di desa Salamrejo dan sekitarnya; 3) Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan permasalahan pemasaran hasil pertanian di tempat lain.. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research). Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Salamrejo Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Penentuan responden dilakukan dengan metode penarikan bola salju, yaitu masing-masing lembaga pemasaran cabai yang berjumlah total 16 orang. Metode pengumpulan data penelitian dengan cara: 1) Wawancara; 2) pengamatan; 3) Dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan analisis deskriptif kualitatif yang ditunjang dengan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemasaran cabai dari produsen ke konsumen di desa Salamrejo melewati empat lembaga pemasaran. Empat lembaga tersebut adalah tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran cabai desa Salamrejo adalah (1) penyortiran dan penjualan yang dilakukan oleh petani, (2) pembelian, pengumpulan, pengiriman/transportasi, dan penjualan oleh tengkulak, (3) pembelian, pengumpulan, penyortiran, pengiriman/transportasi, dan penjualan oleh pedagang pengumpul, (4) pembelian, pengumpulan, pengiriman/transportasi, dan penjualan oleh pedagang besar, (5) pembelian, penyortiran, pengemasan, dan penjualan oleh pedagang pengecer, serta (6) pembelian oleh konsumen cabai. Posisi tawar masing-masing lembaga pemasaran cabai di desa Salamrejo adalah sebagai berikut; (1) pada transaksi antara petani dengan tengkulak, posisi tawar yang lebih kuat adalah tengkulak, (2) pada transaksi antara tengkulak dengan pedagang pengumpul, posisi tawar yang lebih kuat adalah pedagang pengumpul. (3) pada transaksi antara pedagang pengumpul dengan pedagang besar, posisi tawar yang lebih kuat adalah pedagang besar, (4) pada transaksi antara pedagang besar dengan pedagang pengecer, posisi tawar yang lebih kuat adalah pedagang pengecer, (5) pada transaksi antara pedagang pengecer dengan konsumen, posisi tawar yang lebih kuat adalah pedagang pengecer. Terkait dengan hasil penelitian, berkenaan dengan hasil penelitian di atas, disarankan kepada pihaki-pihak yang memiliki wewenang dan atau power serta pengaruh yang berarti pada para petani, tengkulak, pengumpul, pedagang besar, dan pengecer, untuk diajak berembuk untuk menentukan strategi pemasaran tertentu, tanpa menghapus lembaga-lembaga yang sudah ada itu, agar petani juga turut diberi kesempatan untuk menikmati hasi budidaya cabainya secara memadai. Hal ini demikian, karena bagaimana pun petani sangat menentukan keuntungan dan atau hasil usaha para lembaga pemasaran tersebut. Dengan demikian, tercipta kondisi yang saling menguntungkan secara berkelanjutan antara petani dan pedagang cabai.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2012/283/051204004 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 02 Nov 2012 15:17 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129080 |
![]() |
Text
SKRIPSI_FULL.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |