Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dan Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Melalui Program Lumbung Pangan Desa (Studi Kasus Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Mal

IndriatiErista (2012) Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dan Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Melalui Program Lumbung Pangan Desa (Studi Kasus Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Mal. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian di suatu negara harus tercerminkan oleh kemampuan negara tersebut dalam swasembada pangan, atau paling tidak ketahanan pangan. Di Indonesia, ketahanan pangan merupakan salah satu masalah yang sangat penting, bukan saja dilihat dari nilai-nilai ekonomi dan sosial, tetapi masalah ini mengandung konsekuensi politik yang sangat besar. (Nadh, 2012). Ketahanan pangan menurut Organisasi Pangan Dunia atau FAO (1996) dan UU RI No 7 tahun 1996, yang mengadopsi definisi dari FAO menyebutkan ada empat komponen yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu; (1) kecukupan ketersediaan pangan, (2) stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, (3) aksesibilitas/keterjangkauan terhadap pangan, dan (4) kualitas/keamanan pangan. Ini berarti ketersediaan atau stock pangan yang aman menjadi salah satu komponen dalam mewujudkan ketahanan pangan itu. Di sektor pertanian saat ini perubahan iklim merupakan ancaman yang berdampak pada ketahanan pangan. Untuk itu perlu ditingkatkan ketahanan pangan mulai tingkat internasional, nasional, kabupaten, kecamatan, desa, hingga rumah tangga. Untuk mewujudkan hal tersebut peran petani sangat penting dan harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah. Dibutuhkan pendamping petani yaitu penyuluh pertanian lapangan agar petani memiliki wawasan yang luas tentang pertanian sehingga termotivasi untuk meningkatkan hasil produksi, mengingat Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan kekayaan sumber daya alamnya terutama di sektor pertanian ditunjang penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani yang mengandalkan pertanian sebagai tumpuan kehidupan bagi sebagian besar penduduknya tetapi masih menjadi pengimpor pangan yang cukup besar. Hal tersebut merupakan salah satu hambatan dalam pembangunan dan menjadi tantangan yang lebih besar dalam mewujudkan kemandirian pangan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan langkah kerja yang serius untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan yang pada akhirnya menjamin peningkatan perekonomian dan kesejahteraan petani. Pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan Nasional berupaya untuk meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan. Salah satunya melalui Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) di tingkat Kabupaten. Kabupaten Malang mengeluarkan Program Lumbung Pangan Desa dan diaplikasikan di Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Kendala yang ada di tempat penelitian adalah penurunan keaktifan jumlah anggota kelompok, kurangnya pendampingan dalam penulisan administrasi, kurangnya pelatihan permberdayaan petani, kesadaran dalam berorganisasi yang masih rendah, masih rendahnya pendapatan petani, dan kurangnya penguatan pendistribusian pangan di masyarakat sekitar melalui 8 lumbung pangan yang dikelola serta modal yang masih rendah. Oleh karena itu, adanya Program Lumbung Pangan Desa tersebut diupayakan untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga, peningkatan pendapatan, pemberian bantuan modal dengan suku bunga rendah dan pengembangan kelembagaan petani. Dalam penelitian ini akan dikaji, sejauh mana ketahanan pangan rumah tangga dan peningkatan pendapatan usahatani padi melalui Program Lumbung Pangan Desa di Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan ketahanan pangan rumah tangga menyangkut komponen ketersediaan pangan, stablitas pangan, aksesibilitas/keterjangkauan pangan, dan kualitas/keamanan pangan setelah ada Program Lumbung Pangan Desa di Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang dan 2) Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi sebelum dan sesudah Program Lumbung Pangan Desa di Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Seng reng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan melalui analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis yang digunakan untuk memenuhi tujuan kedua adalah analisis pendapatan usahatani padi. Hasil penelitian di Kelompok Tani “Tani Rasa” Desa Senggreng Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang mampu berperan dalam mengelola kondisi ketahanan pangan rumah tangga menyangkut empat komponen yaitu ketersediaan pangan, meliputi ketersediaan di lahan pertanian hingga ketersediaan pangan untuk seluruh anggota rumah tangga hingga waktu musim tanam berikutnya dengan jarak tanam 4 bulan serta peningkatan panen padi dengan budidaya yang jauh lebih baik dan juga mampu menyimpan atau menjual sebagian hasil panen di lumbung pangan. Stablitas pangan, dalam menjaga ketahanan pangan rumah tangga yang dilakukan adalah menjual sebagaian hasil panen dan menyimpannya untuk kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dengan frekuensi makan tiga kali dalam sehari dari pemanfaatan pekarangan rumah yang ditanami berbagai macam tanaman. Aksesibilitas/keterjangkauan pangan, dengan tetap menjaga dan merawat lahan pertanian yang dimiliki sendiri maupun hanya menggarap lahan milik orang lain dengan baik agar dapat membudidayakan padi yang merupakan makanan pokok. Kualitas/keamanan pangan, berbagai jenis olahan makanan yang dikonsumsi berupa adanya pengeluaran untuk lauk-pauk berupa protein hewani dan nabati yang memiliki kandungan gizi tinggi dan dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan hasil penelitian pendapatan petani sebelum dan sesudah berdasarkan analisis pendapatan pada usahatani padi sebelum Program Lumbung Pangan Desa didapatkan biaya total sebesar Rp. 769.659,00, dengan penerimaan Rp. 6.864.666,00 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 6.095.350,00. Sedangkan usahatani padi setelah Program Lumbung Pangan Desa didapatkan biaya total sebesar Rp. 864.215,00, dengan penerimaan Rp. 11.453.166,00 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 10.588.950,00. Dari analisis pendapatan terdapat perbedaan, dimana rata-rata pendapatan usahatani padi sesudah lebih besar daripada sebelum Program Lumbung Pangan Desa. Saran untuk penelitian ini yaitu : 1) Perlu adanya sosialisasi lagi secara berkelanjutan dan berkesinambungan terhadap Program Lumbung Pangan Desa kepada masyarakat sekitar untuk lebih giat dalam pengembangannya karena memiliki banyak manfaat untuk masa depan khususnya di bidang pertanian dan ketahanan pangan rumah tangga, 2) Perlu adanya penambahan kegiatan-kegiatan yang mendukung Program Lumbung Pangan Desa di masyarakat agar dapat berkembang dan dikelola terus-menerus serta dapat menjadi tempat penyimpanan atau cadangan pangan khususnya masyarakat desa tersebut, dan 3) Perlu adanya motivasi untuk petani agar dapat mengelola lumbung pangan yang dimiliki dengan baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/196/051202982
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 10 Sep 2012 15:39
Last Modified: 21 Oct 2021 06:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128989
[thumbnail of RINGKASAN_ERISTA_INDRIATI_0810443013_.pdf]
Preview
Text
RINGKASAN_ERISTA_INDRIATI_0810443013_.pdf

Download (7MB) | Preview
[thumbnail of SKRIPSI_ERISTA_INDRIATI_0810443013_.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_ERISTA_INDRIATI_0810443013_.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item