Persepsi Petani Tebu Dalam Memilih Varietas Bululawang (Studi Kasus Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo)

Ramadhani, Dian (2012) Persepsi Petani Tebu Dalam Memilih Varietas Bululawang (Studi Kasus Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebijakan peningkatan gula merupakan kebijakan strategis dalam penyediaan kebutuhan gula nasional. Peningkatan produktivitas dan rendemen tebu sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas gula hablur dan pendapatan usahatani, sehingga mampu merangsang petani untuk terus memproduksi tebu yang berkualitas. Budidaya tanaman tebu, varietas tebu unggul merupakan salah satu teknologi yang mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi secara signifikan. Oleh sebab itu perolehan teknologi ini menjadi dambaan para praktisi industri gula, karena biaya aplikasinya relatif murah. Masa produktivitas suatu varietas unggul antara 5 – 6 tahun, sehingga diperlukan dinamisasi (penyesuaian) varietas tebu unggul dalam kurun waktu tertentu. Salah satu varietas unggulan yang sering ditanam oleh petani saat ini adalah varietas Bululawang (BL). Padahal masih banyak varietas unggulan lain yang cocok dengan kondisi lahan khususnya di Kabupaten Probolinggo sebagai bibit tebu yang berkualitas. Hal ini dikarenakan kenyataan yang dirasakan oleh petani terhadap varietas Bululawang (BL) lebih bagus kondisi fisik tanaman dan tahan terhadap hama penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atribut-atribut yang dipertimbangkan oleh petani dalam memilih varietas tebu dan menganalisis sikap petani terhadap atribut varietas Bululawang (BL) di wilayah Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yaitu di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo yang terdiri dari empat belas desa. Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo dikarenakan lokasi tersebut cukup tersedia untuk mewakili lahan tebu yang menggunakan varietas Bululawang. Responden yang menjadi obyek penelitian ini ditentukan secara sengaja yaitu petani tebu di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo Responden yang diambil adalah petani tebu yang menanam varietas Bululawang. Nazir (2009), mengungkapkan populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan atau disebut sensus dimana populasi pada penelitian berjumlah 30 orang yang merupakan petani tebu yang menanam varietas bululawang di wilayah Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis Qochran Q Test dan analisis multiciri Fishbein. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan dengan kalimat secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sirat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran data yang diperoleh. Analisis Qochran Q Test digunakan untuk mengetahui atributatribut apa saja yang dipertimbangkan oleh petani dalam memilih varietas tebu, yang nantinya juga akan menjawab tujuan pertama dalam penelitian ini. Sedangkan analisis model sikap dan perilaku Fishbein digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan maksud perilaku untuk membeli terhadap seluruh atribut varietas tebu Bululawang (BL). Model sikap dan perilaku Fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap terbentuk dari komponen kepercayaan (beliefs) dan evaluasi (evaluation). Model dapat menjelaskan sikap terhadap perilaku (attitude toward behaviour) (Simamora, 2004). Hasil dari analisis Qochran Q Test menunjukkan bahwa untuk mendapatkan atribut yang dipertimbangkan, dilakukan pengujian menggunakan Cochran Q Test sebanyak 3 tahap Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan atribut yang dipertimbangkan secara sah, nilai Q hitung dari perhitungan data yang ada harus lebih kecil dari nilai Q Tabel dengan ketentuan tingkat signifikasi atau α = 0,05 dan derajat kebebasan atau df = Σ atribut yang diuji dikurangi 1. Dengan nilai Q hitung lebih kecil dari nilai Q Tabel, maka H0 diterima sehingga dapat diinterpretasikan bahwa keseluruhan atribut yang diuji sudah memiliki kemungkinan jawaban YA yang sama untuk tiap atribut. Atribut-atribut yang bertahan sampai pengujian ketiga adalah peka terhadap hama dan penyakit, informasi rendemen tebu lebih dari 7%, informasi sertifikasi varietas, informasi karakteristik tebu mengenai anakan tebu, informasi karakteristik tebu, mengenai tinggi batang, informasi masak tebu, informasi pola tanam tebu, informasi harga, informasi akar tebu, informasi mengenai kemurnian tebu dan produksi kuintal tebu tinggi. Dari hasil analisis fishbein menunjukkan bahwa pada varietas tebu bululawang distribusi responden terbanyak adalah pada kelompok sikap “netral” yaitu sebanyak 22 responden atau s besar 73,3% dari total responden, kemudian di ikuti dengan kelompok sikap “negatif” sebanyak 6 responden atau 66,7% dari total responden, sedangkan distribusi responden terkecil adalah pada kelompok sikap “positif” sebanyak 2 orang atau sebesar 20% dari total responden. Dapat disimpulkan bahwa petani lebih dominan bersikap netral pada produk varietas tebu bululawang. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diduga bahwa sikap petani terhadap varietas bululawang adalah netral, dikarenakan varietas bululawang masih terbilang jenis bibit atau varietas tebu yang masih tergolong baru sehingga pada kenyataannnya petani lebih cenderung bersikap netral terhadap jenis bibit atau varietas tebu tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran bahwa dengan mengetahui atribut-atribut yang dipertimbangkan oleh petani terhadap varietas bibit tebu, maka dapat dijadikan pengetahuan bagi ilmuwan budidaya tebu dan produsen bibit tebu bahwa atribut varietas menjadi penting sebagai karakteristik yang membedakan suatu varietas di bidang pertanian dengan varietas lainnya. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat mengetahui bahwa petani mempertimbangkan atribut-atribut tersebut dalam mengambil keputusan tentang pemilihan dan pembelian bibit tebu dan bagi petani tebu, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menanam bibit tebu dengan kualitas yang baik berdasarkan atribut varietas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/259/051203980
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Nov 2012 10:46
Last Modified: 21 Oct 2021 06:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129054
[thumbnail of skripsi_fix.pdf]
Preview
Text
skripsi_fix.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item