Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Penyulingan Minyak Nilam (Studi Kasus Pada Agroindustri Minyak Nilam Di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar)

Magdalena (2012) Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Penyulingan Minyak Nilam (Studi Kasus Pada Agroindustri Minyak Nilam Di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Nilam (Pogestemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, baik sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber pendapatan penyuling nilam. Minyak nilam digunakan dalam industri parfum, sabun dan kosmetika. Prospek ekspor minyak nilam di masa yang akan datang masih cukup besar sejalan dengan semakin tingginya permintaan terhadap industri parfum maupun kosmetika sebagai trend mode dan belum berkembangnya materi subsitusi minyak nilam. Jika dilihat dari potensi daerah yang ada dan peluang pasar yang ada di Kabupaten Blitar yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil minyak atsiri semestinya usaha nilam baik usahatani maupun industri penyulingannya dapat berkembang dengan pesat, namun pada kenyataannya hingga saat ini industri nilam yang ada cenderung mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena agroindustri ini memiliki kendala dalam ketersediaan bahan baku yang adalah daun nilam dan selain itu selain itu modal yang dimiliki oleh pemilik agroindustri penyulingan ini dapat dikatakan kurang kuat apalagi jika harus dihadapkan pada hal-hal berdampak negatif yang mungkin terjadi selama proses produksi yang menyebabkan jumlah penyuling minyak nilam cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan karena agroindustri penyulingan minyak nilam ini dirasa tidak menguntungkan untuk dijalankan. Dengan mengetahui kelayakan finansial dari agroindustri penyulingan minyak nilam, maka hal tersebut dapat menjadi informasi seputar kelayakan usaha baik untuk pihak-pihak yang akan mendirikan agroindustri penyulingan minyak nilam dan juga untuk mereka yang tertarik untuk menanamkan modal dalam pengembangan agroindustri ini yanbg pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada penyuling minyak nilam di daerah tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana agroindustri penyulingan minyak nilam dapat memberikan keuntungan kepada penyuling minyak nilam, dengan tujuan (1). Menganalisis kelayakan finansial agroindustri minyak nilam dan (2). Menganalisis sensitivitas kelayakan finansial agroindustri minyak nilam. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Resapombo merupakan desa dimana usaha penyulingan minyak nilam pertama kali didirikan untuk kawasan Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada para penyuling minyak nilam setempat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan Cashflow, Net Present Value, Net B/C, Internal Rate of Return, Payback Period serta analisis Sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri penyulingan minyak nilam di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar layak secara finansial untuk dijalankan . Cashflow (arus uang tunai) agroindustri memiliki penerimaan rata-rata per tahun sebesar Rp. 173.005.714,29,- dengan biaya rata-rata per tahun sebesar Rp. 150.330.183,38,-, dengan pendapatan sebesar Rp. 22.865.649,96,- per tahunnya. Diketahui nilai Net B/C sebesar 3,02, NPV sebesar Rp. 124.866.117,60,-, IRR sebesar 45,10% serta Payback Period selama 3 tahun 3 bulan 10 hari. Berdasarkan analisis sensitivitas, bila ada kenaikan biaya produksi (harga bahan baku) sebesar 15%, maka agroindustri penyulingan minyak nilam tetap layak untuk dikembangkan dengan nilai Net B/C sebesar 1,25, NPV sebesar Rp. 15.285.398,41,-, IRR sebesar 12,39% serta Payback Period selama 6 tahun 2 bulan 19 hari, bila ada penurunan harga jual minyak nilam sebesar 11%, agroindustri penyulingan minyak nilam masih layak untuk dijalankan dengan nilai Net B/C sebesar 1,12, NPV sebesar Rp. 7.471.816,-, IRR sebesar 9,58% serta Payback Period selama 6 tahun 8 bulan 26 hari, bila ada penurunan produksi sebesar 6% menghasilkan nilai Net B/C sebesar 1,98, NPV sebesar Rp. 60.832.862,57,-, sedangkan IRR sebesar 27,03% dengan Payback Period selama 4 tahun 4 bulan 27 hari sehingga agroindustri ini tetap layak untuk dijalankan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah: (1), Adanya peranan investor untuk menanamkan modal dan pemerintah dalam hal penyuluhan yang kontinyu baik dalam hal produksi maupun informasi seputar harga akan sangat membantu dalam mempertahankan keberlangsungan dan pengembangan serta peningkatan agroindustri penyulingan minyak nilam di daerah penelitian dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar, (2). Komoditas nilam ini merupakan komoditas yang perlu untuk terus dikembangkan. Dengan potensi nilam yang sangat besar, maka tidak semestinya setiap kendala dalam pengembangan komoditi ini mematikan potensi yang ada. Maka saya menyarankan bagi para peneliti selanjutnya agar mau membagi ilmu dan teori yang telah dipelajari untuk membantu mengembangkan komoditas ini, terutama dalam agroindustri minyak nilam dengan memberikan masukan-masukan dan informasi baru seputar fenomena nilam yang terjadi baik lokal maupun global.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/281/051204002
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 05 Nov 2012 11:21
Last Modified: 21 Oct 2021 06:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129078
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item